Semakin hari Alvian menurutku berubah, kalo boleh jujur sebenarnya aku suka Alvian seperti sekarang, dia menjadi perhatian denganku.
Aku melajukan langkah kakiku menuju ke sekolah setelah turun dari angkot yang jaraknya 150 meter dari gerbang sekolah, melintasi jalanan basah, dan sisa-sisa dedaunan basah yang gugur berserakan diatas jalan.
Terdengar suara hentakan kaki yang seperti berlari dari arah belakangku dan berusaha untuk menyamai kecepatanku berjalan.
"Hei aku Alvian" serontak pemuda itu sudah ada disampingku tersenyum.
"Ehh! hehehehe" aku tersenyum padanya, dia adalah Alvian.
"Pagi nonaaa, nona cantik mau kemana?
"Kamu lihat aku bawa tas dan pakai seragam ini, menurutmu mau kemana?" Tanyaku sambil tertawa, pertanyaannya sangat konyol bagiku.
"Aku tebak kamu mau berangkat sekolah"
"Nahh itu tau hehehe"
"Oke kuantar kekelas" kata Alvian
"Eh gausah vian"
"Gak apa, untuk memastikan kalau kamu selamat sampai dikelas, gimana? Gapapa kan?"
"Terserahmu lah! Hahaha" kataku sambil tertawa Alvian juga tertawa.
"Angel kamu cantik"
"Ehh?" aku kaget dan tidak percaya bahwa Alvian akan mengatakan seperti itu "Makasih" kataku sambil tersenyum.
"Iya sama-sama"
Setelah sampai dikelasku, Alvian langsung pamit kepadaku untuk kembali kekelasnya. "Terimakasih Alviann" kataku.
Dilihati oleh semua teman-temanku bahwa aku diantar oleh badboy kelas kakap itu aku tidak merasa malu, bahkan aku merasa bangga, karena ada dia yang melindungiku.
Bagaimana dengan Silvia, Clarissa, dan Viona? Tidak perlu tau bagaimana responnya terhadapku yang diantar oleh Alvian.
Ini adalah jam pertama, jam pertamaku diisi oleh Ibu Wati, beliau adalah Guru Bahasa Indonesia yang tua dan baik, semua siswa menyukainya karena beliau tidak pernah marah, tetapi humoris. Sampai-sampai terdengar suara ketukan pintu
Tokk...tokk...tokk....
"Permisi bu" kata pemuda itu dengan sopan"Iya? Ada perlu apa?" Kata guruku Bu Wati menanyakan ada perlu apa pemuda itu, tak lama kemudian Bu Wati memanggilku, katanya pemuda itu ingin bertemu denganku, lantas aku segera keluar, untuk mencari tahu siapa yang memanggilku.
Aku kaget, benar-benar kaget pemuda itu adalah Alvian, ia datang ke kelasku.
"Ini buat kamu" kata Alvian menyodorkan sebuah teh kepadaku.
"Ambil aja, biar nanti kamu gak kehausan saat pelajaran" lanjut Alvian
"Makasi Vian" kataku senyum sambil melihat matanya
"Yasudah, aku balik kekelas dulu" lalu ia pergi menuju kelasnya
"Makasii yaaa vian" kataku agak keras berharap ia mendengarnya.
Aku kembali masuk kedalam kelas dan mulai mengikuti pelajaran lagi, Silvia melihatku seperti berbeda saat ini, mungkin baginya aku aneh, aku yang pernah bilang bahwa aku membenci Alvian sekarang jadi luluh begini.
"Dulu benci sekarang cinta" sindir silvia kepadaku
"Apaansih, hehehehe"
"Iya dia baik ngell, gak selamanya kan badboy itu akan nakal"
"Iya hehehe" kataku sambil meminum teh yang diberikan Alvian kepadaku tadi dan kemudian aku kembali menyimak pelajaraan Bu Wati.
Jam pelajaran Bu Wati sudah selesai, hari ini pelajaran dicukupkan, karena para Guru ada rapat, siswa diperbolehkan untuk pulang lebih awal dan seluruh siswa bersorak kegirangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Badboys Alvian
Teen Fiction"Aku belum mengenal Alvian sepenuhnya, Laki-laki itu sangat misterius bagiku, aku rasa aku sudah mulai jatuh hati padanya, tapi mungkin ia tidak menghiraukannya". Angel yang merupakan siswi pindahan dari SMA Negeri yang berada di Surabaya kini harus...