Pergi Sekolah

1.4K 42 0
                                    

Bunyi alarm jam yang berisik serontak membangunkanku, kulirik jam yang berada tepat diatas meja kecil itu ternyata sudah pukul 06.30 aku terkesiap "Sial kesiangan! Padahal ini adalah hari pertamaku sekolah! Aku gak boleh telat!" Serontak aku langsung loncat dari tempat tidurku, dan segera mandi lalu bersiap-siap.

Pikiranku dipenuhi dengan kata-kata bahwa hari ini aku tidak boleh telat, karena ini adalah hari pertamaku sekolah disekolah baruku, sebagai siswi pindahan yang baru tentunya aku tidak ingin melanggar aturan, terlebih lagi itu hari pertamaku sekolah dan aku masih menyandang predikat sebagai siswi baru disekolah itu.

Jam sudah menunjukkan pukul 07.00, berarti aku hanya memiliki waktu 15 menit lagi sebelum benar-benar akhirnya gerbang sekolah ditutup, aku langsung turun kebawah mendapati Ibu yang sedang membuatkanku sarapan. "Bu, jalan dulu" kataku tergesa-gesa, karena sudah panik saat melihat jam mungil ditanganku "Siall! 15 menit lagi!"

"Ehh! Angel, sarapan dulu!" Kata ibu menyuruhku untuk sarapan terlebih dahulu.

"Udah gak ada waktu bu! Angel lagi buru-buru" kataku sambil berlalu meninggalkan rumah lalu naik kedalam angkot yang siap mengantarkanku kesekolah.

-ooo-

Setelah turun dari angkot, aku langsung berlari menuju sekolah.

DEG!!

"Ahh! ini hari pertamaku sekolah, dan aku telat? Sialan!" Kata-kata itu keluar dari bibirku sembari melihat gerbang sekolah yang sudah ditutup oleh penjaganya. Aku benar-benar kecewa pada diriku sendiri, karena ini pertama kalinya aku telat sekolah, padahal sebelum-sebelumnya saat sekolah di Surabaya aku tidak pernah telat.

"Telat?" bisik seseorang yang tepat berada disampingku, orang itu berpostur tegap, tinggi, baju seragamnya dibiarkan terurai keluar, jika guru melihatnya pasti ia akan dimarahi karena seragamnya tidak dimasukan kedalam celana.

"Iyaa" jawabku

"Siapa namamu?"

"Angel" jawabku tersenyum sedikit

"Ohh..Tenang aja, palingan nanti cuma disuruh bersihin toilet" sahut kembali laki-laki itu.

Aku hanya terdiam, mendengarkan ucapannya sambil memainkan jari-jari tanganku.

Tak lama kemudian, datang seorang guru yang terlihat tua dengan pandangan yang tajam dan galak, rasanya itu adalah guru BK, menyuruh kami berdua untuk berbaris didepan gerbang sekolah, karena saat itu hanya kami berdua sajalah yang telat.

Dengan pandangan yang tidak respect guru tersebut menanyakan alasan kami berdua mengapa bisa telat.

"Kenapa telat? Gak punya jam dirumah?" Tanya guru tersebut kepadaku, aku hanya tertunduk diam dan tidak menjawab, karena alasan takut tambah dimarahi lagi jika aku menjawabnya. Lain dengan laki-laki yang sempat berbasa-basi sedikit denganku tadi, ia terlihat tenang seperti tidak ada yang ia takutkan.

"Alvian! Kamu lagi, kamu lagi! Sudah berapa kali ibu peringatkan? Kenapa bisa telat lagi?"

Ohh jadi namanya Alvian, kataku berbisik dalam hati, aku memang tidak menanyakannya langsung tadi kepadanya karena malu dan tentunya gengsi.

"Tidak ada kata telat dalam menuntut ilmu, ibu harus tau itu" jawab Alvian dengan senyum tenangnya.

"Kamu berani melawan Ibu Alvian??" Bentak guru itu dengan nada yang tinggi.

"Tidak bu, saya hanya menjawab saja" sahut Alvian lagi dengan tenangnya.

"Kalian berdua, bersihkan toilet sekarang!!" Bentak guru tersebut kepada kami sembari meninggalkan kami dengan pandangannya yang sangat tidak enak dipandang.

Didalam perjalanan menuju toilet, Alvian berkata kepadaku "Kamu kembali ke kelas aja!"

"Taa...taapi kan.."

"Udah, ke kelas aja!"

Tatapan tajam dari Alvian membuatku luluh dengan perintahnya, dengan tidak berbicara apa-apa lagi, aku lantas menuju ke kelas dengan menaruh perasaan yang tidak enak kepada Alvian karena tidak membantunya membereskan hukuman yang seharusnya kami terima berdua.

-ooo-

Tok!Tok!Tok! "Permisi pak" kataku sambil memasuki kelas baruku, aku ditempatkan dikelas XI IPA yang jika dilihat dari pandangan anak-anak didalamnya semua terfokus pada satu titik yaitu papan tulis, begitu sunyi, dikelas ini khusus ditempatkan hanya orang-orang yang memiliki prestasi.

"Silahkan masuk" sahut laki-laki tua yang didalam kelas tersebut, namanya pak Jaya.

"Maaf pak saya telat" kataku agak menunduk, karena takut akan dimarahi.

"Oh iya, kamu siswi baru dikelas ini?"

"Iya pak"

"Perkenalkan dirimu"

Aku langsung berdiri didepan kelas dan langsung memperkenalkan namaku.

"Nama saya Angela, nama panggilan saya Angel, sebelumnya saya adalah siswi pindahan dari salah satu sekolah negeri yang berada di Surabaya, saya pindah ke Jogja karena ikut ayah saya yang dipindahkan bertugas" kataku lalu tersenyum.

"Ini gak boleh dilepasin, harus disikat nihh cewek! Cantikk! Hahaha" kata seorang laki-laki yang duduk dipojokan kelas. "Lah kalo yang model begini sih buat aku mah!" Aku hanya tersenyum mendengarnya.

"Ngimpiiii!!!!" Teriak salah satu siswa di belakang yang membuat suasana kelas pecah tertawa termasuk aku juga tertawa"

"Sssttt! Udah! Udah! Silahkan duduk" kata pak jaya menyuruhku untuk duduk dan menenangkan seisi kelas yang pecah.

"Terimakasih pak" Aku merasa kelas ini tidak terlalu kaku juga, menurutku lumayan seru.

"Minggir sana, biar dia yang duduk disini"

"Disini aja duduknya"

"Hehe iya terimakasih" sahutku, aku tidak ingin duduk bersama laki-laki, yang kuketahui jika aku duduk dengan laki-laki yang ada hanya akan menggangguku.

"Disini aja" kata seorang perempuan yang belum kuketahui namanya.

"Makasih" kataku dengan senyum.

"Aku Silvia" katanya memperkenalkan dirinya lalu mengangkat tangannya bersalaman denganku dan aku pun melakukan hal yang sama dilakukan oleh Silvia.

Baru mengenalnya, aku tahu banyak hal tentang dirinya, sekolah, dan tentunya laki-laki yang katanya paling nakal disekolah ini.

"Siapa?" Kutanya, kutanya karena penasaran siapa laki-laki yang paling nakal tersebut.

"Alvian"

Silvia mengatakan bahwa Alvian merupakan cowok basket yang senang membuat kekacauan disekolah, membuat masalah bersama rekan-rekannya satu komplotan bersamanya, dan salah satu orang yang paling akrab dengan yang namanya guru BK karena kelakuannya yang membuatnya harus berurusan terus menerus dengan yang namanya guru BK.

Jujur, setelah mendengar itu aku menjadi takut, dan aku harus berhati-hati dengannya mulai sekarang.

-ooo-

My Badboys AlvianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang