8

101 28 8
                                    


Aku memutar-mutar ponsel. Menghentikannya. Lalu melihat layar ponsel—terpampang sebuah roomchat antara aku dan Kak Taehyung.

Seharusnya, aku berterimakasih pada Jimin. Karenanya, aku memiliki akun line Kak Taehyung. Tapi sungguh, itu sama sekali tidak ada gunanya. Karena aku belum pernah sekalipun mengirimkan pesan padanya.

Chat tidak ya? Kalau nanti tidak dibalas bagaimana? Yah, tidak ada salahnya kan mencoba.

kak?

Oke. Sekarang tinggal nunggu balasan. Itu pun kalau dibalas, sih.

Aku melihat jam. Sudah menunjukkan pukul sebelas. Dasar karet. Seharusnya, mereka--Jasmine, Sena, Clara--sudah sampai sini sejak jam sepuluh tadi. Kami memang sudah berniat untuk berkumpul di rumahku. Untuk mengerjakan tugas kelompok.

Aku keluar kamar. Sepi sekali. Sepertinya, Jimin belum pulang dari semalam. Entahlah dia ke mana. Mama juga masih tidur sepertinya.

"Bi?" aku memanggil.

"Iya?" Bibi datang dari arah dapur.

"Bi, bikin apa gitu kek camilan buat temen-temenku."

"Iya, itu lagi bibi bikinkan brownies."

"Wah, makasih ya, Bi."

"Temennya Kak Jimin juga mau ke sini, dek. Jadi sekalian."

Aku mengangguk.

"Yasudah, bibi ke dapur dulu, ya."

Eh bentar. Tadi bibi bilang teman Jimin? Kak Taehyung dong! Tapi belum tentu juga, sih. Teman Jimin kan tidak hanya Kak Taehyung.

Line!

Jangan-jangan Kak Taehyung, nih.

Tapi harapanku pupus ketika melihat nama Sena muncul di notifikasi. Sial, kupikir Kak Taehyung.

Sena: maaf ngaret, bor. Macet. Mana si Jasmine baru mandi. Parah. Sepuluh menit lagi sampai, kok.

Aku kemudian memerhatikan foto profil line Kak Taehyung. Serius, foto profilnya tampan sekali. Sungguh, aku tidak bohong. Baiklah, akan aku tunjukkan fotonya pada kalian.

Bagaimana? Tampan, kan? LOH? KOK GANTI FOTO? Padahal baru saja aku ingin screenshoot foto profilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagaimana? Tampan, kan? LOH? KOK GANTI FOTO? Padahal baru saja aku ingin screenshoot foto profilnya. Yah, kau tahu sendiri kan kalau foto profil line itu tidak bisa disimpan. Foto profilnya yang sekarang lebih jelek.

Bukannya aku menganggap bahwa Kak Taehyung itu jelek, lho. Dia tetap tampan, kok. Hanya saja, orang yang di sebelahnya itu mengganggu sekali.

 Hanya saja, orang yang di sebelahnya itu mengganggu sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tuh kan, mengganggu sekali. Terlebih lagi, porsi wajahnya itu mengambil seluruh tempat. Ngomong-ngomong soal foto profil, orang yang mengganti foto profilnya pasti sudah membuka line dan—

Aku mengecek roomchat antara aku dengan Kak Taehyung. Sudah dibaca! Satu menit. Dua menit. Lima menit. Masih tidak dibaca. Sial. Duh, mau ditaruh di mana wajahku nanti saat aku bertemu dengan Kak Taehyung?

Maaf kak, salkir.

Read.

Setidaknya itu lebih baik. Dan tidak terlalu memalukan-memalukan amat. Tapi tetap saja.

***

Biasanya, jika bekerja kelompok dengan mereka—Clara, Jasmine, dan Sena—tugas yang harusnya dikerjakan, justru tak terurus. Tapi kali ini berbeda, semuanya sudah selesai dalam satu jam. Dan kami kini sedang bersantai sembari menikmati kuo brownies yang dibikinkan oleh bibi.

Yah, mengingat tugas itu akan dikumpulkan besok, menjadi sangat wajar bila kami hari ini menjadi anak yang rajin.

"Guys, masa ya tadi gue ngechat Kak Taehyung di-read doang."

"Hah? Emang lo ngechat apa?" tanya Sena.

Jasmine tiba-tiba mengambil ponselku yang terletak di meja belajar. Aku membiarkannya. Toh, paling dia hanya ingin membuka isi chat aku dengan Kak Taehyung.

"Maaf kak, salkir. HAHAHA. Bisa aja ngelesnya mba," komentar Jasmine yang kuduga telah membuka isi chat antara aku dan Kak Taehyung.

"Gue mau keluar ah." Clara bangkit dari duduknya. "Modusin Jimin. Bye."

Belum sempat aku memprotes, Clara sudah menutup pintu kamar.

"Cara lo basi banget sih Ra, sumpah." Sena berkomentar. "Sok-sokan bilang salkir lagi."

Aku memutar bola mata. "Tahu deh, yang baru jadian sama cowok seangkatan paling hits."

"HAHAHAHA," Sena tertawa. Kau tahu, tertawanya itu seperti peran antagonis dalam sebuah film ketika ia berhasil mengalahkan tokoh protagonis.

Kalian ingin tahu siapa cowok seangkatan paling hits? Wonwoo. Seandainya saja tidak ada Kak Taehyung di dunia ini, sepertinya aku akan menyukai Wonwoo.

"Kok bisa-bisanya sih cowok kayak Wonwoo mau pacaran sama lo? Pakai jampi-jampi apa lo?"

"Yaelah. Emang dasarnya gue cantik sih jadi Wonwoo langsung kepincut."

"NAJIS." Aku dan Jasmine melempar bantal ke arah Sena bersamaan. Saling pandang, lalu tertawa. Suara tawa kami langsung hilang begitu ada seseorang membuka pintu.

LAH LAH? NGAPAIN DIA ADA DI SINI? SEJAK KAPAN DIA DI SINI?

Halo guys

bosenin ga sih ffnya? huhu krisar dongss

Ra's Guardian [Kim Taehyung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang