12

75 19 4
                                    

"Kenapa Kak Taehyung nyuruh aku jadian sama Kak Taeyong?" tanyaku pada Clara ketika kami sedang minum-minum santai di pinggir lapangan setelah lelah berolahraga. Iya, kami hanya berdua saja. Jasmine dan Sena entah pergi ke mana. Mereka mungkin di kantin.

"Karena lo cocok sama Kak Taeyong!" jawab Clara. Ia meneguk minumnya kembali, "Yaudah sih, lihat aja yang pasti daripada yang nggak pasti.

"Clar, ngaca deh. Lo juga gitu. Ten dari jaman kapan ngejar lo juga nggak lo gubris. Malah ngejar abang gue lo."

Clara memutar bola mata.

"Eh, baru juga diomongin," kataku ketika melihat Jimin baru saja turun dari tangga, kemudian berjalan menuju ke arah kami berdua.

Clara mendelik, "Kak Taeyong?"

Aku menggeleng.

"Kak Taehyung?"

Aku menggeleng lagi.

"Terus? Ten?"

Aku menggeleng lagi, "Ya ampun kenapa kita jadi kayak tebak-tebakan gini sih. Salah semua. Abang gue noh."

Clara makin membelalakkan matanya. Lalu disusul dengan sikap salah tingkahnya yang menurutku sangat tidak penting, "Anjir gue buluk banget lagi masih keringetan gini." Clara kemudian mengambil sapu tangan dari saku celananya, lalu mengusap-usapkan ke wajahnya.

***

Baru tiga hari terhitung sejak Jimin kerja kelompok yang ujung-ujungnya aku disuruh pulang mengendarai motor sendiri. Kali ini, kejadiannya juga sama. Baru saja Jimin memberikan kunci motor padaku.

Kau tahu apa? Dia bukan hanya memberikan kunci motor aja. Tapi juga menyapa Clara yang saat ini sedang berteriak-teriak sampai membuat kupingku sakit. Beberapa detik setelah Jimin pergi, Clara langsung berteriak seperti orang kesurupan.

Alay.

Eh tapi aku juga sepertinya akan begitu kalau disapa dan disenyumin Kak Taehyung.

Aku terlalu berharap. Di ekstrakulikuler aja dia seperti orang tidak kenal. Tapi, kadang dia baik sekali. Seperti waktu itu, saat kami baru saja selesai latihan paduan suara. Aneh, memang. Aku juga tidak mengerti kenapa dia seperti itu.

"YA AMPUN RA, GUE BARU AJA DISENYUMIN KAK JIMIN, RA!" teriak Clara di samping telingaku. Refleks, aku mengusap-usap telinga. Kemudian menjauhkan kepala Clara dari telingaku.

"Sakit kuping gue ih."

"COWOK LO, RA!"

"Bacot."

"KAK TAEHYUNGGG!"

Mendengar Clara mengumandangkan namanya, aku segera menoleh. Mencari sosok Kak Taehyung di antara kerumunan siswa kelas sebelas yang baru saja turun dari tangga. Aku tidak menemukannya. Aku berusaha untuk melihat lebih cermat lagi, tapi tidak ada.

Aku berhenti mencari ketika mendengar suara terkikik yang sumbernya tak lain adalah Clara. "Bangke lo," aku mendorong pundaknya.

***

Sepertinya hari ini adalah hari paling sial. Sudah tidak bertemu Kak Taehyung di sekolah, harus pulang mengendarai motor sendiri, motor yang dikendarai bannya bocor pula. Lagian siapa juga sih yang dengan seenak jidatnya menaruh paku di tengah jalan?

Seandainya ini sepeda, mungkin aku tidak keberatan menuntunnya. Untung saja, bengkel dengan kejadian bocornya ban tidak terlalu jauh. Sekitar tiga ratus meter mungkin? Dekat sih. Tapi tetap saja. Soalnya tadi aku ada pelajaran olahraga.

Ingin rasanya pulang sekolah langsung mandi lalu tidur. Tapi kenyataan sering berkata lain, aku justru harus mendorong motor.

Biasanya, dalam drama korea yang aku tonton dan dari cerita yang aku baca di wattpad, akan datang penyelamat. Dan ternyata, si penyelamat adalah tokoh yang ditaksir oleh si karakter cewek.

Ha.

Sepertinya aku terlalu banyak berkhayal. Mana mungkin tiba-tiba Kak Taehyung datang, lalu menawarkan diri untuk membantu. Itu adalah kemustahilan.

Aku terlalu banyak mengharap sampai-sampai berhalusinasi bahwa ada motor yang bergerak menuju kemari...

Lalu motor itu berhenti di depanku. Orang yang mengendarainya memakai helm fullface warna merah sampai aku tak bisa melihat wajahnya. Persis dengan helm Kak Taehyung. Lalu, platnya juga sama.

EH?

Jangan-jangan memang benar kalau itu Kak Taehyung! Mimpi apa aku semalam? Kalau begini sih namanya rejeki nomplok. Bukan hari sial.

Aku sampai berhenti mendorong motor untuk sejenak mengusap-usap mata. Takut-takut kalau ternyata dugaanku benar--itu hanya halusinasi semata. Tapi faktanya, pengendara motor itu tak menghilang dari pandanganku setelah aku mengusap.

"Lo segitu nggak percayanya ada gue di sini, Ra?" ucap suara di balik helm. Suaranya kayak kenal.

TBC

gimana guys? Makin gajelas yaaa?:(((

TAPI BENTAR LAGI KETAHUAN KOK GUARDIANNYA RA ITU SIAPA

HAYO TAEYONG APA TAEHYUNG?

MAKASIH YA YANG UDAH BACAAA AKU SAYANG KALIAAANN

Ra's Guardian [Kim Taehyung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang