19

61 10 2
                                    

Aku bingung, mereka bukannya menjawab tapi justru saling bertatap-tatapan. Heran.

"Ehm," Kak Taeyong berdeham. "Jadi lo masih nggak sadar, Ra?"

Aku jadi makin bingung.

"Yang punya kalung ini adalah ... orang yang diam-diam ngasih minum pas lo dihukum lari-lari di lapangan. Orang yang rela kehujanan demi lo, orang yang rela nungguin di depan rumah lo panas-panasan, orang yang diem-diem merhatiin lo dari jauh tapi lo nggak sadar." Jelas Kak Taeyong.

"Orang yang udah bertahun-tahun nyariin lo, Ra." Tambah Kak Bobby.

HAH?

Jadi selama ini?

Tunggu! Ini aku tidak sedang mimpi, kan?

"Orang itu adalah gue," kata Kak Bobby lagi.

"HAHHH?" refleksku.

Kok Kak Bobby sih?

"HAHAHAHA, gue bercanda woi." ucapnya kemudian.

Jadi, waktu itu beneran Kak Taehyung kehujanan gara-gara aku? Terus, dia yang ngasih minum waktu itu? Bukan Kak Taeyong? Jadi selama ini aku salah paham? Aku kira semua itu kebaikan Kak Taeyong ....

Aku tidak tahu bagaimana cara mendekskripsikan perasaanku sekarang. Semuanya terlalu bercampur aduk. Bahagia, terharu, kaget bercampur jadi satu.

Seandainya di sini ada Kak Taehyung, mungkin aku sudah memeluknya.

"Lo tahu nggak sih kalau dia bahkan relain lo sama gue asalkan lo bahagia. Padahal mah apa, gue suka sama lo aja kagak." ungkap Kak Taeyong.

"LOHHHH? Lo nggak suka sama Raina?" Kali ini bukan cuma aku yang kaget. Tapi Kak Bobby juga.

Terus selama ini kebaikan dia itu artinya apa? Kalau bukan suka? Untung saja aku belum memutuskan move on dari Kak Taehyung. Kalau sudah, aku pasti menyesal setengah mati.

"Ya awalnya gue pikir gue suka sama lo, Ra. Tapi kayaknya itu cuma perasaan sesaat doang deh, soalnya sekarang gue juga udah biasa aja?!"

Lah.

"Udah ah, gue sama Bobby udah jelasin semuanya. Sekarang terserah giliran lo mau gimana sama si Taehyung." Bobby sedikit mendongak, sepertinya ia memandang seseorang di belakangku. "Nah, kebetulan noh ada si Taehyung."

HAH?

Baru dengar namanya saja jantungku sudah tidak karuan. Ini bagaimana? Aku harus apa? Sebaiknya aku kabur saja dari sini. Duh, belum apa-apa saja tanganku sudah dingin.

"Kak, gue ke kelas dulu aja dah," aku bangkit dari duduk. Berniat untuk pergi. Tapi sayang, Kak Bobby sudah keburu menggenggam tanganku. Mencegahku kabur. Sialan memang. Dengan terpaksa, aku jadi duduk lagi.

Ini aku bingung mau ngomong apa sama Kak Taehyung.

Lupakan saja kalau tadi aku bilang  bahwa aku akan memeluknya. Boro-boro meluk, ketemu aja udah jantungan.

Aku berusaha melepaskan genggaman tangan dari Kak Bobby. Tapi percuma, tenaganya jauh lebih kuat dari tenagaku.  Jadi aku tidak bisa melepaskannya.

"Tae, sini!" panggil Kak Taeyong.

Sialan.

Ini gimanaaa?

Aku panik setengah mati.

Fakta bahwa Kak Taehyung juga menyukaiku membuatku semakin tidak karuan.

"Raina mau ngomong sesuatu." tambah Kak Bobby.

Lah siapa juga yang bilang mau ngomong sesuatu? Nggak ada. Ini orang mengada-ada aja deh kerjanya.

"Kak, ini tangan gue sakit sumpah," Bisikku pada Kak Bobby.

"Bodo amat. Gue geregetan sama kalian berdua. Mumpung ada orangnya, buruan ngomong gih," kata Kak Bobby.

Kini Kak Taehyung sudah berada di sampingku. Iya, dia di sampingku. Padahal masih ada tempat kosong di sebelah Kak Taeyong tapi dia memilih untuk duduk di sampingku. Dan berhasil membuat jantungku makin tidak karuan.

Sekarang Kak Bobby sudah melepaskan genggaman tangannya. Karena ia sudah yakin bahwa aku tidak akan kabur.

"Ada apaan?"

"Ini si Raina mau ngomong katanya," jawab Kak Taeyong.

HAHHH

Aku harus ngomong apa cobaaa?

TBC

CHAPTER DEPAN TAMAT GUYSSS HEHE

Ra's Guardian [Kim Taehyung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang