#9

1.7K 103 0
                                    

           

*** 

"...Jadi tugas kelompok dikumpulkan minggu depan anak-anak."

Kelas sudah hampir usai.

Tapi, Quinn masih tidak juga tersadar dari lamunannya.

Sesekali ia tersenyum. Mengingat betapa manisnya senyuman Devian.

Sena menatap anak gadis itu dengan tatapan aneh. Menggerak-gerakkan tangannya dihadapan wajah Quinn. Yang tidak juga menyadarkannya dari lamunan.

"Quinnyyy!" teriak Sena.

Quinn tersentak.

Ia menjitak kepala Sena yang baru saja teriak tepat disamping telinganya.

"Bacot banget lu ya emang," umpat Quinn kesal.

Sena terkekeh. "Lagian bengong mulu. Ntar mati lu."

"Bodo," balas Quinn asal.

"Nih tugas Bu Gweny. Minggu depan dikumpulin."

Quinn menatap malas lembaran kertas kosong yang harus diisi dengan tugas kampus. ia mendesah panjang. Lalu, menyenderkan dagunya diatas meja.

"Jangan males. Ayo!" Sena beranjak diri.

"Kemana?"

"Kantin. Gue laper."

"Lah, gue kirain ngerjain tugas, kecoa terbang!"

-

"Abang, somaynya ya," ujar Quinn yang masih memesan somay kesukaannya.

"Nih, Neng."

"Lah, dikit amat."

"Ya kan seporsi emang segitu, Neng."

"Saya mau dua porsi. Terus somaynya yang banyak, sambelnya jangan lupa. Oh iya, sama bumbunya banyakin ya, Bang. Udah gitu jangan pake pare, hidup saya udah pahit soalnya."

Mendengar pesanan Quinn barusan, Sena hanya menggelengkan kepala.

"Buset. Yang laper perasaan gue, Quinn. Kenapa jadi lu yang banyak makan," celetuk Sena yang hanya dibalas dengan kekehan Quinn.

"Quinnn! Sini." Vania melambai dari kejauhan.

Quinn menyambut dengan senyuman. Melangkahkan kakinya pada meja nomer lima tempat Vania berada.

"Hei," sapa Vania.

"Hey, Van."

"Hey, Pan."

"Van, Sena. Bukan Pan."

"Ya gue cadel V. Maklum aja ya."

Vania tertawa. Quinn menggelengkan kepala.

"Devian cerita semalem, dia abis ketemu lo. Are you oke?," tanya Vania dengan sedikit khawatir.

"I'm oke. Thanks for that."

Sena yang baru menenggak segelas air langsung tersedak. "Hah? Lo kenapa, Quinn? Lo jatoh? Dirampok? Apa? Bilang sama gue."

Quinn melemparkan lirikan tajamnya ke arah Sena. "Jangan lebay bisa gak?"

Sena hanya mengangguk pasrah.

Vania memakan makanan yang sudah hampir habis ia lahap.

"Dia mau ketemu lo," ujar Vania, yang sontak mendapat respon kaget dari Quinn.

"Nanti dia hubungin lo."

Quinn masih tidak berucap. Ia hanya melemparkan tatapan tanda tanya.

"Gue kasih kontak lo ke dia," jelas Vania.

Disusul anggukkan Quinn.

Sena hanya menyimak tanpa berkomentar apa-apa. Sambil terus menghabiskan pesanan yang ia pesan.

Dan, secara tak terduga. Sebuah pesan singkat masuk ke dalam ponsel milik Quinn.

[MESSAGE]

Can we meet? Im wait.

Shadow HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang