#12

1.3K 82 0
                                    

           

*** 

"Gue turut bahagia denger kabar lo sama Devian." Vania memeluk Quinn.

"Thanks," balasnya.

Dari kejauhan, Sena datang menghampiri keduanya.

"Aduh senangnya kalo liat istri pertama sama kedua akur kayak gini," celetuknya.

Yang mendapat balasan jitakkan dari Quinn dan Vania.

"Ouch..." keluh Sena. "Bingung, cewek jaman sekarang hobinya ngejitak."

"Biarin. Daripada hobinya ngasih harapan palsu," celetuk Quinn.

Yang berakhir dengan gelak tawa.

"Jadi, kenapa lo ninggalin gue hari ini?" Sena langsung mencecar Quinn dengan berbagai pertanyaan yang sejak tadi sudah ia persiapkan. "Lo gak tau apa kalo gue nungguin lo sampe lumutan, dikerubungin semut. Terus –"

"I have a boyfriend," jawab Quinn dengan sumringah.

Namun, dalam hitungan sepersekian detik, langsung membuat Sena terdiam. Kedua matanya mendelik. Menatap Quinn dan Vania secara bergantian.

"Gue punya pacar, Sena," ucap Quinn dengan antusias.

"Siapa?"

"Devian."

"Devian?"

"Ceritanya panjang. Dan, gue juga gak bisa ceritain ke lo. Tapi, nanti gue kenalin dia ke lo." Quinn terus bercerita dengan penuh kegembiraan.

Dan, Sena tidak memberikan ekspresi lebih untuk kabar (yang seharusnya bahagia) ini.

Tapi, Quinn terlihat tabu untuk menyadari perubahan sikap Sena. Vania melihat ke arah Sena yang mulai mengeraskan rahangnya yang kokoh. Sangat terlihat jelas kalau laki-laki itu cemburu.

Atau, tak rela jika ia kehilangan sahabat terdekatnya?

Sahabat?

Atau, mungkin Sena menganggap Quinn lebih dari sekedar sahabat dekat.

Mungkin perasaan itu lebih.

We'll never know. Hati manusia adalah lautan samudra yang paling dalam, katanya. Maka, tak seorang pun mampu menebak apa isi yang paling berharga.

Tak seorang pun. Tak satu hal pun.

Shadow HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang