#18

1K 60 0
                                    

***

Quinn menenggak kopi yang masih panas. Seperti biasa, ia menghabiskan waktunya untuk menikmati sorenya.

Tab laptopnya penuh dengan website mengenai Shadow Hunter. Rasa keinginantahuannya pada hal diluar nalar begitu besar.

Pupil mata itu membesar, membaca setiap kalimat yang tertera.

Tak jarang ia terlihat mengerutkan dahi. Menampakkan wajah bingung.

Sesekali, gadis itu menggigit bibir bawahnya. Atau, menggelengkan kepalanya.

Lalu, tiba-tiba kedatangan seseorang mengejutkannya.

Sontak, Quinn bangkit dari duduknya. Lalu, menarik tubuh laki-laki itu ke dalam pelukkannya.

"Sena,"

Sena tersenyum.

Ada sirat kebahagiaan saat mata hazel itu bertemu dengan gadis yang ia sayangi.

"Lo kemana aja?" tanya Quinn, melepaskan pelukkannya.

"Panjang ceritanya," jawab Sena asal.

"Panjang? Emang berapa paragraf?" balas Quinn seraya terkekeh.

Sena juga ikut terkekeh.

Keduanya duduk berhadapan.

Quinn menutup layar laptop yang masih ia biarkan menyala.

"Lo tau gak seberapa khawatirnya gue sama lo?"

Sena mendongakkan kepalanya ke arah Quinn. Menunggu jawaban atas pertanyaannya sendiri.

"Khawatir banget. Gue takut lo dijalan ketemu iblis terus lo dimakan, dan gue gak bisa ketemu lo lagi," ceplos Quinn, dengan memberikan mata binarnya yang nampak berkaca-kaca.

"Lebay."

Sena mengacak pelan rambut Quinn. Meski pada akhirnya gadis itu akan memukul pelan tangan Sena akibat perbuatannya.

"Gue kangen lo, Quinn."

"Kangen, tapi malah ngilang. Kangen macam apa itu."

Sena tertawa kecil. Pancaran mata bahagianya tidak dapat lagi ia sembunyikan. Setelah berhari-hari ia menahan rindu, akhirnya hari ini ia dapat melihat senyum itu kembali.

"Sena, nanti kalo Devian udah balik, gue kenalin lo sama dia, ya. Tapi, jangan kaget," ujar Quinn dengan penuh antusias.

Yang diajak bicara hanya tersenyum sambil mengangguk,"Iya."

Shadow HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang