AWAL KISAH: ATNIL

966 62 177
                                    


Thrid POV

Seorang pemuda rambut hitam pendek, kulit hitam sawo, memakai kemeja merah kotak-kotak lengan panjang digulung pendek, celana abu-abu panjang penuh dengan saku, menarik koper roda di tangan kirinya, dan sedang berjalan dengan sekali-kali melihat secarik kertas yang dipegang tangan kanan. Sudah dipastikan, pemuda ini sedang mencari sebuah alamat yang akan ditujunya.

"Hmm... Di mana, ya...?" gumam pemuda itu. "Seharusnya Kak... Ah, di sini aku harus memanggilnya Onee-chan. Baiklah... Seharusnya Onee-chan membuatkan sebuah peta juga," lanjut gumam pemuda itu.

Pemuda itu terlihat sedikit gelisah karena kesulitan mencari alamat yang dimaksud kertas di tangannya. Sampai akhirnya, dia memutuskan untuk menanyakan orang-orang di sekitar. Walau awalnya pemuda ini kesulitan menanyakan dengan jelas alamat yang dituju kepada orang-orang, tapi seiring waktu dia semakin mudah dan sopan saat bertanya kepada orang asing.

Setelah beberapa kali bertanya kepada orang-orang, berbelok-belok, melewati beberapa toko-toko, dan lainnya. Akhirnya pemuda ini sampai di tujuan, tepatnya di depan pagar hitam besar. Pemuda itu hanya diam mematung, dari wajahnya dia tidak percaya dengan apa yang di depannya, tepatnya sesuatu di baliknya.

"Hehhhhh?!" teriak dia.

Wajar saja pemuda itu terkejut, karena sebuah mansion besar, seperti istana ala barat berdiri di sana. Selain itu, di sekeliling penuh dengan hamparan rumput dan beberapa tanaman bunga yang tumbuh di pinggir jalan setapak sebagai hiasan. Benar-benar terlihat sangat seperti tempat tinggal kerajaan bangsawan. Ditambah, letaknya yang cukup jauh dari perkotaan, membuat kesan daerah sekitar ini adalah tanah milik pemilik mansion besar itu.

"Ohh, kau sudah datang!"

Mendengar itu, pemuda itu langsung melihat ke sumber suara, yaitu di depan sebuah bangunan kecil terlihat seperti rumah. Rumah kecil ini berada di pinggir dekat gerbang. Seorang perempuan memakai kaos belang hijau putih, celana jeans biru gelap pendek, rambut hitam panjang diikat ekor kuda, kulit putih, iris mata coklat, dan memakai sandal merah muda sedang berdiri di depan rumah kecil itu.

"Ah, Kak Intan," ucap pemuda itu.

Perempuan yang dipanggil Kak Intan itu berjalan mendekati pagar. "Sudah kubilang, kalau di sini sesuaikan panggilannya. Mereka pasti akan mengira namaku 'Kak Intan' bukan Intan Putri," balas perempuan itu.

"Maaf, Kak- Maksudku, Onee-chan."

"Nah, begitu. Ayo, cepat masuk!" Perempuan itu membuka pagar.

Mereka berdua pun berjalan menuju rumah kecil itu, dan memasukinya. Saat masuk, pemuda ini bisa melihat beberapa kursi, meja panjang, tv, tangga, dan pintu ruang lain. Dipastikan, ini adalah ruang tamu. Kemudian, pemuda itu pun duduk di salah satu kursi setelah Intan menyuruhnya duduk. Sedangkan Intan masuk ke ruangan lain.

Setelah menunggu beberapa saat, Intan kembali dengan dua gelas berisi air minum. "Kau pasti haus setelah mencari ke mana-mana alamatnya," ucap Intan sambil menyodorkan gelas di tangan kanan.

"Ah, iya. Terima kasih," balas pemuda itu sambil menerima gelas berisi air itu.

Intan pun duduk di kursi sebelahnya. "Sepertinya kau kesulitan mencari alamat ini."

"Begitulah, karena tidak banyak yang tahu tempat ini."

"Aku merasa tidak enak menyuruhmu kemari jauh-jauh dari Indonesia."

"Tak apa, ini juga keputusanku sendiri. Ditambah, Kak... Maksudku, Onee-chan harus melanjutkan ke perguruan tinggi dan Ayah Ibu merindukanmu."

ATNIL (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang