RUTE RUKA PERTAMA: GADIS KECIL YANG MANIS

31 2 0
                                    

"Hmm... Kurasa bukan hal yang penting."

Aku pun membuka ponselku untuk melihat galeri. Di dalam galeriku, banyak sekali gambar-gambar karakter loli 2D. Banyak sekali jenisnya mulai dari yang memakai seragam sekolah, gaun pesta, piyama, dan banyak lagi yang bisa membuat mataku merasa senang untuk melihatnya.

"Mereka benar-benar imut sekaliiiii!" gumamku cukup keras.

Aku jadi ingat, kalau dulu sekali aku pernah mengharapkan ingin bertemu dengan gadis kecil yang imut. Tentu saja bukan anak kecil, tapi gadis bertubuh kecil yang terlihat manis. Kemudian, aku ingin sekali dekat dengan gadis itu dan bahkan bisa melindunginya.

Lalu, sekarang, aku tersadar kalau harapan yang sempat kuanggap mustahil ternyata bisa terkabulkan dengan dipertemukan seorang gadis bernama Ruka.

Aku jadi ingat dengan malam saat festival waktu itu. Di mana aku mendapatkan hal yang membuatku sangat senang sekali, bahkan bisa membuatku mati dengan tenang.

###

(Flashback)

Aku pun mengelilingi sekitar festival dan tidak sengaja melihat sosok gadis kecil memakai yukata pendek yang serasi dengan warna rambutnya yang hitam panjang. Gadis kecil itu sedang sendirian di depan sebuah stan yang kulihat adalah stan permainan tembak berhadiah. Artinya, untuk mendapatkan hadiah yang terpajang di sana, maka orang itu harus menembak jatuh hadiah tersebut dengan senapan angin yang diberi peluru gabus.

Aku pun mendekati gadis kecil itu karena aku kenal dengan sosok gadis kecil itu. Selain untuk menyapanya, aku juga ingin segera menghentikan niatnya yang akan menyodorkan badannya ke depan sambil naik ke meja stan agar bisa mengarahkan senapan yang dipegangnya lebih dekat ke hadiah yang diinginkannya.

"Yo, Ruka!" sapaku dengan terburu-buru sehingga terdengar keras.

"Kya!" kaget Ruka sehingga mengurungkan niatnya untuk naik ke meja. "Ternyata Kiki-san... Jangan membuat Ruka terkejut seperti itu..." peringat Ruka sambil menatapku dengan ekpresi kesal.

Sayangnya, ekpresi kesal Ruka itu malah terlihat imut dan bukan menyeramkan sehingga terlintas dalam benakku untuk menjahilinya lagi agar tetap memperlihatkan ekpresi kesal imutnya itu. Namun, aku langsung membuang niat itu setelah melihat Ruka langsung kembali ingin naik ke atas meja stan.

"Hei, Ruka, sebaiknya kamu tidak naik," peringatku langsung.

"Eh, kenapa?" tanya Ruka sambil melihat ke arahku. "Paman penjaganya juga tidak melarang Ruka untuk naik agar bisa membidik lebih dekat."

Sebenarnya bukan aku berpikir kalau melakukan itu adalah hal yang terlarang, tapi masalahnya adalah kalau dia melakukan itu dengan yukatanya yang pendek seperti itu. Maka, secara tidak sadar dia akan memamerkan celana dalamnya.

Tapi, sayangnya aku tidak bisa mengatakan hal itu. Jadi, aku sekarang kebingungan untuk menyuruhnya tidak begitu tanpa memberikan alasannya. Apalagi setelah mendengar jawabannya itu.

"Oh iya, kamu tidak bersama dengan Shaga-san?" tanyaku untuk mengalihkan topik.

"Shaga-san sedang pergi mencari takoyaki," balas Ruka dengan ceria. "Lalu, Ruka ingin mencoba untuk mendapatkan boneka lumba-lumba itu. Jadi, Ruka dan Shaga-san memutuskan untuk berpisah dulu."

"Hmm... begitu. Ah, kalau begitu, biar aku saja yang melakukannya."

"Eh, tidak perlu. Ruka bisa melakukannya."

"Sekali saja. Kalau gagal, nanti aku yang akan membayarkannya untuk menggantikannya."

"Baik. Kalau begitu, silahkan, Kiki-san."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ATNIL (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang