LIE
"Yaa, bangunlah" ujar seseorang. Apa kau ada disekolah? Ah, rasanya tidak. Kau membuka matamu dan kau mendapati seseorang tangah duduk disampingmu dan mengguncang bahumu.
"Bangunlah" Kau-pun duduk lalu mengucek matamu.
"AAAH!!" Pekikmu sat kau melihat bahwa Park Jimin tengah duduk di sampingmu. Spontan kau menutupi tubuhmu dengan selimut. Anni, kau masih berpakaian lengkap. Jangan berpikir yang aneh-aneh!.
"Yaa! Jangan teriak-teriak. Nanti dikira aku berbuat sesuatu padamu!" ujar Jimin.
"K-Kenapa kau bisa ada dikamarku eoh?! Ini daerah privasiku dan kau masuk seenak jidatmu saja!" ujarmu agak ketakutan.
"Haha, eommamu mengijinkanku kok. Dan, ehm. Kau..." ucapannya menggantung.
"Terlihat sexy saat baru bangun tidur" ujarnya setengah berbisik. Itu membuatmu bergidik.
"Yaa! Aish" kau melempar bantal yang ada disempinmu ke Jimin.
"Mandilah. Akan kutunggu" ujar Jimin. Kau mengangguk dan menunggunya keluar. Tapi dia tidak segera keluar dari kamarmu . Dia malah menatapmu dan mengendikkan bahunya.
"Yaa, aku mau mandi. Keluarlah!" perintahmu.
"Untuk apa aku keluar? Toh aku akan melihat semuanya nanti" ujarnya lalu berlari keluar sambil tertawa.
"Yaa! Park Jiminnie!! Akan kubunuh kau!!"
.
SKIP
.
Saat ini kau berada dimobil bersama Park Jimin. Dia hanya senyum-senyum dari tadi melihatmu cemberut.
"Yaa, masih marah padaku eoh?" tanyanya sambil tersenyum padamu. Kau berusaha memalingkan padanganmu darinya keluar jendela.
"Entah. Pikir saja sendiri" cibirmu. Dia kembali tertawa. Dia lalu mendekat padamu. Spontan, kau-pun memundurkan badanmu sampai terpentok pintu mobil. Kau memutuskan untuk menutup matamu dan tidak ingin melihat apa yang terjadi selanjutnya.
Dia semakin mendekat. Dan ternyata... dia hanya menarikkan seat-belt untukmu. Dia pun tertawa lagi.
"Yaa, aku hanya memakaikanmu seat-belt. Bukan mau menciummu! Hahaha"
"Aish anak ini!" ujarmu. Kamu-pun melihat ke tangan Jimin yang sedang membenarkan seat-belt mu. Dan kau tiba-tiba tertawa.
"Ahahaha, apa jarimu benar-benar hanya sepanjang itu? Ahaha itu terlalu kecil untuk usiamu Jim" ujarmu. Dan dalam sekejap tawa di bibir Jimin langsung pudar. Wajahnya cemberut. Itu lucu.
"Kalau jarimu sekecil itu, bagaimana kau akan menyetir eoh?! Hahaha"
"Yaa! Diamlah!" decaknya. Kau tak menghiraukannya dan tetap tertawa.
"Diam atau kucium kau?" ujarnya. Sepertinya itu pernyataan bukan pertanyaan. Dan itu bisa membuatmu diam. Dia menyunggingkan senyum mematikannya.
"Jalankan saja mobilnya!" suruhmu. Dia-pun langsung menatapmu.
"Aha! Kau bicara. Akan kucium kau sesuai dengan jumlah kata yang keluar dari mulutmu" ujarnya.
Kau mendecih. "Coba saja. Park Jimin" ujarmu mengejeknya. Tiba-tiba kau merasakan sesuatu menyentuh kulit pipimu. Matamu membulat. Dan kau langsung menatap Jimin.
![](https://img.wattpad.com/cover/94471500-288-k878929.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BANGTAN IMAGINE
FanfictionWARNING!! ~Enggak 17+ ~No sex scene. ~And remember this is just for fun. This just for fun. Like & masukin ke-library kalian kalo kalian suka dan tinggalkan saja kalo kalian gasuka. RE- PUBLISH WITH NEW TITTLE...