KILAS BALIK -2-

38 5 0
                                    

Kerongkonganku seperti tercekik ketika mengetahui siapa yang datang, seseorang yang amat aku kenal sedang merangkul pundak wanita yang ada di sebelahnya. Harusnya tangan itu merangkul pundaku bukan wanita itu.

Aku ingin pergi segera dari tempat ini, tapi entah mengapa aku malah tetap bertahan memperhatikan mereka. Mungkin aku ini memang mencari penyakit. ya, penyakit hati.

Mereka pun duduk berhadapan di meja yang letaknya sedikit jauh dariku, namun aku masih bisa melihat semuanya dengan jelas.

“Kita udah ga bisa sama-sama lagi.” Kata-kata Jimin kembali berputar di pikiranku

“Dunia kamu cuman novel-novel itu, ga ada yang lebih penting selain novel-novel yang kamu baca,” Ucapan Jimin terus saja melintas di benakku.

“Aku bahkan ga pernah ada dalam prioritas kamu, Yongmi.”
Rasanya sesak itu terus menggerogotiku. Dari sini dapatku lihat dengan jelas, Jimin menyodorkan sebuah kotak yang berisikan cincin pada wanita itu. Wanita yang dapatku simpulkan bahwa dia adalah kekasihnya pun tersenyum antusias. Tanpa di minta, Jimin dengan senang hati mengenakan cincin itu di jari manisnya.

Lantas akupun pergi dari cafe itu, Rasanya aku tidak sanggup untuk lebih lama lagi di sana menyaksikan seseorang yang pernah berucap janji sehidup semati justru memilih wanita lain. Seseorang yang berjanji tak akan pergi tapi justru meninggalkanku dengan alasan yang dulu tak pernah menjadi suatu masalah baginya.
Aku tau, semua alasan itu hanya akal-akalanmu saja untuk menjauh. Benarkan?
Rasa sayangmu memang tak akan berakhir seperti novel-novel yang ku baca, tapi justru terputus di tengah-tengah cerita.

-end.

KILAS BALIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang