I Wanna Go Home

407 33 1
                                    

Hei hei hei...😆
Aku balik lagi.....😂
Sorry yaaa updatenya lama...😐
Sebenarnya aku udah mau update dari kemaren, tapi gaada sinyal, hehehe..😅😅

Jangan lupa buat terus vote and comment yaaaa, karena 'vote dari kalian adalah moodbooster bagi kami'😂

Happy reading guys...

________________________________

''APA  PEDULIMU HUH?!  Kau pikir kau siapa huh sampai kau bisa mengatur ku, menahanku di rumah sialanmu ini, dan memisahkanku dari keluargaku, KAU PIKIR KAU SIAPA?! Dan disaat seperti ini kau masih bisa berpura - pura baik dan perhatian padaku, huh MUNAFIK!! BRAAKK!!''  akhirnya Ari membuka suara lalu dia menggebrak meja makan dan segera berlalu meninggalkan Justin terpaku di tempatnya.

______________________________________

     Justin mengepalkan tangannya kuat kuat di atas meja makan. Wajahnya terlihat merah padam menahan amarah dan rasa bersalah yang menyelimuti dirinya. Ya, dia merasa bersalah, tapi dia tetap enggan untuk menuruti keinginan gadis kesayangannya.

''Aarrrggghh.. Apa yang harus kulakukan? '' ucap Justin sambil semakin menguatkan kepalan tangannya.

''Tidak mungkin aku menuruti keinginannya untuk membebaskannya..''

''Aku tau ini egois, tapi mau bagaimana lagi.. Aku tidak mau kehilangannya..''

     Lalu Justin melihat makanan Ari yang belum tersentuh sama sekali. Ia ingat bahwa Ari belum mau makan sejak tadi. Ia tidak mau jika gadis itu sampai sakit.

''Pelayan..!!'' teriak Justin memanggil pelayan.

    Tak lama seorang pelayan pun datang.

''Ada apa tuan?'' tanya pelayan itu.

''Antarkan makanan ke kamar Ari, dia belum makan sama sekali!'' perintah Justin yang langsung di respon dengan anggukan oleh pelayan itu.

    Pelayan itu pun segera berjalan menuju kamar Ari dengan membawa makanan.

    
    Beberapa menit kemudian, pelayan itu berlari menghampiri Justin yang masih terduduk di kursi ruang makan.

''Tuan.. Tuan.. Nona tuan..'' ucap pelayan itu panik.

''Apa yang terjadi padanya? '' tanya Justin khawatir

''Nona.. Dia.. Tidak mau membuka pintu kamarnya. Dan saya mendengar suara pecahan kaca dari kamar nona Ari..'' jelas pelayan itu

    Justin pun langsung berlari menuju kamar Ari tanpa merespon penjelasan pelayannya.

''Honey.. Buka pintunya..!'' teriak Justin sambil mengetuk pintu kamar Ari.

''Buka pintunya.. Aku mohon..'' Mohon Justin tapi tidak mendapat respon dari Ari.

''Honey... Buka pintunya atau aku dobrak.''

Tetap tidak ada respon.

Sampai akhirnya.....

BRRAAAKKKK!!

Justin pun mendobrak pintu itu.

       Namun dia terpaku di tempatnya setelah melihat seorang gadis yang amat ia cintai sedang terduduk lemas di lantai kamarnya dengan wajah pucat, tangan kanan memegang pecahan kaca dari vas bunga di kamarnya dan pergelangan tangan kirinya berlumuran darah.

       Justin pun segera menghampirinya dan segera merengkuh gadis itu kedalam pelukannya.

''Apa yang kau lakukan huh?!'' tanya Justin penuh kekhawatiran.

''Ak..aku i..ingin pulang.. Hiks hiks..'' ucap gadis itu dengan air mata yang tidak mau berhenti mengalir dari matanya.

''Tapi tidak seharusnya kau melakukan ini..'' ucap Justin semakin mengeratkan pelukannya.

''Ak..aku..''

Hening...

Ya, gadis itu pingsan di pelukan pria tampan yang sangat mencintainya itu.

     Justin pun segera menggendong Ari dan memasukkannya ke dalam mobil lalu membawanya menuju rumah sakit.

      Justin sangat khawatir dengan keadaan Ari, dia tidak berhenti mondar - mandir di depan pintj ruangan Ari sambil menunggu dokter yang mengobati Ari keluar.

''Pasien akan segera sadar, anda bisa menemaninya di dalam..'' ucap dokter setelah keluar dari ruangan Ari.

   Tanpa basa basi Justin pun segera memasuki ruangan Ari dan duduk di sebelah ranjang rumah sakit tempat Ari terbaring.

''Hey.. Sadarlah.. Aku sangat ingin manatap mata indah itu..'' ucap Justin lembut sambil memegang tangan Ari.

    Ari pun mengerjapkan matanya dan menatap sekeliling. Ari pun mendapati Justin yang sedang menatapnya dan memegang tangannya.

''Justin, a..aku ingin..'' belum sempat Ari menyelesaikan perkataannya, Justin segera memotong kalimatnya.

''Kau boleh pulang..''  ucap Justin dengan tatapan yang tidak bisa dimengerti oleh gadis itu.

''Benarkah?'' tanya gadis itu berbinar.

''Ya. Itu kan yang kau mau?''

Hening....

''Aku tau bahwa aku hanyalah pria bodoh, egois, jahat, dan tidak pantas untuk diidolakan. Aku mencintaimu, tapi aku terlalu terobsesi padamu. Tidak seharusnya aku menahanmu di rumahku bahkan memisahkanmu dari keluargamu. Aku benar - benar BRENGSEK. Kau memang pantas membenciku. Tapi kau tenang saja.. Aku akan membebaskanmu. Aku akan berusaha untuk tidak mengganggumu lagi. Berusaha untuk melupakan rasa cinta dan obsesiku padamu. Aku tau ini akan sulit. Tapi aku akan berusaha. Dengan begitu, hidupmu akan kembali tenang seperti dulu. Dan senyum akan kembali terukir di wajah cantikmu itu. Tapi, jika aku gagal melupakan rasa itu. Please, just let me love you. Jangan melarangku untuk mencintaimu, aku mohon. Aku berjanji, aku tidak akan mengganggumu dengan rasa itu. Aku akan menjadi seperti seperti seorang fans yang mencintai idolanya namun tak bisa memilikinya. Karena aku sadar cinta memang tidak harus memiliki..'' ucap Justin dengan suara serak menahan kesedihannya.











Yeeeeyyyyy... Ari bebaaaasssss..😆😆
Aku jadi bingung harus seneng atau sedih..😅 😂😂

Don't forget to vote and comment...😆😆
Don't be silent readers, okay?😆

See you next part..
Love you..😘😆😂

Let Me Love You (Justin Bieber Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang