Painkiller. [1]

494 30 6
                                    

"Hoseok!"
"Jung Hoseok! Bertahanlah!"
Seorang gadis dengan penampilan berantakan berlari mengiringi lelaki yang tergeletak lemah di atas ambulance stretcher yang di dorong dengan kecepatan penuh itu.

Air matanya yang terus saja mengalir deras dengan tak henti-hentinya membuat ia terus mengusap kasar wajahnya hingga memerah.

"Maaf nona, hanya bisa sampai sini Anda tidak boleh masuk." Perawat itu menghentikan langkahnya tepat di depan pintu emergency, pintu itu menutup dengan sendirinya, membuat gadis itu sekarang sendirian meratapi kesedihannya.

"Ini salahku!" Gadis itu menarik rambutnya cukup keras, ia terlihat begitu frustasi.

"Ini salahku!" Ia mulai terduduk di lantai, menangis dengan tersedu-sedu, seakan-akan lelaki yang ada dalam ruangan itu sudah merenggang nyawa karenanya.

Setelah lama menangis, gadis itu menatapi pintu tranparan di depannya dengan sendu, "Maaf Hoseok. Maaf."

"Aku mohon..." ia memejamkan matanya, berharap segalanya segera berakhir, "sadarlah..."

***

"Bagaimana keadaanmu?"

Setelah beberapa hari berlalu gadis itu setiap hari mengunjungi Hoseok, menjenguknya di rumah sakit, dengan setia menunggunya bangun.

Ia menatapi lelaki yang terbaring lemah itu dengan sendu, dan air matanya kembali mengalir keluar, mengingat apa yang beberapa hari lalu dokter katakan padanya mengenai kondisi lelakinya itu.

"Ia overdosis obat."

"Bagaimana kondisinya?"

"Aku tidak tahu pasti, tapi sekarang ia sedang kritis, terlalu banyak painkiller yang ia konsumsi."

"Painkiller?? Dia meminum obat itu??"

"Kebanyakan kasus bagi mereka yang mengkonsumsi obat itu berlebihan karena depresi. Aku rasa Hoseok sedang depresi berat saat ini karena meminum obat sebanyak itu."

"..."

"Kenapa kau malah menyakiti dirimu sendiri?" Gadis itu terisak.
"Apa karena aku?" Lagi. Iya menatap tubuh yang terbaring lemah itu dengan tangisan yang tertahan.

"Aku minta maaf. Jadi tolong bangunlah."

***

"Ji Ran!" Seseorang memanggil nama gadis itu, lebih tepatnya meneriakinya, sambil mengibaskan tangannya di depan wajah gadis itu.

"Apa?"

"Kenapa kau melamun terus akhir-akhir ini?" Lelaki itu menopang dagunya dengan lengan kirinya.

"Aku khawatir dengan Hoseok." Jawab gadis itu jujur.

"Belum juga bangun?" Tanya lelaki itu hati-hati.

Gadis itu tak menjawab, hanya mengangguk pelan, ini adalah topik yang berat baginya.

"Kalau begitu aku tak bisa berbuat apa-apa. Kita doakan saja semoga dia cepat sadar." Ujar lekaki di sampingnya itu.

"Terima kasih." Gadis itu tersenyum singkat, ada banyak hal yang ia pikirkan sekarang.

"Setelah ini kau mau ke rumah sakit lagi?" Tanya lelaki itu.

I NEED U [BTS Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang