TB - Terkuak

71.2K 5.4K 50
                                    

Paginya Raffa beserta keluarga besarnya sedang sarapan, dan itu dijadikan Vanno sebagai tempat kumpul keluarga saat pagi. Sebelum semua anggota keluarganya menjalankan aktivitasnya masing-masing.

"Raf lo masih pacaran sama cabe-cabean itu?" tanya Sherin sambil memakan rotinya.

Raffa langsung menatap Sherin, "Udah putus gue." balas Raffa dengan santai.

"Bagus deh kalau gitu, dari awal gue gak suka sama dia." ucap Sherin.

Vanno dan Vanya yang mendengar langsung mentap kedua anaknya itu. "Bisa kalian berdua jelaskan?" tanya Vanno dengan mengintimidasi dan Vanya hanya menatap kedua anaknya bingung.

Seketika Raffa dan Sherin menghentikan kegiatannya. "Jelasin Sher,"

Sherin menelan rotinya dan kemudian dia meminum susu yang telah disiapkan oleh Vanya. "Jadi gini..." ucap Sherin terpotong karena Vanya menyerahkan beberapa lembar roti lagi ke Sherin, dan Sherin hanya tersenyum, "Jadi gini dulu Raffa pernah punya pacarkan?" tanya Sherin, dan diangguki oleh ketiga orang itu.

"Tapi wait, kan yang punya cerita Raffa kenapa jadi Sherin yang cerita?" tanya Vanno.

"Sama aja Yah, mau denger atau gak sama sekali?" ancam Raffa sambil menaik turunkan alisnya. Dan dengan terpaksa Vanno dan Vanya mendengarkan penuturan Sherin.

"Oke, Ayah sama Bunda dengerin Sherin." jawab Vanno cepat.

"Waktu itu Raffa pernah jadian sama cabe-cabean. Dan lebih parahnya dia itu ngatain Sherin kegatelan lah, sok tebar pesona lah, ngefitnah Sherin yang enggak-enggak didepan Raffa, dih nggak banget." jujur Sherin, dia menghela nafasya sejenak sebelum melanjutkan ceritanya.

"Ngejelek-jelekin kamu gimana?" tanya Vanya dengan menampilkan tampang bingungnya.

"Dia bilang gini Raff, Sherin itu gak baik buat kamu dia itu cuma godain kamu aja, gak banget deh pokoknya, yakali kamu pacaran ama yang lebih tua gitu Bun, kan tuh ya jadi pengen Sherin jejelin mulutnya pakek sambel ulek sekilo!" adu Sherin kepada Vanya.

"Apa?! Dia bilang gitu? Wah tuh anak minta Bunda tendang ke Antartika!" ucap Vanya.

Sherin langsung melanjutkan ceritanya lagi, "Untung waktu itu Sherin langsung ngenalin diri gini Em btw nama gue Arsellia Sherin Aditama, gue kakaknya Arsen Raffa Aditama dan dia beserta cecunguknya langsung kicep Bun!" Sherin tertawa saat mengingat kejadian waktu dia menjeput adiknya itu di sekolah, dan karena kejadian itu Sherin jadi jarang menjemput atau mengantar Raffa.

"Terus kamu udah putusin dia Raf?" tanya Vanno.

"Udah dong y
Yah, Raffa gak suka sama yang agresif." ucap Raffa santai.

"Raffa," panggil Vanno, dan Raffapun menoleh kearah Vanno, "Kenapa Yah?"

Vanno menghela nafasnya, "Kamu ngerokok?"

"Iya." jawab Raffa santai. "Sejak kapan?" Vanno sedikit syock karena pengakuan dari anaknya. Saat menaiki mobil Raffa, Vanno tidak sengaja melihat rokok awalnya dia berpikir bahwa itu rokok temannya, dan ternyata itu adalah rokok anaknya.

"Sejak kapan?" tanya Vanno lagi, Vanya yang melihat kilat kemarahan dari sang suami langsung mengelus lengan suaminya pelan, "Udah lama." balas Raffa.

"Raffa, kamu ngerokok sejak kapan sayang?" kini Vanya yang bertanya dengan lembut.

Raffa mendengus, "Raffa lupa Bun, yang jelas itu udah lama."

Vanya hanya terseyum, tapi jangan ditanya lagi Vanno sudah menahan emosinya dari tadi, "Untung kamu mau berangkat sekolah! Nanti pulang sekolah temui Ayah dikantor!" ucap Vanno.

Raffa sudah menebak pasti Ayahnya akan bertindak tegas kepada anaknya, dan terbukti sekarang Raffalah yang menjadi sasaran.

* * *

"Wih kenapa lo Raf?" tanya Bara sambil memakan baksonya.

"Keknya bentar lagi muka ganteng gue bakal bonyok." ucap Raffa pasrah. Bara, Vena, dan Ryan yang mendengar langsung saling pandang.

Mengerti bahwa ketiga temannya belum menangkap apa yang dibicarakan Raffa, akhirnya Raffa menceritakan semuanya kepada teman-temannya. Bisa dilihat dari wajah ketiga temannya yang tak kalah syock.

"JADI LO NGEROKOK?!" triak Bara histeris. Semua pandangan langsung tertuju ke arah Raffa.

"Biasa aja kali, waktu itu gue udah gak tau mau ngapain lagi!" ucap Raffa.

"Mantan lo yang itu?" tanya Vena dan diangguki oleh Raffa.

"Bangsat,!" desis Vena, "Dia udah buat lo takut balon, dan setelah itu dia buat lo ngerokok?!" lanjut Vena dengan mengepalkan tangannya.

"Untung udah mati!" desis Ryan tajam. Semua langsung menoleh ke Ryan, "Sadis lo Yan!"

"Loh? Tapi bener kan dia udah mati?" ucap Ryan.

"Iya sih," balas Raffa, Vena, dan Bara.

Pandangan Raffa tiba-tiba jatuh kearah seorang gadis yang sedang berbicara dengan seorang laki-laki. Dia langsung berjalan mendekat kearah kedua orang tersebut. Ryan, Vena, dan Bara langsung terkekeh saat melihat Raffa, Raffa adalah orang yang pandai modus tapi sulit memodusi seseorang, ya siapa lagi kalau bukan Anya Gisella.

Raffa menarik kursi disamping Anya, tiba-tiba Anya tersentak kaget dan langsung menoleh kearah Raffa yang memasang cengiran khasnya. "Lo ngapain disitu?" tanya Anya.

"Inget ya, kata nyokap gue kalau cowo sama cewe cuma duduk berduaan yang ketiganya setan!" ucap Raffa polos. Anya dan Febri memutar bola matanya malas.

"Lo setannya!" ketus Anya.

"Kok gue?" tanya Raffa.

"Gue sama Febri berapa orang?" tanya Anya. "Dua oranglah." jawab Raffa.

"Trus lo dateng jadi berapa?" tanya Anya. Febri yang melihat tingkah Anya dan Raffa hanya menggeleng pelan.

"Jadi tiga lah," jawab Raffa sinis.

"Nah itu tau, jadi lo setannya!" ketus Anya.

"Kayaknya gue mau ngurusin anak OSIS yang lain dulu ya, nanti gue anterin beli perlengakapannya." ucap Febri kemudian dia pergi.

Setelah Febri pergi Anya langsung memelototi Raffa dengan garang, "Apa lo?!" ketus Anya.

"Ck!, galak amat neng?" goda Raffa sambil mencolek dagu Anya.

"Apaan sih lo?" tanya Anya sambil menyeruput jus jeruknya.

"Jadi kapan situ mau bantuin gue?" tanya Raffa dengan nada melas.

Sontak itu membuat Anya membulatkan matanya, "Oiya, gue kan janji sama lo!" Anya menepuk jidatnya.

"Kalau gitu besok lo temenin gue beli balon." ucap Anya. Raffa sedang memikirkan sesuatu, "Kenapa gak nanti aja?" tawar Raffa.

"Sorry, gue nanti ada janji sama Febri." ucap Anya sambil menampilkan cengiran khasnya.

Raffa mendengus pasrah dan kemudian dia teringat sesuatu, "Kayaknya kalau nanti gue juga gak bisa," ucap Raffa.

"Emang kenapa?" tanya Anya penasaran.

"Gue disuruh bokap gue ke kantor ntar, mungkin mau dikasih hadiah." ucap Raffa cuek.

Anya terkekeh, nampaknya hubungan keduanya sudah nampak lebih baik. Ya walaupun Anya suka labil, tapi itu tak membuat keduanya bertengkar lagi.









***

Oya maaf ya kalau mulai besok gue gak bisa terus-terusan update mungkin paling mentok seminggu 2 kali 😁

Diriku juga harus belajar buat persiapan UN yaa jadi harap kalian ngertiin 😊

Jaman SMP itu wkwk

Lopeyuu kalian semua 😘

Jangan lupa vote komen

Salam,
Meitiya



V o t e c m m e n t

Troublemaker Boy [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang