TB - Rival

79.7K 5.8K 91
                                    

Anya berjalan menyusuri jalan didekat sekolahnya. Karena dia tadi meminta diturunkan didekat supermarket dekat sekolah jadi akhirnya dia harus berjalan menyusuri trotoar dengan sedikit bersenandung.

Byurrr!

"Woii suek banget lo! Anjirr seragam gue!" triak Anya sambil mengibaskan tangannya untuk membersihkan kotoran dibajunya.

Dengan perasaan dongkol dia berjalan sambil menghentak-hentakkan kakinya.

"Gila tuh orang! Awas aja kalau sampai ketemu orangnya bakal gue telen idup-idup!" dumel Anya.

"Tapi itu tadi kek motornya si Raffa?" lanjut Anya sambil berpikir.

Saat sedang enak-enakan melanjutkan jalannya dia tiba-tiba dihadang oleh seseorang.

"Anya" panggil sesorang itu.

"Febri? Ngapain lo disitu?" tanya Anya.

"Gue mau sekolah dong, gimana sih Nya." jawab Febri dengan terkekeh.

"Anak kecil juga tau lagi, maksud gue lo ngapain disini?" tanya Anya sambil berjalan lagi.

"Gue mau nebengin lo, mau ya?" pinta Febri.

"Ha?! Nebengin gue? Gak salah?" tanya Anya tak percaya.

"Iya lah, ayok" ajak Febri.

Dan akhirnya Anya berangkat bersama Febri ya walaupun sedikit lagi Anya telah sampai di sekolah. Tapi gapapa, itung-itung irit tenaga buat debat sama Raffa nanti di kelas.

Sampai di sekolah Anya menjadi pusat perhatian karena telah datang bersama sang ketua OSIS yang menjadi salah satu cowo populer walaupun gelar cowok populer masih dipegang oleh Raffa.

Anya langsung mengucapkan terima kasih kepada Febri dan kemudian langsung berjalan tergesa-gesa ke kelasnya. Banyak yang mencibir Anya tapi seorang Anya hanya cuek bebek saat banyak yang membicarakannya.

"RAFFAA!" triak Anya menggelegar seantero kelasnya.

Raffa yang tadinya sedang duduk diatas meja langsung menoleh dan mendapati Anya yang sedang berkacak pinggang didepan pintu kelas. Gladis, Tia, dan Resa langsung saling pandang.

Raffa berjalan menghampiri Anya "Kenapa? Kangen?" tanya Raffa sambil menunjukkan seringainya.

"Heh playboy cap garong! Liat baju gue, jadi kotor gara-gara motor sialan lo itu!" ketus Anya sambil memukul kepala Raffa.

Raffa meringis saat Anya dengan tiba-tiba memukul kepalanya.

"Oh jadi yang gue cipratin tadi elo? Bagus deh kalau kena lo!" ucap Raffa sinis.

"Wah sialan anak dugong! Awas lo tunggu pembalasan gue!" ucap Anya berapi-api.

"Eh denger ya, gue itu anaknya Vanno sama Vanya bukan anaknya dugong! Dan soal pembalasan lo itu," Raffa memberikan jeda pada kalimat yang akan dia ucapkan. ".....gue bakal tunggu!" ketus Raffa dan kemudian dia pergi entah kemana.

"Awas aja lo! Bakal gue bales camkan itu!" triak Anya sambil menujuk punggung Raffa yang sudah pergi menjauh darinya.

Tiara, Gladis, dan Resapun kini menghampiri Anya yang tengah mengatur nafasnya karena baru berdebat dengan Raffa.

"Sialan tuh siluman monyet! Awas aja bakal gue bales perbuatannya!" ucap Anya pada ketiga sahabatnya.

"Tenang selama ada bebeb Gladis semua terkendali!" ucap Gladis dengan pedenya.

Anya, Resa, dan Tia langsung mencibir kearah gladis yang sedang menepuk dadanya seperti sok pahlawan. Gladis yang ditatap hanya nyengir.

***

Raffa kini tengah menahan mati-matian kantuk yang sedang menyerangnya itu. Apabila kalau sekarang bukan jam pelajarannya Bu Diana pasti Raffa telah tertidur dengan nyenyaknya.

Bu Diana menurunkan sedikit kacamatanya untuk melihat semua muridnya dan pandangannya jatuh kepada Raffa yang sedang menguap dengan lebarnya.

"Raffa Aditama, saya lagi menjelaskan buka mendongengi kamu untuk tidur!" ketus Bu Diana. Raffa yang mendengar itu langsung duduk dengan tegap.

"Mampus lo Raf, pasti lo habis ini disuruh lari keliling lapangan." ucap Bara dengan cengiran khasnya.

"Diem lo!" bisik Raffa.

"Ehem, bicara sekali lagi kamu saya suruh lari ke lantai kelas IPA dan kelas IPS sebanyak 40 kali!" ketus Bu Diana dengan galaknya.

"Loh? Biasanyakan lari keliling lapangan Bu?" tanya Raffa polos.

"Suka-suka saya dong!" ketus Bu Diana sewot.

Raffa memutar kedua bola matanya malas. Dan kemudian berdecih pelan. Sangking bosannya Raffa meminjam pensil isi ulang atau biasanya disebut pensil mekanik kepada temannya dan kemudian dia meraut sampai habis.

"Lo kok aneh sih Raf?!" pekik si Vena sambil mengangakat pensil yang telah habis diraut oleh Raffa.

"Suntuk gue," ucap Raffa sambil melempar rautan tersebut.

Kelas pun menjadi hening semua murid mendadak seperti mendapatkan ulangan dadakan. Raffa yang menelungkupkan kepalanya dilipatan tangannya dia sedang tertidur. Ryan menatap Raffa dengan wajah cengo.

"Untung temen loh." ucap Ryan. Dia ingin sekali menendang Raffa sekarang.

"Bara Aditiya silahkan kamu maju kedepan!" panggil Bu Diana.

Bara langsung maju kedepan dan sambil bergaya sok cool. Vena yang melihat ternyata mempunyai ide yang sangat luar biasa.

Vena meluruskan kakinya keluar meja. Saat Bara berjalan tiba-tiba Bara jatuh tersungkur dan gelak tawa mendominan seisi kelas.

"Bhahaha." tawa semuanya pecah. Raffa yang mendengar langsung terbangun.

"Mampus lo kesandung masa lalu! Bahaha" ejek Raffa sambil tertawa.

"Perasaan tadi lo tidur deh Raf," ucap Vena.

"Insting keluarga Aditama terlalu kuat buat hal kek gitu." balas Raffa sambil bersedekap dada.

"Duhh! Malu gue punya temen kek lo!" ucap Gladis sambil melempar Bara dengan penghapus yang telah ia iris kecil.

"Sialan lo Ven! Udah cakep-cakep eh lo malah bikin jatuh!" ucap Bara sambil berusaha berdiri.

"Sok imut lo!" ucap Ryan.

"PANGGILAN KEPADA ANAK BASKET KELAS 12 DIHARAP BERKUMPUL DI LAPANGAN SEKIAN TERIMA KASIH!" speker sekolah berbunyi menandakan panggilan. Dan ternyata panggilan itu ditujukan untuk anak basket.

"AKHIRNYAA!" triak Raffa, Bara, Vena, dan Ryan saat mengetahui itu.

"Emang lo anak basket?" tanya Ryan kepada Raffa.

"Yee gini-gini gue kapten ya walaupun gue jarang ikut rapat," ucap Raffa dengan yakin. Bagi Raffa, rapat itu hanya mengandalkan omong kosong. Baginya di basket yang diperlukan itu skil bukan omong kosong.

4 sekawan itu pun langsung berjalan kearah Bu Diana untuk ijin.

"Bu kita semua anak basket dan kita mau ijin ya," ucap Raffa.

"Ya udah sana!" usir Bu diana dengan sedikit ketus.

Raffa adalah pemain basket dan sekaligus kapten basket ya walaupun dia selalu absen saat menghadiri rapat saat pulang sekolah, tapi kalau panggilannya saat jam pelajaran dia selalu datang paling awal. Anak itu memang aneh -_-







***

Jeng jengggg diriku balik lagi nih terlalu cepat gak sih?

Btw kalian lebih suka Raffa yang kek gimana? Trus  suka konflik gak?

Jangan lupa buat vote coment yaa

Salam
Meitiya ❤💋


V o t e c o m m e n t

Troublemaker Boy [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang