TB - Terungkap

46.8K 3.6K 323
                                    

Malam harinya acara lamaran yang dilakukan oleh Sherin dengan Kenzo akan dimulai pada pukul 8 malam. Semua tamu undangan sudah banyak yang berdatangan hanya dari kerabat dan juga teman Vanno sekaligus Vanya. Di tempat lain, Vanno tengah menunggu anak laki-lakinya itu karena sejak tadi belum terlihat batang hidungnya sama sekali.

"Mana sih si Raffa?!" gumam Vanno dengan berusaha menelfon berkali-kali tapi sambungan tetap mejawab 'berada diluar jangkauan'.

"Untung anak! Jadi gue kutuk jadi cogan!" geram Vanno.

Vanya datang bersama anak kecil yang imut-imut kek permen kenyut membuat hati Vanno menghangat, "Eh yang, lucu kali ya kita kasih adek buat Raffa?" Vanno tiba-tiba melupakan amarahnya terhadap Raffa.

"Enggak! Sherin bentar lagi udah mau nikah! Trus cucu kita gimana?!" tanya Vanya tajam.

"Ayolah beb, umur kita masih pas kok untuk punya anak lagi." ujar Vanno melas.

Vanya menghela nafasnya, "NGGAK!"

"Ini anak siapa yang?" tanya Vanno dengan memperhatikan bocah kecil yang kira-kira berumur 2 bulan.

"Anaknya mantan kamu." ucap Vanya.

Vanno bingung, "Siapa?" tanyanya. 

"Ya Kinan lah, siapa lagi? Berharapnya Dita?!" tanya Vanya ketus.

"Adiknya Vena dong?" tanya Vanno cengo, dan Vanya hanya mengangguk.

"Lah kok? Aku kok nggak tahu? Kapan ehem-ehemnya coba?!" tanya Vanno bingung.

Satu jitakan mulus mendarat dikepala Vanno, laki-laki itu pun mengaduh kesakitan karena jitakan dari istri cantiknya tersebut.

"Emang kalau kamu tahu mereka ehem-ehemnya kamu mau lihat?!" tanya Vanya ketus.

"Bukan gitunya sayang. Maksud aku Kinan ngandungnya." jawab Vanno.

"Ngeles aja kamu!" Vanyapun langsung pergi dari hadapan suaminya itu.

"Bini gue sekseh kalau marah." gumam Vanno dengan tersenyum miring saat melihat punggung istrinya.


* * *

Di tempat lain orang yang sedang dicari-cari oleh Vanno itu kini sejak tadi berada di rumah pacarnya dengan damai.

"Ayuk aku udah siap," Anya datang dengan memakai short dress tanpa lengan berwarna hitam. Rambut panjangnya digelung tinggi hanya menyisakan anak rambutnya saja. Leher jenjangnya terpampang jelas dan diberi hiasan kalung.

Raffa menatap kagum Anya dia sama sekali tidak berkedip, "Raffa?" panggil Anya dengan mengibaskan tangannya kekanan dan kekiri.

Seperti tersadar dari lamunannya, Raffa langsung tergelak dia mengalihkan pandangannya dan kemudian membenarkan letak jasnya.

"Udah siap?" tanya Raffa hanya menghilangkan kegugupannya.

"Udah dari tadi keles. Situ aja yang diem!"

"Gimana enggak diem, orang ada bidadari didepan aku." goda Raffa dengan menoel dagu Anya.

"Gombal? Bayar!" ketus Anya.

Troublemaker Boy [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang