TB - See You

66.7K 5.1K 222
                                    

Pagi-pagi sekali Anya sudah terbangun dari tidur nyenyaknya, dikarenakan dia harus mengantar ayahnya ke bandara. Sebelum Anya keluar dari kamarnya, Anya memandangi gelang yang diberikan oleh Raffa tadi malam. Dia masih tersenyum akan apa yang Raffa berikan kepadanya.

"Gue harap lo gak bakal ngehianatin gue Raf." gumam Anya sambil mengusap gelang itu.

Anya kemudian keluar dari kamarnya, dia mencari keberadaan sosok Mamanya. 

"Eh Anya, udah siap nak?" tanya Raka---papa Anya. Anya yang sedari tadi celingak-celinguk langsung berjingkat kaget karena ucapan Papanya yang membuat dirinya kaget bukan main.

"Udah Pah, oh iya Pah Mama kemana?" tanya Anya sambil berjalan kearah sofa.

"Mama kayaknya lagi ada dibelakang deh." ucap Raka.

"Yaudah kalau gitu Anya mau cari Mama dulu ya Pah." ucap Anya dan diangguki oleh Raka.

Anya berjalan sambil sesekali bernyanyi, dia berjalan kearah taman belakang rumahnya. Dan benar saja Mamanya sedang mencari-cari sesuatu disana.

"Mama cari apa?" tanya Anya.

"Itu, Mama lagi cari kunci mobil, sapa tau jatuh disekitar sini." jawab Liora---Mama Anya sambil membolak-balikkan bantal yang berada di sofa taman itu. Memang di taman rumah Anya,  itu dipisahkan oleh dinding kaca yang sangat luas jadi pantas saja didalamnya diberi sofa.

"Anya bantuin ya mah?" tawar Anya.

"Iya sayang."

Anya melihat sebuah kunci yang sedang dipegang oleh mamanya. "Emm, Mah?" panggil Anya.

Liora pun menoleh, "Iya sayang?" jawab Liora sambil masih tetap mencari.

"Itu yang dikantong Mama apaan ya? Itu kunci atau gantungan berbi?" tanya Anya cengo.

Liora menghentikan kegiatannya itu dan menoleh kearah saku belakang saku celanannya. "Ck, iya sayang, hahah Mama lupa." tawa Liora dan Anya mendominasi ruangan itu.

"Sayang ayo buruan." ucap Raka yang baru saja datang.

"Oke Pah." jawab Anya dan Liora serentak.

* * *

Berbeda halnya dengan Anya yang telah menjalankan aktivitasnya, Raffa malah masih tertidur dengan nyenyak sambil tengkurup dengan selimut tebal yang membalut tubuhnya.

Cuaca yang dingin sangat mendukung untuk Raffa tidur sampai sore. Untung saja hari ini adalah hari minggu jadi Raffa tidak perlu mendengar ocehan Vanya ataupun Sherin. Kedua wanita itu kalau disuruh mengoceh memang sangat ahli sampai membuat Raffa jengah.

Tiba-tiba kamar Raffa ada yang mengetok dari luar.

Raffa masih saja tertidur dengan nyenyaknya.

Akhirnya orang itu masuk kedalam kamar Raffa. Dia langsung berkacak pinggang saat anak laki-lakinya itu masih tertidur.

"RAFFA BANGUN KAMU!" triakan cetar membahana milik Vanya akhirnya membuat Raffa langsung terduduk di atas kasurnya, dia masih mengerjab-ngerjabkan matanya.

"Apasih bun?"

"Cariin bunda tukang sayur sana!" ucap Vanya sambil mendorong-dorong tubuh Raffa.

"Ck! Kenapa gak suruh kak Sherin aja sih? Diakan cewe lebih ngerti." tolak Raffa secara halus.

"Kalau Sherin gak lagi jalan sama Kenzo mungkin Bunda akan nyuruh Sherin, karena berhubung dia pergi jadi Bunda suruh kamu." ucap bundanya itu.

"Hmm," gumam Raffa yang kemudian dia berjalan ke arah Kamar mandi.

Troublemaker Boy [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang