10

799 34 5
                                    

“Lo mau gak...” kata Adi.

“M.. Ma... Mau .. A.. pa?”

“Jadi... pacar gue?”

Jantungku benar-benar gila. Melompat-lompat didalam sana. Guncangannya membuat tubuhku lemas. Lututku tidak kuat lagi menahan kakiku untuk berdiri tegak.

“A...” aku tidak tau harus berkata apa. Lidahku..... kelu. Kaku.

“Mau gak? Gue sayang sama lo, Sya. Udah lama. Lo aja yang gak tau.” Adi menatap mataku dalam-dalam. Aku tidak kuat menatap matanya terlalu lama. Aku pun menunduk.

“Emang gak ada yang tau kalo gue suka sama lo, Sya. Gue gak pernah bilang sama siapa-siapa. Selama ini gue cuma mendam sendiri perasaan gue.” sambung Adi.

“A... g...” Aku benar-benar tidak tau harus berkata apa. Rasanya aku ingin mengatakan ‘Gue juga suka sama lo, Di. Gue sering merhatiin lo. Gue mau kok jadi pacar lo.’ tapi lidahku kaku. Benar-benar kaku.

Penyakit apa ini? Tuhan ... Lidahku ... Aku ingin mengatakan semuanya, tapi... Lidahku, jantungku ...

“Sya?” Adi menatap mataku lebih dalam lagi. Seakan-akan mencari-cari adakah cinta untuknya didalam mataku.

“G....”

Lidah yaampun lidaaah. Apa aku harus mengangguk saja?

“Mau gak, Sya?” tanya Adi sekali lagi.

Aku mencoba untuk mengangguk tapi tidak bisa. Ini terlalu lebay. Ya Tuhan... Apa aku tertular virus dari Irya? oke kalimat terakhirku tolong diabaikan saja.

“Oke. Mungkin lo gak bisa jawab sekarang. Gue bakal ngasih waktu. Gue bakal nunggu lo, Sya. Sampai kapanpun, gue akan selalu nungguin lo.” kata Adi tulus.

“Gu... gu...e”

“Kenapa, Sya? Lo gak suka sama gue kan? Lo sukanya sama Aldi. Iya gue udah tau.”

“Apaan sih, Di!” spontan mulutku berkata seperti itu. Aku tak sadar. “Gue...”

“Kenapa, Sya? Lo ga suka kan sama gue?”

“Gue juga suka sama lo, Di! Gue sering merhatiin lo. Lo aja yang gak nyadar!” sambungku.

Akhirnya bisa juga. Kukira, aku terkena penyakit apa, tiba-tiba lidahku kelu dan kaku. Bukan hanya lidahku, tapi seluruh tubuhku.

Mendengar itu, Adi tersenyum lebar. Senyuman tulusnya. Tatapan matanya, membuatku percaya kalau Adi tulus dari lubuk hatinya yang paling dalam.

“Jadi?” tanya Adi sambil tersenyum lebar.

Aku mengangguk. Kali ini berhasil. Meskipun aku masih lemas dan jantungku melompat-lompat dahsyat.

Adi memelukku. “Aku sayang sama kamu, Fresya.”

---

Aku melirik jam dinding doraemonku. Jam setengah 12.

Aku terdiam. Memeluk gulingku. Masih diam. Memikirkan suatu hal...

Mataku terpejam, lalu beberapa detik kemudian aku membukanya lagi, kemudian terpejam lagi. Begitu seterusnya.

Kini bola mataku menari - nari. Pandanganku menyapu dinding kamarku.

"Gue salah ga sih nerima Adi?" tanyaku pada diriku sendiri. Aku mengacak-acak rambutku, bingung.

"Sebenernya Adi bener..." gumamku. "Gue... sukanya sama..."

"Aldi..." aku memejamkan mataku. Yang kutemukan hanya wajahnya. Wajah dirinya.

Aku membuka mataku kembali. "Tapi, Aldi gak pernah ngasih kepastian. Dia selalu berkelakuan baik sama gue, tapi dia kayaknya gak suka sama gue."

"Mungkin dia emang baik. Bukan baik sama gue aja. Bukan karena suka sama gue." Aku menarik nafasku dalam-dalam.

Rasanya seperti ada yang mengganjal dihatiku.

Aku meraih ponselku yang tergeletak disampingku. 

Aku membuka BBM dan melihat Recent Updates. Itu memang yang selalu aku lakukan kalau aku sedang bosan. Membuka - tutup Recent Updates.

Iriandhita Putri

Changed display picture

Aku memainkan jari-jariku diatas trackpad blackberryku. 

Niatnya, aku ingin membuka display picture Irya. Tapi aku tak sengaja melihat statusnya. Ada huruf disitu. Ya. 12 Huruf yang disertai emoticon peluk.

Rvaldptrprtm({})

Aku membulatkan mataku. "Hah?!"

Badanku lemas. Kalau saja sekarang aku sedang berdiri, mungkin aku akan terjatuh. Untung saja aku sedang ada dalam posisi berbaring. Benar - benar lemas. Aku tidak berbohong.

Apa iya?

Sekali lagi aku melihat status bbm Irya. Masih 12 huruf dengan emoticon peluk.

"Itu singkatan..." gumamku.

Apa mungkin? Tuhan....

Aku membasuh wajahku perlahan.

"Apa mungkin dia?"

Ah sudahlah Aku tidak memikirkannya lagi. Aku mencoba untuk memejamkan mataku dan tidur.

Tapi... aaaaahhh!!!

Pikiran itu selalu datang menghatuiku.

Aku kembali mengacak-acak rambutku lalu melihat lagi status bbm Irya.

"Itu dia bukan sih?"

Revaldi Putra Pratama...

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Haiiii!

FYI, itu covernya gue ganti hehe:)) bagusan yang mana sama yang sebelumnya?pls give ur opinion:3

next?vote yaaa thanks maaftambahabal;(

WHO?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang