26

857 36 8
                                    

"Fresya!" panggil seseorang.

Aku yang sedang berjalan di koridor menoleh, "Kenapa, Jen?"

"Lo dipanggil sama Aldi." jawab Jenny.

"Aldi?" tanyaku bingung.

"Iya, Revaldi. Gue duluan ya." ucap Jenny. Lalu ia meninggalkanku sendiri yang lagi terbengong - bengong.

"Hey, lama banget, gue tungguin juga," ucap seseorang. Ia menepuk pundakku.

Aku menoleh, "Aldi?"

Aldi tersenyum. "Lo gue tungguin juga. Lama banget."

Aku mengerutkan dahiku. "Gue aja baru dikasih tau sama Jenny kalo gue dipanggil sama lo."

Aldi hanya tersenyum. "Ehm, sore ini ada acara?"

"Acara?" tanyaku. "Enggak. Kenapa? Mau ngajakin gue jalan lo yak!"

Aldi terkekeh. "Tau aja lo. Jam setengah 4 ya. Gue tungguin di Stop Here Kafe."

"Dimana tuh?" tanyaku.

"Ga nyampe 5 kilo dari gerbang sekolah ke arah kiri. Lo mungkin jarang lewat situ karena arah rumah lo ke arah kanan." jelas Aldi sambil melirik jam tangan hitam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.

Aku hanya mangut - mangut.

"Gue duluan ya. Ditungguin sama Ray di kantin. Bye." ucap Aldi sambil berjalan meninggalkanku.

"Bye." balasku.

"Jangan lupa nanti sore." ucap Aldi sebelum ia berbelok menuju kantin.

Aku mengangguk mantap. "Siap bos!"

"Ehem, mau jalan sama Aldi?" celetuk Marsya yang tiba - tiba ada di sampingku sambil merangkulku.

"Eh? Sya?" Aku melepaskan rangkulannya yang terasa berat dipundakku. "Jalan? Enggak kok."

Marsya menautkan alisnya. "Sure?"

Aku mengangguk pelan. "Mau ikut?"

"Gak usah." ucap Marsya. "Gue duluan."

"Loh?" pekikku sambil melihat punggung Marsya yang mulai menjauh dariku.

***

"Lo sekarang deket sama Marsya ya?" tanya Aldi sambil menyeruput jus mangganya.

"Lah? Gue sama dia emang deket dari dulu kali." jawabku.

"Ya tapi 'kan sempet ada masalah di persahabatan lo, Marsya, Irya, Laras, Cantika." ucap Aldi.

"Masalah? Masalah apaan?" tanyaku.

"Udahlah. Ribet ngomong sama lo, Sya." katanya sambil terkekeh. Aku hanya mengeluarkan cengiranku.

"Eh, lo sahabat kecilnya Marsya ya?" tanyaku. Entah kenapa Aldi tersedak.

"Eh, maaf. Gue salah nanya ya?" kataku.

Aldi menggeleng pelan. "Gak salah kok. Gue keselek."

"Bener 'kan? Lo sahabat kecilnya Marsya?" tanyaku lagi.

Aldi mengangguk. "Tapi kita kalo ketemu udah jarang teguran lagi."

"Tapi lo masih sering ketemuan atau sekedar chat kan?" tanyaku.

"Iya masih sih." jawab Aldi.

"Sering ketemuan berduaan gitu?" tanyaku lagi. Entah kenapa sore ini aku sangat kritis.

"Kok lo jadi kepo banget gini sih?" Kini aku yang tersedak. Tentu saja karena perkataan Aldi barusan.

"Ya... gue pengen tau aja." sahutku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WHO?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang