Oh, iya, aku teringat dengan novel yang Irya beli saat aku dan dia terakhir kali pergi sebelum perpisahan ini. Haha? Perpisahan? Aku muak mendengarnya. Perpisahan karena masalah sepele. Ya, sepele bagiku. Baginya? Ini sangat besar. Ia mencintai Aldi lebih dari mencintai sahabatnya sendiri. Ah sudahlah. Memikirkan itu membuat perutku mual ingin muntah.
Kembali ke topik awal pembicaraan. Novel.
Apa aku harus membelinya? Kurasa iya. Tapi kurasa tidak perlu.
Kesannya aku terlalu menjadi stalker. Apa iya?
Sebenarnya tidak. Tapi aku ingin mengetahui isi novel itu. Namun kurasa itu sangat tidak penting. Buang - buang uang. Lebih baik di simpan dan di gunakan untuk membeli keperluan lain. Ponsel, misalnya. Aku ingin mengganti ponselku dengan ponsel yang baru. Ini tidak penting. Tapi for your information aja deh, ya.
Kurasa, aku harus membeli buku itu? Ah aku benar - benar labil.
Daripada pusing, langsung saja aku memanggil taksi dan langsung berangkat menuju gramedia.
---
Aku berada di sebuah mall yang paling dekat dengan La Veranda Café.
Aku sedang melangkahkan kakiku menuju sebuah toko buku gramedia.
Apa gue harus beli novelnya?
Tapi, kan, novel itu gak penting. Gak usah di beli, lah, ya? Atau beli aja?
Sejak kapan lo jadi labil gini, Fres. batinku mulai mengeluarkan ocehannya.
Bacot lo! balasku.
Akhirnya aku membelokkan kakiku menuju foodcourt yang ada di lantai paling atas. Entah lantai berapa itu, aku tidak peduli. Yang penting, aku harus mengisi perutku yang sudah meronta - ronta meminta jatah.
Sabar, cacing. Sabar. Sebentar lagi kita sampai. Kataku dalam hati. Lalu aku tertawa geli sendiri. Sudahlah. Nanti aku bisa - bisa di kira orang gila hahaha.
--- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
Aku merebahkan tubuhku diatas kasurku yang empuk setelah mengeringkan rambutku dengan hairdryer. Aku meraih remote tv yang ada diatas nakas.
Berita banjir. Dimana - mana banjir. Tuhan, semoga saja rumahku tidak kebagian kiriman ini.
Krining!
Sms?
From : Aldi
Fresya maaf ya tadi Irya emang lancang.
What? Bagus deh kalo lo nyadar haha! Emang pacar lo lancang. Lancang banget malah.
To : Aldi
Iya gpp kok udah biasa gue digituin. Gue udah tau Irya itu gimana.
Loh? Gue ngomong gitu kesannya gue minta perhatian gak sih? Nggak kan? Udah lah bodo.
Krining!
From : Aldi
Ohehe bagus deh kalo lo udah maklum. Lagi apa lo?
Dih? Kurang ajar banget maklum maklum. Iya sih emang gue maklum dengan sifat Irya yang kayak gitu. Tapi kan dia seharusnya bilang apa kek gitu. Alahh. Bodo ah.
To : Aldi
Nonton tv aja. Lo?
Krining!
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO?
Teen FictionON HOLD. Check Trailer on Youtube: http://www.youtube.com/watch?v=RlfOcojtQR4 Fresya tak pernah menyangka 'tabrakan' itu adalah awal dari segalanya. Dan benar saja, sejak saat itu, semua berubah. Hal - hal kecil pun terjadi. Namun, tak hanya hal - h...