Chapter 2

829 137 43
                                    

Seokmin yang baru saja pulang dari sekolah kini telah berada di rumah. Berjalan melewati pintu depan dan terhenti saat melihat seseorang yang tengah duduk dengan sangat sopan di ruang keluarga rumahnya. Kaki terangkat di atas meja, pandangan lurus ke arah TV, mulut yang tak henti mengunyah makanan ringan dan sebelah tangannya yang memegang remote. Begitu sopannya kelakuan tamunya ini.

Dengan malasnya Seokmin berjalan kearah si tamu, merebut remote TV dan menekan tombol off yang membuat Jihun -tamu kelewat sopan itu- berdecak dan menatap Seokmin sengit.

"Yak! Kenapa kau matikan TVnya?" Jihun berdiri dan menghentakkan kakinya.

"Kenapa kau kemari?"

"Apa salahnya? Bibi saja tidak melarangku untuk kemari."

"Oke. Bukan itu permasalahannya sekarang. Tapi, bisakah kau menjaga tingkahmu saat di rumahku?"

"Apanya? Aku tak melakukan apa-apa."

"Oh ya? Katakan itu pada seorang yang duduk dan meletakkan kakinya di atas meja."

Jihun memutar matanya malas. "Seokmin. Kau menceramahi Hyung mu."

"Aku tak punya Hyung yang bentuknya seperti kau ini."

"Yak!" Jihun mengambil sebuah majalah yang cukup tebal dari atas meja dan memukulkannya ke kepala Seokmin. Tapi tidak jadi, ia hanya menggertak Seokmin ternyata.

"Untung sayang." Jihun meletakkan kembali majalah tersebut pada tempatnya. Ia lalu kembali duduk di sofa.

"Kalau saja kau bukan sepupu ku tersayang, sudah habis kepalamu ku pukul."

Seokmin menatap Jihun malas. "Kau tak pernah benar-benar memukul ku Hyung. Dan asal kau tahu saja, aku memang orang tersayang."

Jihun berakting muntah. Seokmin hanya terkekeh melihatnya. Seokmin lalu mendudukkan tubuhnya di sebelah Jihun dan menghimpit sebelah kaki Hyungnya itu.

"Seokmin. Tidakkah kau sadar tubuhmu ini seberat apa? Bisa-bisa kaki ku lepas karena kau himpit."

"Ck. Berlebihan sekali."

Ia lalu menggeser tubuhnya. Jihun bernapas lega. "Bagaimana sekolahmu?"

"Kau bertanya seolah-olah kau Ibuku, Hyung."

"Jawab saja apa salahnya Lee Seokmin."

"Ah. Aku lelah sekali. Aku naik dulu ya Hyung. Aku ingin mandi lalu tidur."

Seokmin berjalan kearah tangga menuju kamarnya di lantai dua meninggalkan Jihun yang menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kenapa bisa aku memiliki sepupu seperti dia?"

***

"Ya tuhan. Tubuhku rasanya ingin lepas saja."

Soonyoung membaringkan tubuhnya di ranjang tanpa mengganti baju terlebih dahulu. Memejamkan mata dengan sebelah tangan yang menutupnya. Menghela napas pelan lalu bergumam sendiri. "Kadang disaat seperti ini aku jadi membutuhkan asisten rumah tangga."

Soonyoung lalu meraba ke samping mencari dimana ia letakkan tasnya masih dengan mata yang terpejam. Bahkan untuk mencari tasnya saja ia malas sekali membuka mata sipitnya itu.

Braakk!

Terdengar bunyi benda yang terjatuh. Soonyoung langsung bangun dan perlahan melihat ke lantai bawah ranjang. Jantungnya tak henti bedetak kencang. Jangan-jangan yang jatuh itu adalah-

Polaroid ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang