Chapter 4

671 128 31
                                    

Pagi-pagi sekali Soonyoung sudah bangun. Kini ia tengah menikmati sarapannya. Segelas susu dan beberapa lembar roti yang telah diolesi selai coklat. Seketika Soonyoung mengalihkan pandangan pada ponsel yang terletak di samping tangannya. Mengambilnya lalu memutar matanya malas. Itu Minghao. Ada apa anak itu sepagi ini menghubunginya?

Soonyoung menggeser layar ponselnya. "Ya. Minghao. Ada apa?"

"Aku punya berita baik."

"Benarkah?" Soonyoung menjawab dengan malas-malasan. Karena kabar baik yang akan diberikan oleh Minghao takkan jauh dari-

"Kali ini apa yang di lakukan Jun sunbae?" -yap! Wen Junhui lelaki yang di sukai Minghao.

"Pagi-pagi sekali ah! Tidak. Subuh. Bukan, bukan. Dini hari tadi Jun sunbae menelponku."

"Oke. Lalu?"

"Dia menelponku Kwon. Dia menelponku."

Soonyoung menegak minumannya. Lalu mulai bangkit dari duduknya dan mengambil tas yang berada di sofa. Berjalan keluar tempat tinggalnya.

"Kabar baik untukku apa?"

Terdengar kekehan Minghao dari line seberang. "Oh. Maaf. Aku terlalu bersemangat menceritakan tentang-"

"Ya ya ya. Beritahu saja aku apa kabar baiknya."

"Begini. Kan tadi Jun sunbae menghubungi-"

"Xu Minghao. Katakan saja apa intinya."

"Tak pernah berubah. Setidaknya dengarkan dulu ceritaku dari awal Kwon."

"Tidak. Terimakasih."

"Ck! Guru Zhang tidak masuk hari ini. Jun sunbae yang memberi tahuku."

"Hanya itu?"

"Lalu apa lagi?"

"Tidak ada kabar yang benar-benar baik yang lain."

Hening sejenak. Soonyoung masuk kedalam lift, baru saja pintu lift tertutup, Soonyoung dikejutkan dengan suara Minghao. "Ah! Satu lagi. Kita di suruh mencari seorang untuk diajak duet."

"Apa? Kenapa begitu?"

"Mana ku tahu. Tanya saja pada Guru Zhang."

Soonyoung menghela napas pelan. "Ya sudah. Terimakasih infonya Minghao."

"Sama-sama Kwon. Ah ya satu lagi. Kau harus mendaftarkan siapa yang akan kau ajak kolab terakhir sore ini. Jika tidak, ya. Kau siap-siap saja diberi hukuman dari Guru Zhang."

Soonyoung mengusak rambutnya kasar. Cobaan lagi. Bagaimana bisa ia menemukan kolabnya dalam waktu satu hari? Oh. Bukan. Ini bahkan hanya beberapa jam. Rasanya Soonyoung ingin pindah Jurusan saja.

***

Sedari tadi Seokmim tak henti menatap buku yang berada dalam genggamannya. Hatinya menghangat ketika mengingat setiap kata dan kalimat yang tertulis dalam buku itu. Baru kali ini ia menemukan seorang yang mengaguminya dengan cara seperti ini.

Kini Seokmin berada di depan deretan loker siswa. Sebelah tangannya ia gunakan untuk merogoh saku, mengambil ponsel. Ia lalu membuka aplikasi pesan dan membuka pesan yang belum dibaca pada urutan paling atas.

"Loker D-037, Kwon Soonyoung"

Setelahnya Seokmin menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku. Lalu mengamati sebentar satu persatu loker siswa dan mencari loker dengan nomer yg disebutkan dalam pesan singkat tadi. Setelah menemukan loker yang ia cari, Seokmin mengamati keadaan sekitar. Sepi. Ia lalu mengambil sebuah kunci dan mulai membuka loker milim Soonyoung tersebut.

Polaroid ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang