Chapter 8

625 116 30
                                    

Tidak ada kata yang dapat menggambarkan bagaimana suasana dalam ruangan yang berisikan beberapa sofa itu, kecuali sepi. Soonyoung beberapa kali melirik lalu kembali mengalihkan pandangannya ke bantal yang berada di pangkuannya. Ia malu. Ia juga enggan untuk memulai suatu percakapan diantara mereka. Dan yang hanya bisa Soonyoung lakukan saat ini adalah menghela napas beberapa kali dan membawa jari telunjuknya untuk melingkari bibir gelas yang saat ia ia genggam. Terus seperti itu hingga sebuah suara mengintrupsi dan masuk kedalam pendengarannya. Megajaknya berbicara.

"Kau sering menonton reality show seperti ini?"

"Huh?" Soonyoung bingung. Tapi ia tetap bersuara. "Ya. Tidak terlalu sering juga."

"Lalu acara televise seperti apa yang kau suka?"

Soonyoung mengerutkan dahinya. Bingung. Tapi, lagi-lagi ia tetap menjawab pertanyaan yang terlontar untuknya. "Aku suka acara komedi."

"Oh. Pantas saja kau selalu terlihat lucu."

"Hah?"

Menggeleng pelan. Orang itu lalu kembali memfokuskan pandangannya pada layar televise. Meninggalkan Soonyoung yang masih dalam keadaan berfikirnya. Kepalanya sedikit pusing omong-omong.

Tetap dalam keadaan yang sama dalam keheningan membuat rasa kantuk Soonyoung makin menjadi-jadi. Lagi pula sekarang sudah hampir tengah malam. Sudah pukul 11 lebih. Dan jadwal tidur Soonyoung itu sebenarnya satu jam yang lalu. Hanya saja keberadaan lelaki yang berada di sampingnya saat ini membuat matanya harus terbuka lebih lama. Ia tidak mau membuat kesan kurang sopan pada tamunya.

Lagi-lagi Soonyoung menguap. Dan kali ini membuat seorang yang berada disampingnya menoleh, menatapnya. "Kau mengantuk?"

Soonyoung menjawab dengan anggukan dua kali. "Ya sudah tidur saja."

"Huh?" Entah sudah berapa kali Soonyoung menggumamkan kata kebingungan. Dan kali ini Soonyoung memilih untuk bertanya. "Sunbae tidak pulang?"

Menyadari ucapannya yang terkesan seperti mengusir, Soonyoung gelagapan. "Itu.. maksudku-"

"Aku menginap disini. Bolehkan?"

Soonyoung akui otaknya sedang dalam kondisi berjalan lambat sekarang. Dan itu semua karena orang yang berada di sampingnya ini, sunbae nya, Lee Seokmin.

"Anu.. Itu.. Hm.. Kamar yang bersih hanya ada satu dan itu-"

"Tak apa. Aku tidur diruangan sini saja."

"Tapi-"

"Tak apa Kwon. Aku tidur disini saja."

Dan tidak ada kata lagi yang bisa keluar dari bibir mungil Soonyoung. Setelah berpamitan ia lalu bergegas kedalam kamarnya. Mengambil sebuah bantal juga selimut yang bisa Seokmin gunakan. Sebenarnya bisa saja Seokmin tidur dikamar Soonyoung. Tapi lelaki berpipi gembil itu masih sayang jantungnya. Ia tidak mau jantungnya mendadak keluar dari tempatnya.

Soonyoung sampai di ruang televise dan mendapati Seokmin yang sudah berbaring diatas sofa dengan mata terpejam. Melihat itu, rasanya Soonyoung tak tega membangunkannya. Jadi yang Soonyoung lakukan selanjutnya adalah membawa tubuhnya mendekat dan mencoba mengangkat kepala Seokmin untuk meletakkan bantal disana. Setelahnya Soonyoung membentangkan selimut tebal berwarna abu-abu itu menutupi tubuh Seokmin dari kaki hingga pinggangnya. Selesai dengan perkerjaannya, Soonyoung lalu berdiri menatap Seokmin dengan tatapan yang banyak menyiratkan sesuatu disana.

Soonyoung bergumam kecil. "Kau membuatku merasa kebingungan, sunbae."

***

Polaroid ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang