Chapter 5

689 121 26
                                    

Jam telah menunjukkan pukul empat sore. Itu berarti Soonyoung harus segera melangkahkan kakinya menuju ruang latihan Vocal Jurusan Seni musik. Soonyoung membereskan buku yang berserakan di meja di hadapannya. Yap. Soonyoung kini sedang berada di perpustakaan. Sebenarnya sudah sejam yang lalu ia bisa pulang. Tapi salahkan saja Kakak Park-nya yang mengirimi pesan agar mereka bertemu di ruang latihan. Dan membuat Soonyoung lebih memilih Cih. Seenaknya sekali. Soonyoung jadi ingin menculik Haechan dari kakaknya itu.

Setelah selesai acara beres-berberesnya, Soonyoung lalu melangkahkan kakinya keluar perpustakaan. Menyusuri koridor dan berhenti setelah ia menemukan ruang latihan yang disebutkan kakaknya yang sangat cerewet dan menyebalkan itu.

Soonyoung menarik napas dalam. Lalu menghembuskannya perlahan. Semoga saja kakaknya itu tidak melakukan hal-hal yang, ya, katakan saja yang bisa membuat Soonyoung malu. Soonyoung mengangkat tangannya hendak mengetuk pintu, hingga di detik kesepuluh ia juga belum menyentuhkan tangannya di permukaan pintu.

Mengusak rambutnya frustasi. Soonyoung memajukan bibirnya lucu.  Kenapa ingin bertemu dengan kakaknya saja seperti ingin bertemu dengan mertua? Soonyoung menghentak-hentakkan kakinya seperti anak berusia lima. "Apa aku masuk saja? Tapi mengingat sudah satu minggu tidak bertemu pasti dia bertambah menyebalkan."

Soonyoung mendengus kasar. Baru saja ia meraih kenop pintu dan ingin membukanya, tiba-tiba pintu itu telah dibuka terlebih dahulu dari dalam.

"Oh. Soonyoung. Aku baru saja ingin mencarimu tapi kau sudah disini."

Soonyoung menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Maafkan aku membuat kalian menunggu, Taeil sunbae."

Orang yang disebut sebagai Taeil oleh Soonyoung itu lalu tersenyum manis. "Tak apa. Sekarang ayo masuk, Guru Park sudah menunggu."

"Ah iya."

Soonyoung lalu ikut masuk mengekori Taeil. Matanya aktiv memandang ke segala sudut ruangan. Ternyata bukan hanya dia yang akan dilatih oleh kakaknya itu.

Soonyoung lalu menempatkan diri di samping Taeil yang tampak menunggu Guru Park yang sedang berbicara dengan Seokmin. Soonyoung membolakan matanya. Demi apapun yang ada dimuka bumi, kenapa Soonyoung sempat lupa kalau ia akan berlatih dengan Seokmin? Soonyoung menatap kebawah. Dari bibir tipisnya terdengar gerutuan kecil karena kebodohannya sendiri.

"Oh kau sudah datang murid Kwon? Wah. Kami sedari tadi menunggumu. Apa ada hal yang lebih penting dari ini sehingga kau terlambat kemari?"

Terkutuklah Kakaknya Baekhyun dengan mulut tajamnya itu. Lihat! Semua orang yang ada disana memandang kearahnya. Ingatkan Soonyoung untuk benar-benar menculik Haechan nanti.

"Maaf Guru Park."

Baekhyun mengedikkan bahunya. "Untung saja kau di pasangkan dengan murid Lee. Kalau tidak? Hah. Entah apa yang akan terjadi dengan nilai rapormu nanti murid Kwon."

Soonyoung memutar bola matanya malas. Kakaknya ini terlalu melebih-lebihkan. Soonyoung jadi ingin memasukkannya kedalam koper dan mengirimnya ke negeri antah-barantah.

"Jadi apa yang harus kita lakukan sekarang Guru Park?"

"Kita? Tidak murid Kwon. Kau hanya akan berlatih dengan Seokmin hari ini. Kami akan berlatih diruangan lain. Jadi selamat berlatih." Baekhyun menepuk pelan bahu sang Adik.

Soonyoung memandang tak percaya pada Baekhyun. Apa katanya tadi? Hanya berlatih berdua? "Tapi Guru Park-"

"Oh masalah bagianmu tanyakan saja pada Seokmin. Oke. Aku sudah memberi intruksi pada Seokmin untuk apa yang harus kalian lakukan nanti. Mengerti? Sampai jumpa nanti."

Polaroid ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang