III

7K 683 21
                                    

WARNING
BEBERAPA ADEGAN MENGANDUNG UNSUR DEWASA


Yunho terus menghisap bibir bawah Jaejoong dengan begitu ganasnya, sementara Jaejoong mencoba menyeimbangi ciuman yang Yunho lakukan. Tangan Jaejoong meremas rambut Yunho dan menekan kepala Yunho agar memperdalam aksi ciuman mereka, suhu ruangan tersebut menjadi amat panas, dan suara desahan lembut Jaejoong terdengar tiap kali Yunho meremas dadanya yang berisi tersebut.
"Haahh..." Jaejoong menatap dalam Yunho saat ciuman tersebut terlepas, sekilas Jaejoong menyambar bibir hati Yunho dengan maksud untuk menggodanya, Yunho hanya terkekeh melihat aksi Jaejoong tersebut.
Tangan nakal Yunho kembali beraksi, ia membuka kaos yang Jaejoong kenakan, tangannya menelusuri perut rata Jaejoong membuat Jaejoong terkekeh geli akibat aksi Yunho, Yunho kembali membungkam mulut Jaejoong dengan ciumannya, sementara tangannya meremas dan memilin niple kecil Jaejoong.
"Eeuunghh." Jaejoong menggelinjang menahan rasa nikmat akibat sentuhan yang Yunho berikan. Jaejoong meremas rambut Yunho menyalurkan rasa nikmatnya. Tak sampai di sana, ciuman Yunho pun turun pada dagu Jaejoong dan berhenti pada leher Jaejoong yang putih dan mulus, Jaejoong tak hentinya mendesah menikmati sentuhan Yunho, ia tersenyum senang akibat sentuhan tersebut, ini adalah hal pertama yang ia lakukan, hanya Yunho yang mendapatkan tubuh Jaejoong dalam kondisi seperti ini.
"Yunhhh.... ahh gelihhhh." Desah Jaejoong saat lidah Yunho menggelitik leher dan telinganya, Yunho pun tersenyum senang mendengar desahan yang begitu menggairahkan itu, dan setiap desahan yang muncul dari mulut Jaejoong membangkitkan milik Yunho, oh god! Haruskah ia melakukannya?
Yunho menghisap kuat leher Jaejoong dan meninggalkan beberapa tanda keunguan di sana, mereka sudah berkeringat padahal cuaca di luar begitu dingin.
Yunho kembali menatap Jaejoong, ia mengecup lembut kening Jaejoong, ada perasaan damai yang tersampaikan dalam ciuman tersebut.
.
.
Kim's Mansion

Rumah mewah itu pun kembali ramai, bagaimana tidak ramai? Hwang bo kembali hilang dari pengawasan. Saat ini Yoo jin belum mengetahuinya, para penjaga pun harus segera menemukan wanita paru baya tersebut, mau tidak mau sebelum Yoo jin tahu. Nasib mereka bergantung pada wanita paru baya tersebut.
"Sepertinya Nyonya Hwang telah meninggalkan mansion, kami sudah mencarinya tetapi tak kami temukan." Lapor salah satu penjaga disana kepada ketuanya.
"Cari di luar, aku rasa ia belum pergi jauh. Lagi pula Nyonya Hwang dalam mental yang tidak sehat. Dapatkan dia sebelum Nyonya Yoo jin tau."
"Baik."
Mereka pun sibuk mencari di mana Hwang bo berada, memang benar nasib mereka bergantung pada Hwang bo. Jika Hwang bo tak dapat di temukan, dapat mereka pastikan nyawa mereka pun akan lenyap di tangan Yoo jin.
.
Di tempat lain, seseorang wanita berpakaian dress tidur berwarna biru muda pun sedang berjalan menelusuri pinggir jalan yang begitu dingin. Ya. Dia Hwang bo, bibirnya menggigil gemetar menahan dingin, tetapi kakinya tak ada niat untuk berhenti. Hwang bo terus berjalan cepat dengan terus bergumam pelan.
Ia berniat ke suatu tempatkah?
.
.
Suasana semakin memanas di kediaman Yunho, bahkan kini rintihan, jeritan, desahan semakin jelas terdengar.
"Aahhh... Yunhhh leebiihh cepatthh ahh." Jaejoong meremas kuat lengan kekar Yunho saat Yunho berusaha mempercepat gerakannya pada lubang Jaejoong, tubuh polos mereka telah penuh keringat saat ini, bahkan suara decitan tempat tidur pun terdengar jelas karena gerakan Yunho yang begitu kuat, dan jangan lupakan desahan kenikmatan Jaejoong setiap milik Yunho mengenai titik kenikmatannya.
"Jaehhh.. ahh.. akuhh keluar.."
Tak lama cairan Yunho pun menyembur di dalam lubang tersebut, Jaejoong nampak begitu lelah akibat aktivitas mereka. Yunho tersenyum, Jaejoong pun membalas senyuman tersebut dengan lemas.
Yunho mengeluarkan miliknya dari lubang sempit Jaejoong, sebenarnya ia masih ingin merasakan lebih, tetapi ini pengalaman pertama Jaejoong dan ia tak mungkin menyakitinya.
Yunho segera berbaring di samping Jaejoong dan menarik selimut untuk menutupi tubuh polos mereka, Jaejoong pun segera mempersempit jarak serta menghimpitkan wajahnya pada dada bidang Yunho, Yunho mendekap tubuh Jaejoong dengan begitu eratnya dan tak luput mengecup pucuk kepala Jaejoong dengan lembut.
"Terimakasih Jae."
"Berhenti ucapkan kata terima Kasih kalau tidak aku akan membunuhmu." Ujar Jaejoong, Yunho pun terkekeh geli.
"Sudah kembali sangar? Bukannya tadi kau pasrah meni-.. aakhhh." Jaejoong pun mencubit kuat perut Yunho, ia tahu apa yang akan di katakan kekasihnya tersebut. Astaga kekasih? Apkah benar saat ini statusnya adalah kekasih Yunho?
"Kejamnya kekasihku ini hn?" Ujar Yunho dengan mengusap bekas cubitan Jaejoong. Jaejoong pun terkekeh mendengarnya.
"Biar saja, agar tak ada yang berani mendekatimu." Yunho tersenyum mendengarnya, ia pun kembali mendekap Jaejoong dengan sangat eratnya.
"Tidak akan ada yang mendekatiku Jae." Jaejoong mengangguk.
"Aku lelah Yun, jja kita tidur." Ujar Jaejoong.
"Tidurlah sayang." Yunho membelai kepala Jaejoong, membiarkan kekasihnya terlelap tidur sehabis melakukan aktivitas yang begitu melelahkan tersebut.
.
.
Hari sudah hampir pagi dan Jaejoong belum kembali, apalagi Ji hyo mendapat kabar bahwa Yunho datang untuk membawa Jaejoong, seharusnya Jaejoong telah kembali, apalagi Yunho sudah menyelamatkannya. Ji hyo pun mencari dimana Jaejoong, ia tak mungkin langsung ke rumah Yunho, karena ia sendiri pun tak tahu kediaman Yunho, semenjak woosung meninggal Yunho tinggal sendiri dan hanya beberapa orang saja yang tahu keberadaanya.
"Ash! Dimana anak itu, mengapa tidak langsung pulang!" Kesal Ji hyo. Ji hyo mencoba terus mencari sehingga ia sendiri pun tidak tahu akan seseorang yang sedang memperhatikannya di sebrang sana.
"A-anakku.. kembalikan.." Hwang bo melihat Ji hyo dari kejauhan, rupanya ia ingat benar akan wajah Ji hyo, Hwang bo berusaha mengejar Ji hyo dengan sisa tenaga yang ia punya. Kakinya sudah memerah karena menahan dingin, ia pun terjatuh, tetapi Ji hyo tetap tidak melihatnya, air mata Hwang bo kembali mengalir.
"Anakku, hiks kembalikan anakku, anakku belum mati. Ku mohon... ku mohon." Hwang bo pun terjatuh pingsan. Sementara itu Ji hyo semakin menjauh. Sebuah mobil hitam mewah pun berhenti melihat Hwang bo yang terkapar di jalan, ia segera membawa Hwang bo masuk ke dalam mobilnya dan pergi.
.
.
Waktu terus berjalan, matahari pun sudah muncul untuk menyinari pagi. Yunho dan Jaejoong masih terlelap dalam tidur mereka.
"Yoohooooo Yun, aku pin..jam.." Seunghyun yang terbiasa memasuki rumah Yunho seenaknya sepertinya kini harus membiasakan diri untuk mengetuk pintu terlebih dahulu, lebih khususnya kamar Yunho. Mendengar suara Seunghyun, Yunho dan Jaejoong pun terbangun, Jaejoong pun menutup wajahnya dengan selimut menahan malu dengan kedatangan Seunghyun, apa yang akan Seunghyun pikirkan tentangnya nanti.
"Ma-..maaf, aku lupa mengetuk pintu, sebaiknya kalian kembali istirahat, sepertinya malam yang melelahkan untuk kalian." Gurau Seunghyun, Yunho hanya memutar kedua bola matanya.
"Tunggu aku di depan, aku akan segera kesana." Ujar Yunho, Seunghyun pun mengangguk paham. Setelah Seunghyun pergi, Yunho segera membuka selimut yang menutupi wajah Jaejoong, ia tersenyum dan mengecup lembut bibir Jaejoong.
"Sudah pergi."
"Aku malu Yun."
"Ahahaha, tak apa, dia bukan tipe orang banyak bicara. Aku akan temui dia. Kau mau mandi? Pakai saja kamar mandiku, pakaianku ada di lemari, cari saja yang sekiranya muat kau pakai." Jaejoong mengangguk paham. Yunho pun berdiri menampilkan tubuh polosnya, wajah Jaejoong kembali merona, bahkan ia menutup wajahnya kembali dengan selimut, Yunho hanya terkekeh melihatnya.
"Kau sudah melihatnya kenapa kau malu begitu hn?" Ujar Yunho.
"Berisik! Cepat pakai bajumu Yun." Yunho pun menuruti ucapan Jaejoong, setelahnya ia keluar untuk menemui Seunghyun. Jika saja Seunghyun tak datang, pasti ia dan Jaejoong masih berpelukan di tempat tidur hingga siang hari.
Jaejoong beranjak dari tempat tidurnya, tubuhnya sangat sakit akibat ulah Yunho. Ia harus membersihkan seluruh tubuhnya yang lengket akibat cairan cintanya dengan Yunho, ia tak menyangka bahwa semalam mereka melakukan hal 'itu' Jaejoong kembali merona ketika ia mengingat semua aktivitas yang mereka lakukan semalam.
"Aigoooooo Jae, sadarlah, sadar!" Gumamnya dan kembali tersenyum riang.
"Aku mencintaimu Yun, sangat mencintaimu." Jaejoong menyalakan Shower dan membersihkan tubuhnya, ia begitu menyegarkan. Jaejoong berharap ia alan terus bahagia seperti ini.
Setelah membersihkan tubuhnya, Jaejoong kembali ke kamar Yunho, ia membuka lemari Yunho dan mencari pakaian Yunho.  Pakaian Yunho tertata dengan sangat rapi.
.
.
"Jika sampai kau tak temui anak itu, nyawamu yang menjadi sasarannya?" Tanya Yunho, Seunghyun pun mengangguk.
"Tsk! Mereka saja tak tau sasaran mereka. Lalu kau mau apa hn?"
"Bantu aku menemukan anak itu, aku akan menyerahkan sebagian pembayaran mereka kepadamu Yun." Yunho hanya diam memandang Seunghyun.
"Bukan karena itu, aku sudah berhenti melakukan ini."
"Demi aku Yun, ku mohon."
"Pulanglah, jika mereka mampu melukaimu, aku akan turun tangan."
"Kau janji?!"
"Hn."
"Ahahahahahaha kau memang sahabat baikku Yun, baiklah aku pergi. Lanjutkan olahragamu dengan bartender cantik itu. Ahaha."
Plak!
Yunho melemparkan asbak rokok nyaris mengenai Seunghyun, mata Seunghyun hanya mampu membelalak.
"Kau gila Yun. Jika kepalaku kena akan bahaya!"
"Kka!" Usir Yunho, Seunghyun pun akhirnya pergi meninggalkan rumah Yunho.
Yunho kembali ke kamarnya, ia melihat Jaejoong yang sedang memilih pakaian, Yunho tersenyum dan menghampiri Jaejoong, tetapi langkahnya terhenti saat ia melihat tanda lahir Jaejoong pada punggungnya, bagaimana bisa Jaejoong memiliki tanda yanh sama dengan target Seunghyun, Apakah anak yang selama ini Seunghyun incar adalah Jaejoong?
Merasakan ada kedatangan seseorang Jaejoong pun menengok, ia tersenyum saat melihat itu adalah Yunho.
"Seunghyun sudah pulang?" Tanya Jaejoong, Yunho pun mengangguk dan masih menatap Jaejoong.
"Bagaimana bisa Jaejoong memiliki tanda lahir di punggung dengan ciri yang sama seperti target Seunghyun. Apakah maksud ini semua?"  Ujar Yunho dalam hati. Ia harus menanyakan tentang Jaejoong, lebih tepatnya tentang asal usulnya.
"Aku tak tau harus pakai yang mana Yun." Ujar Jaejoong membuyarkan lamunan Yunho. Yunho pun tersadar, ia mencoba bersikap tenang, dan biasa.
"Coba kenakan ini." Yunho mengambil kemeja putih tipisnya berlengan panjang, Jaejoong pun tersenyum simpul dan langsung mengenakan kemeja tersebut.

BLIND✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang