Kebaikan akan selalu kalah dengan kejahatan.
Ya, hanya itu awalnya.
Pada akhir cerita kejahatanlah yang kalah, karena Tuhan sengaja membiarkan mereka terlena.Yoo jin menatap tak percaya apa yang ia lihat, bagaimana mungkin?
"Siapa yang akan kau bunuh Yoo jin-ah?" Tanya pria tua yang berdiri di balik kursi roda. Yoo jin tak bergeming, ia tetap menatap penuh kejut pada pria di kursi roda tersebut.
"Kenapa? Apa kau terkejut? Aku bertahan dan kini aku sudah sadar." Ucap Hyun Joong, lelaki yang berada di kursi roda tersebut. Yoo jin berusaha menetralkan keterkejutannya, ia tersenyum.
"Akhirnya oppa sadar, aku sangat senang." Ujarnya, Hyun Joong pun menatap Yoo jin.
"Dimana Istri dan anakku? Mereka tidak ada sangkut pautnya dengan ini semua, bisakah tidak melibatkan mereka?" Yoo jin pun berjalan menuju Hyun joong, bahkan ia tersenyum sinis melihat Hyun joong dan pria tua yang tak lain adalah Pamannya sendiri.
"Ah, jadi kalian sudah siap untuk melawanku?" Ucap Yoo jin, Hyun joong hanya mampu mengepalkan tangannya menahan emosi.
"Oppa tanyakan dimana istri dan anakmu? Aku tidak peduli dimana istrimu saat ini, tapi apakah Oppa tahu? Aku tahu dimana anakmu, ahaha saat ini ia sedang bersama Anakku Oppa. Hanya tinggal aku suruh Yunho menghabisinya dan Oppa pasti dapat melihat mayat anak Oppa itu."
"Kurang ajar! Sampai kau melukainya aku akan buat perhitungan denganmu Yoo Jin-ah!" Kesal Hyun joong, Yoo jin sangat senang melihat kemarahan yang Hyun Joong tunjukan. Yoo jin yakin, Hyun joong akan mencari tahu siapa itu Yunho, jika ia dapatkan Jaejoong, Yunho akan di buat menjauh dari Jaejoong, dengan ini Yoo jin akan lebih mudah menghancurkan Jaejoong.
"Kalian yang memintaku untuk seperti ini bukan? Kalian yang menganggapku seolah tak ada? Appa, Umma, bahkan Ajushi. Semua hanya milik Oppa! Tak ada sedikitpun untukku! Kalian yang membuatku seperti ini!" Yoo jin meluapkan amarahnya, Hyun Joong dan Yoo jin saling menatap penuh kemarahan saat ini.
"Hyun Joong telah sadar, dan kau tidak bisa untuk menguasai ini semua lagi Yoo jin." Ujar sang Paman, Yoo jin masih setia tersenyum sinis menatap mereka.
"Tapi Oppa tak berguna bukan? Ajushi tak bisa semudah itu melakukan ini, selama dua puluh tahun ini aku yang membuat Kim corp semakin sukses, aku! Bukan Oppa!"
"Jadi kau ingin ini semua? Dan kau berubah karena harta? Kemana Yoo jin adikku dulu? Kau iblis!" Maki Hyun joong, Yoo jin pun tertawa mendengar makian tersebut, iblis? Begitukah dia saat ini?
"Ya aku iblis, dan itu semua karena kalian! Lakukan saja apa yang kalian bisa, mereka sudah lebih tahu aku dari pada Oppa. Jadi, akulah pemilik ini semua."
"Kau sudah benar-benar di butakan oleh keserakahan Yoo Jin-ah!" Kesal Hyun joong.
"Terserah apa tanggapan kalian.""Jeon hwa!" Sang paman pun memanggil salah satu anak buahnya. Seseorang itu segera menghampiri pria tua tersebut.
"Cari keberadaan Jaejoong, dan segera kabarkan keberadaan anak itu." Yoo jin hanya tersenyum meledek melihat sang Paman memerintahkan seseorang untuk mencari Jaejoong.
"Anak itu tinggal di pemukiman kumuh dan tempat para pelacur tinggal, nama anak itu Song Jaejoong. Bagaimana? Apakah mau ucapkan terimakasih karena aku sudah memberitahu kalian?" Ujar Yoo Jin. Hyun Joong dan sang Paman hanya menatap Yoo jin sekilas, Jaejoong benar-benar dalam pengawasan wanita Iblis ini, apakah Yunho yang Yoo jin maksud anaknya akan benar-benar melakukan hal buruk pada Jaejoong? Hyun joong harus segera menemukan Jaejoong dan menjauhkannya dari Yunho.
.
.
Di lain tempat, Jaejoong masih meratapi kepergian Ji hyo. Baru saja ia menghadiri pemakaman Ji hyo, Yunho selalu setia menemani Jaejoong, sangat sakit baginya melihat kesedihan Jaejoong.Hwang bo, Junsu, dan Yoochun suami dari Junsu pun ikut menghadiri prosesi pemakaman tersebut. Hwang bo benar-benar sangat berterimakasih atas semua perbuatan baik Ji hyo kepadanya dan Jaejoong.
Hwang bo mendekati Jaejoong, ia mengusap lembut bahu Jaejoong, Jaejoong pun meliriknya, air matanya kembali mencelos, Hwang bo tahu kesedihan anaknya, ia segera menarik Jaejoong dan memeluknya erat, ia mengusap punggung gemetar Jaejoong, Jaejoong kembali menangis.
"Tenanglah Jae, ikhlaskan Ji hyo. Kau tak boleh bersedih seperti ini, masih ada Umma." Ujar Hwang bo, Jaejoong tak menjawab, ia masih terus menangis, sementara itu Yunho menatap Jaejoong dan Hwang bo yang tepat di sampingnya, Yunho takut jika kematian Ji hyo ada sangkut pautnya dengan Ummanya, mobil itu sengaja melakukan ini, bahkan ia mengarah kepada Jaejoong, jika Ji hyo tak ada, entah apa yang terjadi pada Jaejoong, Yunho sangat tidak bisa membayangkan itu semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLIND✔
FanfictionKetika Cinta itu hadir dan membutakan mata hati seseorang, tak peduli siapa yang ia cintai dan tak peduli pula siapa yang ia hadapi. Yunjae/Yaoi