Mobil mewah melaju di hadapan anak kecil yang tengah berjalan di tepi kota Seoul. Tubuhnya sangat terlihat begitu kumuh. Anak itu tersentak saat melihat siapa yang berada di dalam mobil mewah itu.
"Umma?" Gumamnya, anak itu pun berlari mengejar mobil mewah tersebut tanpa melihat apa yang ada di hadapannya saat itu.
"Ummmaaaaaaaaaaaaa! Ummaaaaaa!" Teriaknya membuat dirinya menjadi pusat perhatian karena berlari tanpa melihat apa yang ada di hadapannya.Bruk!
Ia terjatuh akibat menabrak seseorang, mata anak itu pun mencari sosok mobil yang ia ikuti, tetapi mobil itu hilang dari penglihatannya.
"Umma? Ini Yunho umma. Ini Yunho." Tangis anak tujuh tahun tersebut. Kakinya telah terluka akibat ia mengejar mobil tersebut tanpa alas kaki, bahkan ia rela menghadapi panasnya jalanan siang hari itu.
.
.
Dokter terus mengontrol kondisi Yunho, beberapa kali kondisi Yunho menurun nyaris membuat detak jantungnya terhenti membuat orang-orang disana panik. Setelah itu Yunho kembali stabil dengan mata yang masih Setia tertutup. Seperti saat ini."Pulanglah Jae." Ujar Hwang bo mengkhawatirkan keadaan anaknya pula, Jaejoong terlihat sangat menyedihkan menunggu keadaan Yunho. Jaejoong hanya menggelengkan kepalanya.
"Kalian saja, aku menunggu Yunho sampai sadar." Ujarnya, Hwang bo pun menghelakan nafas beratnya. Dokter saja telah mengatakan Yunho mengalami koma setelah kondisinya mengalami drop beberapa saat lalu. Kondisinya masih sangat begitu lemah walaupun Yunho telah melalui masa kritisnya.Yoo jin pun hanya menundukan kepalanya mendengarkan obrolan Jaejoong dan Hwang bo, sampai malam pun Yoo jin belum sempat mengganti pakaiannya yang kotor karena darah. Beberapa kali Yunho mengalami kondisi menurun yang membuat Yoo jin kembali menangis dan merasakan ketakutan akan kehilangan.
"Gantilah pakaianmu Yoo jin-ah." Ujar Jonghun yang menyerahkan tas berisikan pakaian Yoo Jin. Yoo jin menerima tas itu, tetapi ia belum bergerak sama sekali untuk pergi dari sana.
"Ada apa hn? Cepatlah ganti, dan bersihkan beberapa bercak darah pada tubuhmu." Yoo Jin pun menatap Jonghun sang Paman dengan mata sembabnya.
"Yunho tidak bersalah, jangan lakukan apapun padanya. Berjanjilah." Yoo jin sangat takut jika mereka membalas perlakuan jahat yang pernah Yoo jin perbuat terhadap Yunho saat ia tak ada. Yoo jin takut akan hal itu. Jonghun hanya mampu menghelakan nafas beratnya.
"Yunho akan baik-baik saja, percayalah." Yoo jin mengangguk dan segera berjalan perlahan menuju toilet untuk mengganti pakaiannya.Hwang bo pun menyerah untuk merayu Jaejoong pulang. Jaejoong pun duduk sendiri karena Hwang bo pergi meninggalkannya untuk mencari makanan. Seunghyun pun menghampiri Jaejoong dan duduk disamping Jaejoong. Jaejoong menundukan kepalanya dan kembali menangis saat Seunghyun sudah ada di sampingnya.
"Maaf." Ujar Jaejoong dengan penuh penyesalan.
"Kau tau apa yang Yunho lakukan kali ini untuk dirimu hn? Bukan hanya sekali ini saja ia melindungimu Jae, tetapi sering kali. Aku bukan bermaksud membelanya karena aku adalah sahabatnya, tetapi Yunho memang sangat mencintaimu dengan tulus. Kau tahu, aku pernah sempat menjadi salah satu seseorang yang berniat membunuhmu, Yunho bahkan menyembunyikan dirimu agar aku tidak tahu akan siapa yang aku hendak bunuh, tetapi ketika aku tahu, Yunho menghentikanku Jae. Dia tak ingin kau mati, saat itu ia pun tahu siapa yang menyuruhku, yang tak lain Ummanya sendiri. Ia bahkan tetap menyembunyikanmu. Ia tak peduli bahwa ia sangat merindukan wanita itu. Itulah pertama kali Yunho berhadapan dengan wanita itu Jae. Itulah yang sebenarnya terjadi. Aku pun disini karenanya, aku harus terus menjagamu, mematuhi apapun yang kau suruh. Ia tahu bahwa kau sangat membencinya sekarang ini." Jaejoong menghapus air matanya yang telah membasahi pipinya.
"Yunho harus bertahan Seunghyun-ah. Ia harus kembali bangun. Aku tidak ingin anak kami tumbuh tanpa sosok Appa." Ujar Jaejoong, ia pun melirik Seunghyun yang terlihat terkejut atas ucapan Jaejoong.
"Anak?" Tanya Seunghyun memastikan apa yang ia dengar. Jaejoong mengangguk.
"Aku ternyata bisa hamil Seunghyun-ah, dan saat ini sudah memasuki minggu keempat." Ucap Jaejoong mencoba tersenyum dan mengusap perutnya yang masih terlihat rata.
"Beberapa hari yang lalu aku memeriksakan ini, aku sengaja masih diam untuk hal ini, bahkan aku tak ingin Yunho tahu hal ini, aku tidak ingin Yunho kembali memasuki kehidupanku. Aku membenci Yunho saat itu, sangat membencinya. Aku benar-benar dibutakan oleh amarah sehingga aku tidak melihat ketulusan yang Yunho tunjukan, aku selalu salah menilainya Seunghyun-ah, di mataku Yunho selalu buruk." Jaejoong kembali menceloskan air matanya, Seunghyun mengusap bahu Jaejoong.
"Jangan menangis, Yunho tak suka melihatmu menangis, dan kau tak takut janinmu terganggu?" Jaejoong menatap Seunghyun.
"Yunho pasti bertahan kan?" Ujar Jaejoong.
"Pasti. Yunho adalah orang kuat."
KAMU SEDANG MEMBACA
BLIND✔
FanfictionKetika Cinta itu hadir dan membutakan mata hati seseorang, tak peduli siapa yang ia cintai dan tak peduli pula siapa yang ia hadapi. Yunjae/Yaoi