Senja dingin begitu terasa hangat.
Bisakah waktu terus berjalan dengan sangat menyenangkan?Jaejoong berada dalam dekapan hangat Yunho, hari ini Junsu tidak membuka Tokonya, dan inilah kesempatan Yunho dan Jaejoong memanfaatkan waktu bersama. Yunho mendekap erat Jaejoong, bahkan beberapa kali ia mencium lembut rambut Jaejoong, sementara itu Jaejoong tersenyum senang akan perlakuan Yunho. Ternyata benar adanya tentang perasaan tak mampu di ucapkan ketika kau sedang kasmaran.
Tok.. tok.. tok!
Suara ketukan pintu pun terdengar mengganggu Yunho dan Jaejoong yang sedang asik bermesraan tersebut.
"Ada tamu Yun." Ujar Jaejoong.
"Paling hanya Seunghyun, aku jarang menerima tamu. Abaikan saja lah." Yunho hendak mengecup bibir Jaejoong, tetapi Jaejoong menghindari dan segera berdiri membuat Yunho berdecak kesal.
"Aku lihat dulu siapa yang datang, bisa saja ia tamu pentingmu." Ujar Jaejoong, Yunho pun mengangguk menahan kekesalannya, Jaejoong hanya terkekeh melihat sikap Yunho yang sangat 'manis' bagi Jaejoong.
Jaejoong membuka pintu tersebut, ia pun menemukan wanita Seusia Ji hyo di sana.
"Apa benar ini rumah Yunho?" Tanyanya.
"Ya, maaf Ajhuma siapa?"
"Aku-.."
"Siapa Jae-.." Ujar Yunho menghampiri Jaejoong, mata musang Yunho pun membulat, langkahnya terhenti melihat kedatangan seseorang yang tak ia sangka, Yunho segera berjalan cepat menuju Jaejoong dan menarik tubuh Jaejoong menjauh dari wanita itu, Jaejoong heran akibat sikap Yunho, tetapi wanita itu tersenyum melihat perlakuan Yunho.
"Ah, apakah ini Song Jaejoong? Kekasih Yunho?" Tanyanya, Jaejoong tersenyum dan mengangguk.
"Ya, aku Jaejoong."
"Kenalkan, aku Kim Yoo Jin. Umma Yunho." Yunho masih terdiam, apa maksud Yoo jin kemari? Dan mengapa ia tahu Jaejoong? Apakah ia telah tahu siapa Jaejoong? Batin Yunho benar-benar berkecamuk saat ini.
"Ah benarkah? Aish mengapa kau tidak ceritakan tentang Ummamu padaku Yun? Teganya." Rengek Jaejoong, Yoo jin tersenyum melihatnya.
"Kami pun baru bertemu Jaejoong-ie. Kau tahu, aku sangat senang karena Yunho mendapatkanmu." Ujar Yoo jin kembali, Jaejoong hanya terus tersenyum tanpa tahu maksud Yoo jin, berbeda dengan Yunho.
"Umma tidak kau persilahkan masuk Yun?" Ujar Yoo jin. Yunho terdiam, Jaejoong melirik sikap aneh Yunho, ada apa? Apakah hubungan mereka tidak dalam kondisi baik? Batin Jaejoong.
"Jae, kau ke kamar ya, ada yang harus kami bicarakan." Ujar Yunho, Jaejoong mengangguk, ia pamit dan segera menuju kamar Yunho. Yunho mempersilahkan Yoo jin untuk memasuki rumahnya.
"Bagaimana bisa tahu tempat tinggalku?" Tanya Yunho. Yoo jin pun tersenyum.
"Tidak ada yang tidak bisa aku dapatkan di dunia ini." Yunho terdiam sejenak. Yoo jin berjalan melihat kondisi rumah yang Yunho tempati.
"Sejak kapan kau tinggal di tempat kumuh ini?" Tanya Yoo jin.
"Sejak usiaku 7 tahun, ini rumah Appa angkatku yang telah meninggal. Kenapa?" Tanya balik Yunho.
"Wanita brengsek itu mengusirmu dari rumahmu sendiri?" Yunho menganggukan kepalanya atas pertanyaan Yoo jin.
"Sepertinya Umma telah tahu segalanya."
"Ya, aku tau segalanya, bahkan aku tahu kau seorang pembunuh bayaran seperti Seunghyun bukan?" Ujar Yoo jin tersenyum, tetapi tidak dengan Yunho yang menahan gemetar pada tubuhnya.
"Andaikan saja kau bisa membunuh anak yang Umma maksud, pasti Umma sangat bangga padamu Yun." Ujar Yoo jin, Yunho mengepalkan kuat kedua tangannya menahan emosinya.
"Aku tidak tahu anak itu, bukannya sudah Seunghyun katakan, bahwa anak itu sudah tidak ada disini." Yoo jin tersenyum, ia mendekati Yunho dan membelai rambut Yunho, seharusnya ini terasa hangat, tetapi mengapa harus terasa dingin dan penuh ancaman.
"Bukannya anak itu ada di sini? Di kamarmu?" Ujar Yoo jin, Yunho menatap tak percaya Yoo jin.
"Ah sebenarnya aku kemari tak ingin membahas kekasihmu itu Yun. Dia sudah menjadi urusan Umma. "
"Ku mohon, jangan menyentuhnya." Yoo jin tersenyum menatap Yunho.
"Kau memang mencintainya Yun, tapi ingatlah, hati seseorang mudah berubah, apalagi jika dia tahu siapa kau nak. Ingat, kau seorang pem-bu-nuh, dan apa tanggapan Jaejoong jika tahu kau anak dari wanita yang ingin kematiannya? Pasti kau terbuang." Ujar Yoo jin, Yunho hanya menggeleng tak membenarkan ucapan Yoo jin.
"Hari ini Umma telah menyuruh seseorang menyelinap perusahaan Appa mu. Ternyata wanita itu tidak mahir menjalaninya, dan kau tahu Il woo sudah tahu jika hal ini akan terjadi, ia menyembunyikan surat warisan sesungguhnya, dan yang wanita itu nikmati hanya 20% dari kekayaanmu. Aku sudah mengurusnya, dan wanita itu terserahmu, kau bebas melakukan apapun untuknya, ia sudah bersama suruhanku, ini alamatnya." Yoo jin menyerahkan kertas bertuliskan alamat disana, Yunho masih terdiam, dendamnya kembali hadir, detik-detik kematian Ayahnya terus terbayang di otaknya.
"Mengapa Umma lakukan semua ini? Apakah ini salah satu trik Umma agar aku menurutimu?"
"Jangan terlalu mengambil cepat kesimpulan. Anggap saja ini balasan karena selama ini kau tak pernah Umma anggap. Masalah Jaejoong, Umma tahu harus bertindak seperti apa." Yunho terdiam.
"Umma pulang, sampaikan salam Umma pada kekasihmu itu, katakan padanya agar berhati-hati." Ucap Yoo jin tersenyum sinis, Yunho benar-benar tidak dapat melakukan apapun, dua sisi yang sangat penting baginya, mana yang harus ia dekap saat ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
BLIND✔
FanfictionKetika Cinta itu hadir dan membutakan mata hati seseorang, tak peduli siapa yang ia cintai dan tak peduli pula siapa yang ia hadapi. Yunjae/Yaoi