Sudah seharian aku berada dirumah ini. Bosan sudah melanda. Aku tidak melakukan hal apapun. Ya hanya diam aja di kamar. Aku sempat keluar melihat keadaan tapi hening sekali. Rumah sebesar ini tapi tidak ada penghuninya. Jadikan kos-kosan saja!
Sudah hampir jam makan malam. Aku memutuskan untuk turun ke bawah. Saat aku sedang melintas ke dapur, aku melihat Bi Sari sedang menyiapkan makanan. Aku memutuskan untuk membantunya. Begini-begini aku bisa masak.
“eh non, jangan non. Ga usah bantuin Bibi.” Ucapnya kaget saat melihatku ada di dapur membantunya memotong sayuran dan daging.
“ga apa bi. Aku bosen. Di kamar seharian. Bibi udah lama kerja disini?” tanyaku sok deket aja kan ya. Biar ada temen disini.
“udah non. Saya kerja disini udah 15 tahun.”
“lama banget bi. Disini memang penghuninya sedikit ya?”
“biasa nyonya bakal pulang bentar lagi. Nyonya sama tuan memang jarang dirumah non. Mereka sibuk di kantor masing-masing.”
Aku hanya menganggukan kepala. Berarti apa yang bisa aku lakukan ya disini? Mungkin aku akan mencari kerja di Jakarta. Agar cepat lunas hutang-hutang papa.
Tidak lama, ada suara sepatu memasuki ruangan ini. Dan seorang ibu separuh baya masuk ke dalam. Bi Sari langsung membungkukkan badannya. Mungkin ini mertuaku.
Paras nya tidak galak. Justru sangat teduh. Baju yang di kenakan juga tidak seheboh orang-orang kaya. Hanya baju biasa tapi terlihat mahal. Rambutnya juga tidak disasak tinggi. Rambut nya hitam dan di ikat setengah memberi kesan anggun. Lalu tidak lama dia menyapaku dan memelukku.
“Anasztazia ya?” ucapnya lembut. “saya Mama Rani. Yang akan menjadi mertua kamu.”
Aku hanya menganggukan kepala saja. Ternyata 1 fakta yang aku akan dapatkan. Mertua yang baik tidak seperti di film-film.
“bi makanan sudah siap?” tanya nya lagi sambil mengiring aku ke meja makan. “kita makan dulu ya baru ngobrol-ngobrol lagi”
Aku hanya mengangguk dan tersenyum. Kemana si Hengky ini. Bisa-bisanya membiarkan ibunya makan sendirian.
Setelah makan mertuaku (panggilan baruku untuknya) masuk kekamarnya dan mandi. Aku disuruh tunggu di kamarku. Nanti mertua ku akan datang ke kamarku
Tidak lama pintu kamar ku di ketuk. Dan muncul lah mertua anggun ku masuk kekamarku. Dia duduk di hadapanku.
“Kalau butuh apa-apa minta aja sama bi Sari ya. Mama jarang pulang kesini. Sesekali aja. Mama tinggalnya di daerah Bandung. Mama lebih suka suasana desa.” Jelasnya. Aku hanya mendengarkan saja. Ini sesi mertuaku menjelaskan tentangnya. “Pernikahan ini mungkin seperti pemaksaan ya untuk kamu. Tapi mama mau kamu serius untuk semua ini. Anak mama memang pendiam, tapi sebenarnya dia pria yang baik.”
Ya mana ada seorang ibu menjelek-jelekan anaknya sendiri. Pasti memuji anaknya lah dalam hatiku.
“Mama sudah bertemu dengan papa mu. Papamu orang yang baik, sayang sekali dengan kamu. Mama pikir mama tidak salah mengambil tindakan. Semua tentang kamu, mama sudah mengetahuinya. Dari kamu kecil sampai sekarang. Termasuk masalah kamu dengan mantan pacarmu dan kamu melarikan diri ke NYC”
Stalker sekali wanita ini! “iya ma. Tapi mama niat banget tau tentang aku ma”
“anak mama Cuma 1. Nah kamu menantu mama satu-satunya toh, ga apa lah sedikit menggali cerita tentang kamu. Dan mama sangat kagum sama kamu yang bisa bertahan sendiri di NYC tanpa support keuangan dari keluargamu.”
Ya sudah kamu tidur gih. Ohya pernikahan akan di adakan 2 minggu lagi ya. Jadi mulai sekarang kita akan mempersiapkannya.
Hah? 2 minggu lagi. Niat sekali mertuaku menikahkan ku dengan anaknya! Aku hanya melihat mama keluar dari kamar ini. Dan aku tertidur lemas di kamar ini.
Bisakah aku mendapat yang lebih baik dari Vincent? Biasa setelah putus kan kebanyakan orang mencari yang lebih baik. Bukan lebih buruk.
***
Aku dan mama mertuaku sudah 3 hari berkeliling dari butik satu ke butik yang lain. Untuk mempersiapkan pernikahanku. Sedangkan si Hengky saja tidak tau batang hidungnya. Ohya, aku juga berkunjung ke rumah mama dan papa.
Ketika mereka asik mengobrol aku mengepack barang-barang yang tersisa di kamarku. Setelah siap aku dan mama mertuaku kembali ke rumah itu.
Sesampainya dirumah, mama memanggilku ke ruang keluarga. Ya dirumah ini ada ruang keluarga beda dengan rumah ku yang sangat efisien sehingga ruang tamu dan ruang keluarga bisa di gabungkan.
“Nasz, mama mau kasih ini.” Sambil menyerahkan kunci mobil. “Buat apa ma?” tanyaku.
“Buat kamu pakai, kamu bisa nyetir kan?”
“bisa nyetir sih ma.”
Lalu mama memberikan kunci mobil itu, lalu pergi masuk ke kamarnya. Aku bingung aku menikah karna kelilit hutang, aku saja berusaha untuk membayarnya. Tetapi aku mendapat fasilitas. Posisi macam apa ini?
**
Besok adalah hari pernikahanku. Saat aku turun ingin mengambil air minum. Aku melihat mama, Hengky dan 1 orang laki-laki sedang duduk di ruang keluarga.
Siapa laki-laki itu? Naluri kepoku muncul. Tapi aku tidak peduli lah, aku tetap berjalan menyusuri dapur dan mengambil gelas.
Setelah minum mama melihat ke arahku, dan aku hanya tersenyum dan membungkukan badan melewati mereka. Aku sedang menikmati masa sendiriku. Toh besok aku bakal jadi seorang istri. Setidaknya aku ingin berada di zona kesendirianku.
Aku mengundang beberapa temanku. Heem, aku memang tidak memiliki teman dekat seperti kakak atau adikku. Jadi aku mengundang yang masih bisa aku undang saja.
Aku memutuskan untuk berendam di bathtub. Memanjakan diri. Kunyalakan aroma teraphy dan menuang sabun di dalam bathtub.
Apa yang akan terjadi setelah aku menikah? Bolehkah aku kabur dari pernikahan ini? Separuh hatiku masih menginginkan karir ku di NYC. Lebih baik bekerja keras untuk hidup daripada harus menjadi boneka hidup seperti ini.
Setelah puas berendam, aku memutuskan untuk tidur. Karna besok pagi-pagi aku harus bersiap untuk pernikahan ini.
**
Aku sudah siap. Semua sangat sempurna di tubuhku. Gaun pengantin bermodel mermaid, sangat pas di tubuh kurusku. Makeup yang tipis sesuai dengan muka orientalku, mata caramelku menyempurnakan tatanan di wajahku, rambut coklatku di buat keriting dan hanya mengikat sedikit atas ujung di kepala untuk di berikan mahkota kecil. Penampilan ku sempurna, aku melihat pantulan ku di kaca dan tidak sadar jika aku memang sangat memukau. Tidak apa kan memuji diri sendiri.
Ketika sedang bercermin, papa masuk ke dalam ruanganku.
“Cantik sekali anak papa.” ucapnya lembut tapi aku yakin sekali papa masih merasa bersalah. “maafin papa ya yang membuatmu seperti ini. Setidaknya papa tau kamu berada di tangan laki-laki baik”
Laki-laki baik? Semoga deh, setidak nya meskipun dia tidak seganteng Adam Levine atau suara nya semerdu Bruno Mars setidaknya dia baik.
“im okay pa. papa tenang aja. NYC aja aku bisa laluin, apa lagi pernikahan ini. Aku pasti bisa laluin. Papa ga usah pikirin aku, papa focus aja ke perusahaan papa.” aku tau papa sedang melakukan perjanjian bisnis dengan mama mertuaku, tapi aku tidak peduli dengan semuanya.
Aku juga berpikir untuk bekerja kembali setelah menikah, aku ingin cepat-cepat membayar hutangku padanya. Toh, aku ga mungkin hanya dirumah tidur-tiduran kan.
Tidak lama mama pun masuk ke kamarku. “cantik sekali anak mama” sambil memelukku.
“ah mama, bisa aja. Anak nya siapa dulu dong.” Ucapku.
“nanti mau gimanapun sikap suami kamu ke kamu, kamu harus tetap menghargai dia ya. Dia itu kepala kamu sekarang, kamu mau melakukan apa harus ijin. Kamu juga harus belajar mencintai suami kamu. Seburuk apapun sikapnya, kamu harus menerimanya ya. Saat suami kamu jatuh, kamu harus menopang nya nasz.” Jelas mama panjang lebar.
“Iya ma iya. Aku ngerti kok. Aku bakal dengerin semua ucapan mama.”
Seseorang mengetuk kamarku, dan mengatakan untuk segera turun karna mobil jemputan sudah tiba.
Aku dan papa semobil untuk pergi ke gereja yang dekat dengan tempat resepsi.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
Every New Step to Make a New Journey
ChickLit"cuma kamu yang bisa bantu papa" "aku?" "menikah lah dengan nya" kembali ke negara asalnya setelah melewati berbagai kesulitan adalah hal terburuk! disaat hidup nya menjadi lebih baik Anasztazia harus dihadapkan dengan pilihan sulit. menikah untu...