Hari ini papa mengajakku bertemu di rumah. Tidak biasanya ia ingin aku bertemu dengannya apa lagi dengan embel-embel jangan mengajak Bima. Awalnya aku agak mencurigai papa tau masalahku, tapi aku meyakinkan diriku untuk tidak berpikiran negative karna aku tau papa bukan seorang peramal yang tau masalahku.Aku memarkirkan mobilku dengan selamat di rumahku. Selama aku menjadi detective dadakan, kemampuan menyetirku semakin hebat, bahkan aku menyelip seperti pembalap professional. Tapi aku tetap tidak berani menerobos lampu merah tentunya, cukup 1kali di tilang dan tidak akan kedua kali.
Ketika aku sampai dirumah, rumah begitu sepi. Kenapa papa mengajakku bertemu padahal rumah lagi sepi. Bahkan aku tidak melihat orang-orang dirumah ini. lalu aku sedikit berteriak, memanggil mama dan papa. tidak lama pasangan out keluar bergandengaan tangan. Aku sedikit iri dengan mereka selalu saja mesra di umur seperti ini. wajah mereka memberikan senyuman, tidak biasanya. Pasti ada sesuatu yang membahagiakan!
Lalu mama dan papa mengajakku duduk di meja makan, dimeja makan bahkan sudah ada cemilan dan pudding-pudding berbagai macam rasa. Ada acara apa ini?
“Kenapa pa suruh aku kesini?” tanyaku sambil memasukan pudding ke dalam mulutku.
“Memangnya papa ga boleh ya minta anak papa datang kesini?”
“Ya boleh dong pa, by the way ma ini enak banget loh.. hmmm.. “ aku berbicara sambil mengunyah, mama melototiku karna mama dari dulu menganut makan tidak boleh sambil berbicara bukan karna takut keselek, tapi takut makanan yang sedang aku kunyah muncrat keluar.
“papa ada kabar gembira buat kamu nasz.”
“Apa pa?” sambil mengambil pudding rasa berbeda.
Ia menyodorkan kertas, dan mataku melotot ketika melihat kertas apa itu. Cek dengan 100M di atas cek itu. Aku mengambilnya dan “ini asli pa? ga kosong ceknya?”
“Iya itu asli, om Danu kemarin datang kerumah ini. meminta maaf atas semua kejadian itu. Ia tau perbuatannya salah. Om Danu juga ngejelasin kenapa dia bawa kabur cek itu.” Ucap papa
“Apa alasannya pa?”
“Anaknya sakit keras ternyata, ia sudah kehabisan dana untuk biaya berobat anaknya. Padahal papa juga gatau kalau anaknya sedang sakit. Lalu ia pergi ke Jerman untuk pemulihan anaknya, tapi sampai disana dokter disana tidak ingin di bayar, karna penyakit anak om Danu termasuk langkah dan dokter disana tidak enak untuk menerima uangnya jika ternyata mereka tidak bisa menyembuhkannya.”
“Baik banget dokternya pa!”
“Kok kamu salah focus gitu sih malah komentar dokternya.” Aku cengengesan mendengar papa berbicara seperti itu.
“Trus kenapa baru di balikin nih duit?”
“Ya karna Om Danu juga baru balik ke Jakarta nasz. Itu juga masih cek dengan logo perusahaan Bima kok. Jadi kamu kembaliin ke dia ya. Trus kamu ga usah ngerasa jadi tahanan. Kamu hidup bahagia dengannya.”
Aku tersenyum menyembunyikan semua masalahku dari papa dan mama. Karna mereka sangat bahagia melihat aku bisa bersama Bima.
Tidakkah kalian tau bahwa aku sudah mulai lelah dengan Bima? Tidakkah kalian tau anak kalian yang ini tidak pernah beruntung dengan cintanya? Tidakkah kalian tau cinta anakmu ini menyakitkan?
Tapi senyuman yang keluar dari bibirku. Aku tidak akan menceritakan ini pada keluargaku, bahkan aku tidak akan ingin mengecewakan mereka lagi.
Ketika sudah selesai aku membawa cek itu kembali ke kantor. Aku akan menyerahkan itu pada Bima secepatnya. Ketika aku sampai di kantor, aku melihat Bima sedang di kantor. Ketika aku ingin membuka pintunya aku mendengar percakapan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Every New Step to Make a New Journey
ChickLit"cuma kamu yang bisa bantu papa" "aku?" "menikah lah dengan nya" kembali ke negara asalnya setelah melewati berbagai kesulitan adalah hal terburuk! disaat hidup nya menjadi lebih baik Anasztazia harus dihadapkan dengan pilihan sulit. menikah untu...