Sudah 3 hari aku berada di hotel ini. Aku sama sekali belum membaik. Bahkan aku sampai pergi ke mall terdekat untuk membeli baju, masker dan keperluan pribadiku.
Aku tidak takut untuk menghamburkan uangku, karna aku sudah memiliki uang untuk membayar Bima. Hutang sudah tidak ada di dalam otakku. Yang ada di dalam Otakku hanya apa yang akan aku ambil kedepannya.
Aku juga tidak menyalakan ponselku selama 3 hari ini. Aku tidak menyalakannya bukan karna aku takut Bima akan mencariku justru aku takut menghadapi jika Bima tidak mencariku sama sekali. Lebih baik aku tidak menyalakan daripada aku harus kecewa.
Aku sudah memutuskan untuk pergi dari Bima. Aku tidak ingin egois untuk bertahan di sisi Bima ketika aku tau kebahagiannya bukan pada diriku, melainkan pada Kayla.
Aku tidak ingin Bima menderita jika terus bersamaku, keterpaksaan yang membuatnya tetap pada diriku.
Ketika Kayla saja mampu jika harus menjadi sinpanannya, kenapa aku yang tidak di cintainya harus kekeh berada di sampingnya? Bukankah aku terlihat egois jika seperti itu? Aku tidak ingin memaksakan kehendakku.
Hari ini aku akan maskeran, menghilangkan kantong mata dan mengompres mataku yang sudah seperti mata ikan maskoki. Aku tidak bisa terus bersembunyi. Aku harus menyelesaikannya. Tapi masalahnya beranikah aku menatap Bima?
Setelah perdebatan yang sengit batin dan otakku, akhirnya aku memutuskan untuk pulang kerumah besok siang hari ketika Bima sedang di kantor. Lalu aku akan pergi ke Bali, Ya! benar sekali aku akan kabur ke Bali. Kenapa harus Bali? ya karna cuma Bali yang ada di kepalaku.
Malam ini, aku sudah tidak menangis. Aku justru menguatkan hatiku dan otakku agar mereka bekerja sama dan tidak selalu berdebat.
***
Aku sudah menyetir mobilku menuju rumah Bima. Aku sudah tidak bisa menyebut rumah ini adalah rumah kami karna ia sudah mencoreng citra nyaman dirumah ini.Aku sudah berdiri dirumah Bima. Rumah yang seharusnya memberikan tempat yang nyaman untukku, sudah menjadi tempat yang ingin aku jauhi sekarang.
Aku masuk ke dalam rumah ini, masih bersih dan sama. Tidak ada yang berubah, Bima pulangkah? atau ia lebih nyaman tinggal bersama Kayla? Pikiran tentang Kayla dan Bima menari di otakku. Sampai air mataku sudah ingin menetes, tapi aku sudah kuat tidak akan menumpahkan air mata ini.
Aku masuk ke dalam kamar, masih bersih dan seperti sediakala. Apakah mereka nyaman tidur disini berdua? kenapa Bima harus membawa wanita itu ke kamar ini? Tidakkah ia memiliki uang banyak untuk menyewa hotel mahal, kenapa harus rumah ini kenapa?? Aku berteriak menumpahkan semua keluh kesahku. Aku menangis kembali, menghianati janji ku sendiri.
Setelah puas menangis aku membereskan baju-bajuku yang aku bawa sewaktu dari NYC dan semua berkasku. Aku melihat foto pernikahan ku, begitu penuh drama. Aku mengambil foto honeymoon ku dan melihatnya. Hatiku sakit melihat foto ini, senyum yang Bima berikan hanyalah kepalsuan. Air mataku kembali menetes.
Ketika aku sudah mengepak, aku mengambil kertas dan menulis surat untuk Bima. Aku tidak kuat untuk bertemu dengannya, jadi aku menulis surat saja. Aku akui memang aku pengecut. Tapi better dari pada tidak melakukan apa-apa.
To: Bima
Aku tidak tau harus menulis apa. Apa yang harus aku katakan aku pun tidak tau. Aku hanya ingin meminta maaf, maaf karna telah menjadi orang ketiga untuk kalian. Maaf ketika aku sudah membuatmu terhalang untuk kembali pada cintamu.
Maaf karna tidak bisa bertemu denganmu secara langsung. Mungkin ini yang terbaik untuk kita, kita memang tidak di takdirkan bersama.
Aku mengembalikan uang 100M yang om Danu ambil, ia mengembalikannya pada papa. Aku juga mengembalikan cincin yang kamu berikan pada waktu kita honeymoon, cincin pernikahan juga, dan kunci mobil. Aku menyerahkan semua yang kamu berikan padaku, karna bukan akulah yang pantas memiliki ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Every New Step to Make a New Journey
ChickLit"cuma kamu yang bisa bantu papa" "aku?" "menikah lah dengan nya" kembali ke negara asalnya setelah melewati berbagai kesulitan adalah hal terburuk! disaat hidup nya menjadi lebih baik Anasztazia harus dihadapkan dengan pilihan sulit. menikah untu...