Sudah 5 bulan usia anak kembarku. Nathanael Wielo Wihaja dan Natasha Wielo Wihaja. Aku menjadi wanita terbahagia selama aku memeliki 3 malaikatku.
Bima sering sekali pulang kerumah semenjak anak-anak nya mulai mengalami perkembangan, jika makan siang ia selalu menyempatkan pulang ke rumah. Bahkan sekarang ia tidak menerima rapat di luar jam kantor.
Sekarang mami pun ikut tinggal di Jakarta karna sudah memiliki cucu yang sangat luar biasa. Si kembar sangat gembul dan mengemaskan tidak heran rumah ku sering sekali ramai. Papa dan mama bahkan Anne dan Arsherie sering berkunjung. Tidak ingin melewatkan moment bersama si Kembar.
Aku sendiri bahagia dengan hidupku sekarang, bukan berarti aku dan Bima tidak pernah bertengkar. Bahkan semenjak memiliki anak pertengkaran kecil selalu terjadi. Perbedaan pendapat selalu saja mewarnai hidup kami sekarang.
Mulai dari pakai baby sitter atau tidak, dokter anak, baju bahkan dekorasi kamar yang selalu berubah, gaya rambut anak, dan lainnya.
Aku sempat ingin kembali bekerja, tapi Bima tidak mengijinkan sampai aku mendiami nya seminggu. Akhirnya ia lelah dan membiarkan aku bekerja, bukan di kantor. Bekerja sebagai sekretaris keuangannya dan membantu ia menghitung semua keuangan yang masuk secara pribadi.
Jadi sekarang aku tau bahwa kekayaan suamiku itu sangat banyak. Ia memang pekerja keras yang tidak pernah putus asa. Sekarang juga Bima lebih sering meminta pendapatku untuk kantornya. Aku lebih merasa di butuhkan sekarang karna apapun yang Bima akan lakukan pasti meminta pendapatku.
Aku mencoba menjadi istri yang selalu ada untuk suaminya di saat susah maupun senang. Mungkin aku tidak bisa menemani Bima merintih karir nya dari bawah, tapi aku mencoba menjadi istri yang selalu mendukung apapun yang ia lakukan, dan menegur ketika ia berada di posisi yang salah.
Menjadi ibu dan istri yang baik adalah tugas utamaku. Karna mereka adalah harta yang terbesar dan termahal untukku.
"Nasz, gimana kalau kita punya baby lagi? kayanya si kembar butuh dedek deh"
aku melihat ke arah Bima "kamu ga kasian sama aku kesakitan pas lahiran?"
"Kasian, tapi lebih kasian kembar kan? mereka butuh adik"
"Jangan centil!"
Aku sudah mulai mengenal Bima dengan baik begitupun sebaliknya. Terkadang kami akan mengalami fase pacaran, ya saling mengenal. Tidak sedikit masalah yang datang karna kami baru memulai perkenalan. Tapi aku rasa kami melawatkan fase ini dengan baik.
Awalnya aku memang ragu dengan pernikahan ini, karna aku tidak mengenalnya tapi seiring berjalannya waktu dan semakin mengenal Bima aku menjadi yakin ia adalah pasangan sempurnaku. Aku harap akulah tulang rusuknya dan aku sudah melengkapinya.
***
"Nasz, honeymoon yuk?"
Aku melirik sinis ke arah Bima. "trus si kembar gimana?"
"Ajak, jadi kita rame-rame sama mami papa mama. kan lumayan kalo kita berduaan bisa bantuin si kembar."
"Emang mau kemana?"
"Kemana ya enaknya?"
"Yeh, kirain mah udah tau makanya ajak."
"Ya bantu mikir dong. Ke Hongkong? Jepang?"
"Ke bali aja yuk? Aku belum keliling bali sama sekali. Pas ke sana cuma di panti asuhan aja"
"Serius ga keliling waktu disana?" Aku mengangguk. Aku memang tidak berkeliling ke Bali karna aku memfokuskan untuk kabur waktu itu. Padahal pulau Dewata itu sering di puja-puja oleh turis-turis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Every New Step to Make a New Journey
ChickLit"cuma kamu yang bisa bantu papa" "aku?" "menikah lah dengan nya" kembali ke negara asalnya setelah melewati berbagai kesulitan adalah hal terburuk! disaat hidup nya menjadi lebih baik Anasztazia harus dihadapkan dengan pilihan sulit. menikah untu...