AKHIRNYA 1 chapter bertambah. buat kalian, maaf yaa.. baru bisa Post sekarang.
soalnya banyak banget tugas dari para Guru-guru yang tak henti-hentinya menyiksa aku dari tugas hehe..
Slamat membaca~
Dengan sigap aku menyambar kunci mobilku. Hanya satu tujuanku kali ini…
.
.
.
Bertemu Damian.
⋆⋆⋆
Seorang satpam yang mengenalku lalu menyapaku dan membiarkanku lewat tanpa memeriksa ku. Aku telah sampai di apartemen nya. Hihi.. Aku kangen sekali padanya mendadak. Bawaan hormon ababil kali ya.. Haha..
Aku langsung keluar dari lift ketika lift itu berhenti di lantai 7. Ku langkahkan kakiku dengan gesit ke arah pintu kamarnya.
"Dami~" suara ku terhenti ketika pintu yang tadi aku ketok terbuka sendiri.
Tumben banget nih bule lupa ngunci kamar? Apa dia lagi pergi kali ya? Akhirnya aku memilih masuk ke apartemennya.
"Damian~" senandungku setengah berbisik. Siapa tau dia lagi kerja. Bisa-bisa aku di amuk massa sama dia kalo kenceng-kenceng.
"Ah!" wew! Itu suara Damian!
Ku putuskan untuk mengikuti ke asal suara itu. Kamar tidurnya? Um.. Well?? Biasanya dia selalu melarangku masuk tanpa seijin dia. Tapi, siapa tau dia terluka? Tidak salah kan? Aku hanya ingin memastikan dia baik-baik saja.
Kalian tau? Aku merasa bagaikan detektif saat ini. Ada rasa canggung,senang, namun ragu dan tak tenang.
Keputusan ku sudah bulat mengingat erangan tertahan Damian yang berbunyi dengan lirih.
"Damian, Are you ok?" aku tercekat begitu pintu itu terbuka.
"TA?!" teriak Damian kaget.
Aku membeku. menatap dua orang didepan ku lekat-lekat. Seorang jalang, yang menurutku sedang memberikan 'servis' bagi Damian. Damian tampak.. Menikmatinya?
Aku Marah? Aku tidak tahu. Pandanganku telah buram oleh air mata.
"Ta! Tata! " teriak Damian. Aku tidak mempedulikan teriakannya. Hah. Dia sendiri tidak mempedulikan perasaanku kan? Jadi buat apa aku mempedulikannya?
DASAR BEGO! TOLOL!!! SEHARUSNYA AKU TAK PERCAYA DIA.
SI BULE BODOH YANG IDIOT, DAN TAK TAHU DIRI ITU!
NYESEL! KENAL DIA! NYESEL!
Aku terus berlari. Menghiraukan tatapan aneh di sekelilingku.
Ting!
Pintu lift dihadapanku terbuka. Dengan segera aku memasukinya sebelum Damian dapat menyusulku. Air mataku merebah.Dia.. Dia selingkuh. Tepat dihadapanku. Aku mengingat kembali teori gravitasi. 'Setiap yang melambung akan jatuh,'Dan sekarang aku jatuh. Seperti yang rio rasakan. Mungkin.
Jatuh di dalam rongga kegelapan di hatiku. Jadi benar. Damian tidak pernah tulus mencintaiku.
Aku hanya seorang, 'sasaran'. Sasaran untuk di permainkan agar harta, dan derajat dirinya menjadi naik.
Haha..
KAMU SEDANG MEMBACA
Moccacino
Teen FictionLelaki yang bermata Biru indah itu, cowok yang menatapku hangat dengan segala magic yang dia punya. aku mengagumi dirinya. lelaki impian semua kaum Hawa, lelaki yang menggiurkan lidah. Pertemuan awal, lalu kami berkenalan dan segala hal yang memicu...