Dia tahu. Aku, berbohong.
"Pulang aja ya?" tanyanya. Aku mengangguk. Dan tak berapa lama. Seseorang menepuk bahuku dan memisahkan aku dari damian.
"Hai,Princess~." Ujar cowok itu.
Aku dan damian menoleh kearah cowok itu, cowok yang sangat berbeda 180 derajat dari kepribadian damian.
Cowok idaman gue.
"what r u doin' here?" damian bertanya pada cowo bermata hazel keemasaan itu. Dia hanya memutar matanya.
"Tha called me." Kini empat mata tertuju padaku. Dua mata biru dan dua mata coklat hazel keemasan.
"Yup? Memang benar aku yang menyuruhnya." Aku mengaku, "Karna aku akan membiarkanmu kerja, dam. Dan kau harus membiarkan Alex dan aku bermain bersama." Damian menanggapi pernyataanku dengan 'No.' singkat padat dan jelas tentunya.
Aku memelaskan mata, mencari alasan untuknya pergi, karna aku tahu, pekerjaannya itu tak dapat di ganggu gugat.
"Okay." Seketika wajah damian berpindah ke arah Alex, "Lex.." Alex hanya ngangguk ngangguk.
"geez." gumamku pelan, mungkin tak terdengar oleh kedua mahkluk itu "Damian? Tabletmu?" Tanya ku, nyaris lupa.
"Ahh.. ya. Buat kau main saja. Aku tak memperlukannya. Lagipula semua file pekerjaanku di laptop semua. Bye,Tha." santainya. Diapun meninggalkanku dengan Alex yang masih berdiam diri.
"c'mon! back to your apartement, Tha!" semangat cowok cakep di sebelahku itu sambil mengalungkan salah satu lengannya ke leherku.
##
Jam menunjukkan pukul enam sore. Dan Alex belum juga kembali ke rumahnya.
"Lex?" kataku masih menutupi wajahku dengan laptopku, alias menghindari melihat Cowok yang sedang telanjang dada itu.
"Yes?"
"Bisakah kau mengganti bajumu itu di ruangan lain? Like Bathroom, maybe?." Kataku kepada Alex yang masih mengacak-acak ranselnya demi sebuah T-shirt.
"uhm.. Nah.(no)"
"geez.." gumamku kesal. "tapi ini kamarku,Lex!"
"ya, I know. So what, princess? I just searching ..." dan akhirnya dia menemukan bajunya yang sedaritadi ia cari "THIS!"
"oke, aku akan membuatkan hot chocolate dulu ya." Ujarku ingin kabur sebenarnya. Dia mengangguk dan langsung menjatuhkan dirinya di kasurku. Dan memainkan flappy bird pada tablet damian yang sengaja di tinggalkannya untukku. Untukku.
Sekembalinyaku ke kamar dan masih mendapati Alex memainkan Flappy bird dengan muka merah dan tangannya yang emosi menekan layar tablet dengan kilat.
"woahh. Mainnya semangat banget!" ejekku.
"um.. gimana kalau, kita pergi aja?" tanyanya. Sebenernya aku tahu dia JAIM ketahuan mukanya merah kayak kepiting rebus begitu. Namun,akhirnya Aku menganggukkan kepala semangat pake Maksimal.
Dia merangkulku dan kami pergi ke restoraunt dekat kantor damian. "aku mau main di TIMEZONE!!!."
*
TIMEZONE..
Aku bergengaman tangan dengan Alex. Dan dia menatapku dengan tatapan yang begitu hangat dan sayu.
"aleexx.." panggilku. Pria di sebelahku ini hanya menanggapinya dengan senyumnya. Ugh. "Lomba balap mobil yuk?"
"memangnya kau bisa, huh?" remehnya. "aku yakin kau akan kalah, Princess." Senyuman jahil dan peremehnya keluar.
![](https://img.wattpad.com/cover/10599240-288-k119885.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Moccacino
Teen FictionLelaki yang bermata Biru indah itu, cowok yang menatapku hangat dengan segala magic yang dia punya. aku mengagumi dirinya. lelaki impian semua kaum Hawa, lelaki yang menggiurkan lidah. Pertemuan awal, lalu kami berkenalan dan segala hal yang memicu...