Hari ini adalah hari ketiga sekaligus hari terakhir pelaksanaan mos di sma cendrawasih dan Mikha baru mendapatkan dua tanda tangan dari para pengurus osis yang mau memberinya tanda tangan jika ia memberikan nomor handphonenya kepada kedua pengurus osis tersebut dan Mikha pun tak mau ambil pusing serta langsung memberinya daripada ia harus melakukan hal-hal aneh diluar nalarnya.
Saat Mikha sedang asik menikmati sarapan yang ia bawa dari rumah dan pemandangan di hadapannya, Bryan datang menghampiri Mikha dan duduk disebelahnya.
"Woi!! Asik banget kayaknya sarapan sambil ngeliatin taman sekolah baru kita.."
"Elah, gua kira siapa. Lo ngagetin gua aja yan.. hehehe, iya nih gua lupa sarapan tadi dari rumah, buru-buru soalnya.. Lo mau gak? Gak usah lah ya, hahahaha..." Tutur Mikha dengan ramah.
"Nggalah, gue tau lo itu laper pake banget makanya gue gamau ganggu lo makan." Kata Bryan seraya mengusap lembut kepala Mikha dan hal itu membuat Mikha menegang seketika.
Deg.
'Astaga, ini gua kenapa coba? Kok aneh gini sih? Stop Mikha stop. Lo harus inget kalo lo sama Bryan itu udah putus, jadi jangan sampe baper sama dia. Gengsi dong, masa lo yang mutusin tapi lo juga yang baper.. Gak, itu gak boleh terjadi. Tenang Mikha, tenang. Slow down.' Batin Mikha.
"Mikhaaa mantan gue yang paling unyu, down to earth please!" Bryan menyadarkan Mikha dari lamunannya.
"Eh--eh iya sorry, ma-maaf, yan. Hehe."
"Elah, lo itu kenapa sih, ka? Kalo ada masalah cerita aja ke gua, lo gausah segan-segan sama gua ka. Inget kita dari dulu udah bareng-bareng meskipun gua sekarang udah jadi mantan lo tapi gua bakal tetap jadi teman baik lo." Ucap Bryan yang membuat Mikha hampir luluh kedalam pelukan dari seorang Bryan yang lucu dan dapat mencairkan suasana dengan tingkah kocaknya.
"Gua gapapa kok yan. Iya deh mantan pertama gua yang selalu jadi temen baik gua.. Makasih Bryan Novelino.." Balas Mikha dengan berusaha untuk menutupi ketegangan di wajahnya.
"Eh iya, gue lupa tadi nyari lo mau ngapain ya? Oh iya, gue mau nanya soal tanda tangan. Tanda tangan yang udah lo dapetin berapa banyak? Gue tinggal empat lagi nih, bisa selesai gak ya? Soalnya gue males banget kalo dihukum. Gue liat punya lo dong, ka." Ucap Bryan seraya, mengambil buku yang terletak di sisi kiri Mikha.
"Oh, kirain gua mau ngapain. Ambil aja tuh gabutuh gua, gapenting juga buat gua. Palingan juga hukumannya gertakan kecil doang. Hari ini juga hari terkahir mos kan? Gamungkin dikasih hukuman lah, di cek juga nggak kayaknya. Udah tenang aja lo." Ucap Mikha dengan sangat teramat santai seperti orang yang tak memiliki beban hidup.
"Hah?! Santai palelo peang! Mikhaaa, lo itu ya kebiasaan banget buat ngeremehin yang namanya peraturan. Ya, meskipun kita itu sebelas - dua belas tapi, seenggaknya ada rasa takut dikit doang kali, ka. Gak kapok apa lo? Hari pertama, disuruh beresin perpus sendiri. Hari kedua, disuruh ngutipin sampah di sekeliling lingkungan sekolah sambil nyeker. Lah ini hari ketiga, lo mau di kasih hukuman apa lagi, Mikha?" Omel Bryan persis seperti seorang ayah yang mengomeli anak perempuannya.
"Elah, ribet bat idup lo. Kalo lo gamau kena hukuman mah cari aja tanda tangannya, gausah mikirin gua. Gua udah bilang ke lo kalo gua males nyari tanda tangannya. Udah ah gua cabs dulu mau ke toilet. Bye." Ucap Mikha seraya pergi meninggalkan Bryan karna kesal kepada Bryan yang mengingatkannya kembali dengan kejadian di hari kedua mosnya itu.
Flashback on.
Mikha diantar sampai kedepan gerbang rumahnya oleh Gideon. Tanpa, ia sadari Papa Mikha yang bernama Leonardo, melihat anaknya diantar oleh seorang cowo dan langsung mengira bahwa itu adalah pacar dari anaknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/69999136-288-k89156.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Without You
Teen FictionKisah yang tak pernah terpikirkan oleh seorang gadis manis bernama Mikhaela Vellyod Leonardo yang sebelumnya tak percaya akan cinta, keluarga, dan kehidupan dimana ia harus merasakan pahitnya tinggal dan hidup bersama keluarganya yang membuatnya but...