HAPPY READING :). MAAF KALO ADA TYPO :)
"Hoam.. Anjirr ngantuk banget gue. Semalam gue tidur jam berapa ya? Ck, ini pasti gara-gara novel yang gue baca sama mikirin kata-kata si ketos laknat deh jadi ngantuk gini. Ini jam berapa sih memangnya, kok kayaknya mataharinya udah tinggi banget perasaan gue bangun jam lima deh, apa ini tanda-tanda kiamat ya? " Mikha berbicara dengan dirinya sendiri.
"ANJIRRR!!!! UDAH JAM TUJUH?!!!! MATI GUE! TELAT BANGET GUE! BANGSAT! KIAMAT BENERAN INI MAH!" Teriak Mikha karena kaget dan segera membereskan dirinya secepat kilat dan tanpa pamit dengan kedua orang tuanya, ia langsung loncat dari jendela kamarnya untuk segera pergi kesekolah. Mikha tak peduli lagi tentang apa yang akan menghambatnya sampai ketika ia meloncat dari jendela kamarnya, ia sempat tersandung batu yang mengakibatkan lututnya berdarah tapi ia tak merasa sakit sedikit pun karena yang terpenting bagi dirinya sekarang adalah tiba disekolah dan bisa masuk tanpa mendapat segala macam jenis hukuman dari guru ataupun dari ketos laknat.
Dan disinilah Mikha sekarang, diruang BP. Jangan diatanya kenapa bisa diruang BP, ya sudah pasti karena Mikha telat dong. Dihadapannya kini ada seorang guru yang konon katanya mendapat predikat guru ter-killer disekolahnya namanya, Bu Rossa dan disampingnya ada ketua osis yang tak lain adalah Gideon yang siap untuk mengomelinya dan memberinya hukuman.
"Kamu siswi kelas berapa?" tanya Bu Rossa.
"Kelas sepuluh IPA 1, bu."
"Oh, kamu murid baru ya? Nama kamu siapa?"
"Mikha."
"Mikha? Kamu anak baru yang sudah membuat heboh satu sekolah karena ulah kamu yang kurang ajar itu ya?" tanya Bu Rossa pada dirinya sendiri.
"Yakali. Saya sih ngga merasa ya bu. Mereka aja yang berlebihan. Ibu sendiri yang sering dipanggil sebagai guru tergalak itu 'kan?" balas Mikha santai yang disertai tatapan tajam Bu Rossa dan senggolan dari Gideon.
"Apa sih? Gue gak salah kan? Lagian, itu emang julukan yang dikasih sama siswa-siswi disini ke Ibu kok. Kenapa harus marah? Saya aja dikasih julukan anak nakal nggak marah kok. Ih, si ibu aneh deh." Sambung Mikha tanpa merasa bersalah sedikitpun atas apa yang telah diucapkannya.
"Kamu memang benar-benar gak punya sopan santun ya?! Berani-beraninya ngomong seperti itu sama saya?! Sekarang kamu ke lapangan dan hormat bendera! Kamu tidak boleh masuk ke kelas sebelum istirahat dimulai, dan Gideon kamu awasi dia! Jangan sampai anak nakal ini kabur dari hukumannya!" Bentak Bu Rossa final karena amarahnya sudah dipancing oleh Mikha dan ya, itulah Mikha yang sangat mudah menyulut emosi orang lain tanpa rasa bersalah sama sekali.
"Saya rasa, saran kamu untuk memasukkan dia kedalam kepengurusan OSIS bisa digunakan. Karena, saya khawatir jika dia tidak bisa menjaga sikapnya maka, nama sekolah ini akan jatuh di masyarakat. Gideon, saya harap kamu bisa merubah tingkah lakunya secepatnya dan kalau perlu pihak sekolah akan menghubungi orang tuanya." Kata Bu Rossa kepada Gideon.
"Baik bu. Tapi, saya rasa tidak perlu melibatkan orang tua Mikha untuk hal ini karena, Mikha tidak melakukan tindak kriminal ataupun kekerasan tapi, hanya perilakunya saja yang kurang sopan dan saya rasa hal itu dapat ditangani oleh pihak sekolah melalui saya, bu." Tutur Gideon.
"Ya, baiklah terserahmu saja. Saya berharap banyak sama kamu, Gideon. Lakukan yang terbaik untuk sekolah ini sebagai ketua OSIS."
"Baik, bu." Setelah itu, Gideon berlalu menuju lapangan untuk mengawasi Mikha, takut kalau dia tidak melaksanakan hukumannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Without You
Teen FictionKisah yang tak pernah terpikirkan oleh seorang gadis manis bernama Mikhaela Vellyod Leonardo yang sebelumnya tak percaya akan cinta, keluarga, dan kehidupan dimana ia harus merasakan pahitnya tinggal dan hidup bersama keluarganya yang membuatnya but...