Part 4

21 7 0
                                    

Happy Reading guys..




Setelah Mikha diantar oleh Gideon, ia langsung melangkahkan kakinya menuju rumah teman masa kecilnya itu yang berada tak jauh darinya. Perihal mengapa Mikha menolak Gideon mengantarnya sudah jelas alasannya hanya karna ia tak ingin kejadian tiga hari lalu terulang lagi, kejadian saat ayahnya menamparnya hanya ayahnya tidak mau mendengar penjelasan dari Mikha.

Setelah kurang lebih sepuluh menit berjalan kaki, tibalah ia disebuah rumah sederhana namun terlihat nyaman. Mikha langsung mengetuk pintu rumah tersebut dan tak lama seorang gadis bertubuh mungil dengan rambut ikal sebahu keluar dan langsung menjerit kesenangan karna dikunjungi oleh Mikha.

"What the hell! Tumben lo kerumah gue? Biasanya kan lo sibuk banget, ka? Ada angin apa lo kesini? Jangan bilang kalo lo mau curhat? Please ka, gue baru aja balik sekolah selesai MOS jangan buat gue berantem sama lo ya? Gue capek bnaget, ka." Cerocos gadis itu tanpa henti dan tanpa menawarkan Mikha untuk masuk.

"Udah ngomongnya? Minggir gue mau masuk. Gue juga capek. Awas lo!" Balas Mikha ketus karna kesal dengan tindakan temannya ini yang tak kunjung memberi ijin padanya untuk masuk. Dan seketika gadis yang tak lain adalah teman masa kecilnya itu melongo dengan sikap acuh Mikha padanya. Gadis itu heran dengan apa yang sedang dialami teman dekatnya itu hingga bersikap seperti itu padanya, sampai-sampai ia tetap berada diposisinya menghadap punggung Mikha yang hilang karna masuk kedalam kamarnya, sementara dirinya masih bertanya-tanya apa yang sudah terjadi pada teman dekatnya ini, apakah ia tersinggung dengan ucapannya barusan? Ah, rasanya tak mungkin seorang Mikha sakit hati atas perkataannya barusan, ia tau Mikha adalah orang yang tidak terlalu memikirkan apa yang orang katakan tentang dirinya. Merasa sadar karna sudah melamun sendirian, ia langsung menutup pintu rumahnya dan melongos masuk kedalam kamarnya menemui Mikha yang sudah berbaring dikasur empuknya.

"Heh! Lo kenapa sih? Kok kusut gitu mukanya? Lo sakit hati karna kata-kata gue barusan? Yaelah, gue ga serius amat kali. Baperan lo mah." Ucap gadis itu sambil menggoyangkan tubuh Mikha yang sedang berbaring dan setengah tertidur karna kelelahan menjalani hukuman terkahirnya saat menjalani MOS di masa sma ini. "WOI, MIKHAA!!! Lo ngambek sama gue? Ish, gue minta maaf elah. Lo mah gitu, jahat banget sama gue.." Rengek gadis itu pada Mikha. Mikha yang sebenarnya tidak sepenuhnya tertidur dan kini ia sedang menjahili temannya itu hanya bisa tertawa dalam hati 'Rasain lo. Emang enak gue kerjain?' batin Mikha. Merasa kasihan karna sudah menjahili temannya ia berpura-pura tersadar dari tidur pura-puranya.

"Ada apaan sih, la? Lo ganggu gua sumpah! Gua itu capek tau? Tiga hari dapet hukuman dari ketua OSIS tercinta di sekolah baru gua. Lo tuh ngertiin gua dikit kek. Ini malah nyerocos aja gak jelas, udah bagus gua mau main kerumah lo. Asal lo tau, gua mempertaruhkan keselamatan gua demi lo." Ucap Mikha dengan tampang seolah-olah dialah yang paling tersiksa didunia, meskipun apa yang diucapkannya itu benar adanya namun, ia tidak terlalu mau memikirkan masalah yang dia hadapi ataupun yang akan dia hadapi karna ia memiliki prinsip bahwa hidup itu hanya sekali jadi, tidak perlu pusing mikirin masalah yang ada karna gak mungkin hidup berjalan lurus-lurus aja pasti ada lika-likunya, ibarat sayur tanpa garam itu hambar sama halnya dengan hidup tanpa adanya masalah, hidup itu basi, hambar, bosan, garing. Sadar bahwa sahabatnya melongo mendengar ocehan Mikha, ia langsung berteriak menyadarkan sahabatnya dari muka longornya yang persis seperti pantat ayam yang akan bertelur. Eh? Kok pikirannya jadi gini? Jahat sekali lo, ka.

"Woi! Lo kenapa? Kok sampe segitunya liatin gue? Jangan bilang kalo lo lesbian ya?! Anjir, gue ogah jadi teman lesbi lo!" Pekik Mikha mengagetkan sahabatnya itu.

"Ck. Apaan sih lo? Gue normal. Gue cuma masih mikirin kata-kata lo barusan, lo seriusan kesini sampai mempertaruhkan keselamatan lo? Lo gak bercanda 'kan?" Tanyanya terheran-heran dan dengan wajah polosnya yang membuat tawa Mikha meledak dan tak dapat berhenti karna ulah temannya ini yang memang kalau sedang berpikir keras akan menimbulkan mimik wajah lucu yang akan membuat siapapun orang yang melihatnya akan tertawa geli.

Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang