-05-

2.7K 432 29
                                    

Taeyong mengantarkan Jisoo pulang seperti biasa. Jisoo terus tersenyum sepanjang mereka berkalan menuju rumahnya.

"Wae? Kenapa kau tersenyum seperti itu? Itu tidak biasa" ucap Taeyong melihat Jisoo tersenyum kepadanya.

"Karena aku menyukaimu" ucap Jisoo. Taeyong membuang muka karena terlalu malu. Sedangkan Jisoo juga malu mengucapkan hal seperti itu.

"Kenapa kau mengucapkannya jika kau juga merasa malu?" tanya Taeyong. "Karena aku sulit mengungkapkannya dengan ekspresi, kau juga tidak bisa membaca senyumku" ucap Jisoo.

"Aku tidak hebat dalam hal seperti itu" ucap Taeyong. Jisoo tersenyum.

"Apa kau membenci Nayoung?" tanya Jisoo tiba-tiba. Taeyong mengerutkan keningnya.

"Tidak, aku tidak membencinya" ucap Taeyong. Kini giliran Jisoo yang mengerutkan dahinya.

"Lalu? Kau menyukainya?" tanya Jisoo. "Ani" ucap Taeyong. Jisoo mengerutkan dahinya lagi.

"Lalu?" tanya Jisoo.

"Aku menyukaimu" ucap Taeyong menggesekkan hidungnya dengan hidung Jisoo.

Jisoo tersenyum malu dan pipinya memerah walaupun ia menyukainya.

"Ish, jangan seperti itu" ucap Jisoo mendorong Taeyong. Taeyong tertawa melihat Jisoo yang malu.

"Arraseo, apa besok kau mau menemaniku?" tanya Taeyong.

"Kemana?" tanya Jisoo kembali menggandeng lengan Taeyong.

"Makam ayahku" ucap Taeyong. Jisoo tersenyum. "Ayo" ucap Jisoo.

"Sayang sekali, ayahku tidak bisa melihat kekasihku yang sangat cantik ini" ucap Taeyong.

Sekali lagi, Taeyong membuat pipi Jisoo bersemu merah muda.

"Kau belajar darimana seperti itu? Menjijikkan" ucap Jisoo.

"Tapi kau menyukainya" ucap Taeyong. Jisoo memukul pelan lengan Taeyong.

"Kenapa kau memukulku? Dan ayahku juga seperti itu kepada ibuku" ucap Taeyong.

"Ibumu sangat kuat menahan bercandaan ayahmu selama bertahun-tahun" ucap Jisoo.

"Kau juga harus kuat kalau begitu" ucap Taeyong. "Kenapa begitu?" tanya Jisoo.

"Karena kau pasti akan menikahiku juga" ucap Taeyong bangga.

"Jika kau sudah berbicara seperti itu aku bisa apa" ucap Jisoo.

Mereka masih terlihat seperti pasangan yang baru saja bersama padahal sudah setahun mereka bersama. Jisoo selalu dihujani cinta dan kata-kata manis oleh Taeyong sejak ia dan Taeyong bersama.

"Lalu jika aku melamarmu sekarang, kau akan menerimanya?" tanya Taeyong.

"Aku siap saja tapi apa kau berani menghadap ayahku?" tanya Jisoo. Taeyong tersenyum.

Jujur saja, Taeyong hanya sering mendengar cerita tentang ayah Jisoo dari teman-temannya. Ayah Jisoo yang sering ia dengar adalah seseorang yang tegas, perfeksionis, dan menakutkan.

"Kau pasti sering mendengarnya dari teman-temanmu itu, ayahku tidak seperti itu, ayahku sepertimu" ucap Jisoo membaca isi batin Taeyong.

"Apa maksudnya sepertiku?" tanya Taeyong. Jisoo berpikir sebentar.

"Dia sangat baik, dia juga tampan, dia menyayangi keluarganya, dia pintar memasak, dia juga hebat dengan kata-katanya, dia sangat pintar sepertimu, dia juga juara berkuda, intinya adalah saat aku melihat ayahku, aku melihat wajahmu dan saat aku melihatmu terkadang aku melihat wajah ayahku" ucap Jisoo lengkap.

Taeyong mengangguk. "Tapi kau tidak mungkin membayangkan wajah ayahmu kan saat kau menciumku?" tanya Taeyong.

"Tentu saja, yang benar saja" ucap Jisoo.

....

Mereka telah sampai di depan rumah Jisoo.

"Apa keningmu masih sakit?" tanya Taeyong sekali lagi sambil mengusap kening Jisoo. 

"Aku yakin besok akan baik-baik saja" ucap Jisoo tersenyum.

"Yasudah, kau boleh pergi" ucap Jisoo. "Tidak, kau duluan" ucap Taeyong.

"Kali ini kau duluan" ucap Jisoo. Taeyong tidak membalas tidak juga pergi.

"Kau ini kenapa?" tanya Jisoo.

Taeyong menarik tengkuk Jisoo lalu mencium kening Jisoo. Jisoo terkejut.

Ia tidak menutup matanya saat Taeyong mencium hidungnya juga dan saat Taeyong mencium bibirnya, Jisoo semakin terkejut namun ia menutup matanya.

Taeyong melepaskan tautan bibirnya untuk bernafas.

"Wae?" tanya Jisoo. "Apa kau mau mampir ke rumahku?" tanya Taeyong. Jisoo tersenyum dan mengangguk senang.

Taeyong menarik Jisoo dan berlari ke rumahnya.

Tanpa disadari sedari tadi ayah dan ibu Jisoo melihat semua kejadian tadi dan terukir sebuah senyuman di bibir mereka berdua.

Jangan lupa vote+comment :)

Note: Jangan berpikir yang kotor-kotor dulu yah :)


come to meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang