Van? {Part 4}

237 11 0
                                    

Vano berjalan ke arah kantin.

Lalu Vano melihat seorang cewek yang gak asing wajahnya.

"Zefa?"

Cewek yang dipanggil Zefa berbalik.

"Eh kak Vano"

"Lo mau ke kantin? Gak sama Ashley?"

"Tadinya bareng, tapi Ash ke koperasi, ak- eh gue- eh enaknya aku atau- gue?" Tanya Zefa gugup.

"Gue aja. Biar nyantai" balas Vano tersenyum.

"Oke. Jadi tadi Ash ke koperasi, gue mau ke kantin. Misah gitu"

"Oke. Bareng aja yuk, Zef"

Zefa mengangguk lalu berjalan disamping Vano.

Sampainya di kantin, Vano bertanya Zefa mau makan apa, Zefa lalu menyamakan pesanannya dengan Vano.

"Mbak, nih mie kuahnya nih ini yang pedes ini enggak, ini es jeruknya ini jeruk panas" kata Mbak kantin lalu pergi.

Vano dan Zefa pun memakan makanan mereka.

Zefa mendongak.

"Kak! Kakak!"

Cewek yang dipanggil 'Kakak' oleh Zefa pun menoleh.

"Apaan lo?" Jawab cewek itu sambil melirik Vano.

"Lo kenal sama dia, dek?" Tanya cewek itu lagi

"Oh iya, kak Vano, ini Vanesagitha, kakak gue" kata Zefa memperkenalkan.

"Udah kenal. Kita satu kelas" kata Vano datar.

'Mereka ngapain coba makan bareng' batin Vanes kesal.

"Mau makan bareng kak?" Tawar Zefa.

"Ogah gue makan sama lu berdua. Pacarannya dilanjutin aja sori ganggu!" bentak Vanes lalu pergi.

"Dia kenapa? Gajelas ish. Udah ah lanjutin makan yok kak" kata Zefa pada Vano.

"Aduh, kakak lo dikelas juga kayak gitu. Emosian gajelas. Labil banget. Kadang jahat kadang baik. Asik sih cuman gitu deh. Hahaha, labil ya tuh anak" jawab Vano gak nyambung sambil senyum senyum sendiri.

'Apaan sih kak Vano jadi ngomongin kak Vanes. Ganyambung banget ih. Gajelas. Dia tau banget lagi tentang kak Vanes' batin Zefa sedih dan kesal.

"Eh kok jadi ngomongin Vanes? Ayok makannya dilanjutin" kata Vano setelah tersadar dari lamunannya.

'Kan lo, kak. Yang ngomongin kak Vanes' batin Zefa. Tapi Zefa hanya diam dan melanjutkan makannya.

***

Vanes menghentak hentakkan kakinya begitu sampai di rumah.

'Benci gue benci! Si Zefa deket sama Vano?! IH APAAN TUH TUYUL BERANI NGEDEKETIN VANO' batin Vanes kesal.

"Kak" seseorang membuka pintu kamar Vanes. Lalu duduk di tempat tidur Vanes.

"Kakak!"

"APAAN?"

"Kakak woles aja keles. Kenalin gue ke kak Vano dong"

"KAN LO UDAH KENAL BEGO"

"Ish! Maksud gue jodohin gitu"

"ENAK AJA! MALES GUE NGEJODOHIN LO SAMA DIA! LAGIAN LO SAMA DIA BUKANNYA UDAH PACARAN?"

"Belom, kak. Cie cemburu! Eh lo suka sama Vano juga? Lo harus ngalah! Soalnya dimana mana yang tua ngalah" kata adiknya itu.

"SIAPA YANG CEMBURU HAH?! BACOT! Keluar lo! Moodbreaker lo!" Teriak Vanes.

"Ngeselin banget! Pelit!" Teriak adiknya sambil berlari menuju kamarnya terdengar isakan adiknya.

"NANGIS TERUS! MEWEK! NGADU!" Emosi Vanes semakin menjadi jadi

Perempuan setengah baya masuk ke kamar Vanes. Dia duduk disamping anaknya yang sedang tiduran.

Dia mengelus rambut anaknya.

"Kamu jangan kayak gitu sama adiknya. Adik kamu masih kecil, sayang"

"Ma, mama gangerti masalah kita! Udah ah!" Bentak Vanes pada mamanya. Moodnya benar benar hancur sekarang.

"Mama ngerti, kamu suka kan sama Vano yang disukain adik kamu?"

"Mama soktau! Udah ah! Vanes mau tidur!"

"Vanes.... Mama dulu pernah kayak kamu. Jadi remaja. Kamu itu anak sulung, harusnya bisa membimbing adiknya. Jangan dibentak terus, dia masih kecil"

"MASIH KECIL APANYA SIH MA? BEDA SATU TAHUN AJA, MA! MAMA NGEBELA ADEK, KAN?! Iya kan? GAADA YANG SAYANG SAMA AKU!" Emosi Vanes sudah diubun ubun.

"VANES! Jangan ngebentak mama dong! Mama cuman ngasih tau yang terbaik! Yaudah kalau gitu gausah mama peduliin!" Mamanya lalu keluar dari kamar Vanes.

Vanes terisak, air matanya turun.

"BELA AJA ADEK TERUS! TOH MUNGKIN AKU CUMAN ANAK SULUNG! ADEK KAN MASIH KECIL! SAYANG AJA ADEK TERUS!" Teriak Vanes dengan segala kekuatan yang tersisa.

Lalu Vanes menenggelamkan kepalanya di bantal, dia memeluk boneka pemberian papanya waktu ulang tahunnya yang ke-5.

'Kenapa papa pergi? Kalau papa gak pergi, pasti ada yang ngebela aku sekarang, pasti ada yang ngebujuk aku. Papa cepet pulang dong' batin Vanes sambil menangis

***

Gue menguap lebar. Udah pagi ya? Kok mama gak bangunin.

Gue ngelirik jam dinding.

Ternyata masih jam 02:30

Tiba tiba gue keinget kejadian tadi sore.

Tiba tiba amarah gue kembali muncul.

Tapi sebenernya adek gasalah apa apa. Dia bahkan cuman mau dikenalin ke Vano.

Gue kenapa jadi kayak kesurupan gitu? Marah marah gajelas sama adek?

Bahkan cuman gara gara hal sepele?

Kenapa gue bisa emosi?

Ada apasih sama gue?

Jangan bilang gue suka sama Vano.

Gamungkin.

Tapi bisa aja.

Ah tauk ah. Kayak orang gila gue berargumen dengan diri gue sendiri.

-tbc-

Stuck!

Van? (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang