Lo taugak gimana rasanya ditolak?
Sakit man sakit!
Tadi gue ngedatengin Vanes ditaman, dia lagi bareng Fathan, abang sepupu gue.
Fathan suruh dia milih, maunya ngerayain ultah bareng gue atau bareng Fathan.
Dia ngeliat gue dalam diam.
Gue dan Vanes sama sama diam.
Kenapa sih ngomong 'gue sama Vano aja deh' tuh susah banget?
Plis ngomong plis.
Tapi Fathan ngeliat gue dingin gitu.
Yaudah gue acting bahwa gue biasa aja dan fine fine aja kalo Fathan jalan bareng Vanes.
Vanes ga peka banget sih? Dia gatau apa kalau gue pengen banget jalan bareng dia?
Vanes gatau apa, betapa gue ngarepin dia ngomong 'gue besok sama Vano aja deh'
Apa Vanes emang sukanya sama abang gue?
Gue tadi ngeliat Zefa, gue samperin aja.
Dan sekarang gue lagi sama Zefa di kantin, berdua.
Gaada Ashley si pembuat onar, dia sakit. Rasain.
"Kak! Dengerin gak sih?"
"Eh apaan?"
"Besok gara-gara kak Vanes gaada di rumah, dia jalan sama siapa gatau. Rumah sepi nih. Mama papa pasti jalan keluar. Gue sendirian"
"Trus?"
"Besok gue jalan sama lo aja ya, kak Fano"
Seandainya yang ngomong itu Vanes. Gue pasti akan lebih bahagia daripada sekarang
Gue terdiam melihat Zefa. Cantik.
Dia senyum ke gue, jantung gue deg degan.
"Boleh, yuk. Malemnya gereja bareng ya" jawab gue pada akhirnya.
"Boleh kak boleh!"
***
Hari ini papa pulang. Cuman karena ultah gue.
Tadi udah dirayain dirumah
Trus kak Fathan dateng kerumah sore sore.
Ternyata Kak Fathan bawa gue ke bangunan apa gue gatau, trus dia bawa gue ke rooftop nya.
Kita udah siapin berbagai cemilan.
Rooftopnya asik. Dingin. Untung gue bawa jaket.
Gue tersenyum puas.
"Bentar lagi sunset" kata Kak Fathan.
Sunset pun tiba.
Keren banget.
Kak Fathan lalu memegang kedua tangan gue.
Jantung gue deg degan ya Tuhan.
"Vanesagitha Christeve Hans. Gue mau ngomong serius sama lo"
Gue menatap mata kak Fathan lekat lekat.
Gue baru sadar mata kak Fathan warnanya hazel. Kena sinar matahari yang baru tenggelam, membuat matanya jadi kayak keemasan.
"Terpukau banget ya liat muka gue" cibir kak Fathan.
"Mata lo keren ya kak" kata gue frontal.
"Makasih. Emang dari dulu" gue memanyunkan bibir. Lalu melepas kedua tangan gue dari genggaman kak Fathan.
"Katanya mau serius. Tapi bercanda. Gaseru lo kak" kata gue sok dramatis.
"Eh, iya iya" dia lalu memegang kembali kedua tangan gue.
"Gue gatau kenapa bisa kayak gini. Gue gak harap ini terlalu cepat. Vanesagitha Christeve Hans, gue suka sama lo dari pertama kali kita ketemu di kelas lo. Van, would you be my girl please" kata kak Fathan puitis.
Gue melotot.
Gue bener bener gak percaya.
Kak Fathan nembak gue?
Oh My God. Kak Fathan suka gue?!
Jantung gue bener bener mau copot, pipi gue panas.
"Ka-kak Fat-than ser-seriusan?" Tanya gue gugup.
"Iyalah" katanya memutar bola matanya.
"Lo lucu deh, blushing dibawah langit orange ini. Under the orange sky, I say would you be my girl, and then you say I do, I do, I do do do do do do do do do..... And then you say I do" kata kak Fathan menyudahi lagu gajenya
"Lagu siapa?" Tanya gue kesal.
"Bikin sendiri khusus buat lo. PANAS WOY! Jawabannya apaan?" Tanya kak Fathan.
"Gak romantis sama sekali"
"Baiklah. Gue romantis nih. Esklusif, live. Kalo ditolak, gue bakalan......." Kak Fathan tampak berpikir.
"Gue bakalan..... terus..... Perjuangin cinta gue ke lo" kata kak Fathan yang sukses membuat hati gue tersentuh. Sumpah kak Fathan ganteng banget, baik, gue kalo dideket dia nyaman.
"Yaudah sekarang gue romantis-"
"Tadi udah romantis banget menurut gue" kata gue tersenyum.
"So.... The answer is?"
"Do you want to know something crazy?"
"I love crazy!" Jawab kak Fathan.
Kita tuh kayak lagi niruin Frozen yang di lagu Love is An Open Door.
"Really?"
"Okay then"
"Then what?"
"Yes!"
"Yes?"
"I know, you know what I mean"
-tbc-
Pendek banget.
btw gue begadang dan sekarang jam 03:16 dan mau nungguin 03:20
KAMU SEDANG MEMBACA
Van? (Completed)
Teen FictionAnak baru yang bernama Vanesagitha, menyukai seorang cowok yang sering menjailinya, cowok itu bernama Stevano.