Tanggal 12 Juli 2014. Tepat hari ini, aku ikut MOS di sekolah baruku. Ya tentu! Hari ini seorang Gwenny Pricilla resmi menjadi siswi SMP.
"Ma berangkat yuk!" Cetusku.
"Loh, kan belum sarapan? Yuk, sarapan dulu. Mama ada masak nasi goreng sisa nasi semalam", ajak mama
"Hmm... 5 suap oke dehh..." dengan senyum ku jawab.Aku dan mama pun berangkat ke sekolah dengan sepeda motor peninggalan papa yang meninggal 2 tahun lalu. Hal itu membuat kami jatuh miskin. Mama yang sudah masuk kepala 4 pun hanya bisa menjadi pembantu rumah tangga untuk bertahan hidup.
Aku pun tiba di sekolah. Semua tampak bersemangat. Ada yang naik Pajero Sport, CRV, Harrier, Avanza, dan banyak lagi.
Aku berjalan sendiri masuk ke ruang aula. Dari kejauhan tampak 4 orang perempuan sebayaku. Mereka menatapku dengan sinis. Namun aku mencoba memberanikan diri saja. Saat aku berjalan mendekati mereka, salah satu dari mereka menghentikan langkahku.
"Hey, lo! Anak dekil! Berani juga lo sekolah di sini. Di sini kan sekolah orang kaya, anak pejabat, dan anak pengusaha. Lo anak siapa rupanya?" cetus anak itu.
"Bener tuh Nola! Sanggup gak bayar SPP? Kalau enggak, caoo aja sekarang!" sahut teman anak itu.
Dalam hatiku,"oh... Namanya Nola" lalu ku jawab mereka,"Hai... Aku di sini untuk belajar karna aku dapat beasiswa. Aku bukan orang kaya sih. Tapi boleh kan kita berteman?"
"Hah?! Berteman?! Dengan lo?! Ya amfunnn! Berkaca donk lo! Lo kira lo siapa bisa berkawan dengan kita kita" teriak Nola.
"Emangnya teman itu harus mandang fisik dan materi ya?" Kataku dengan lembut.
"Ngeyel ini anak!" sentak Nola
Brukkkkkkkkk!
Aku jatuh ditolak oleh Nola.Mereka semua menertawakanku. Aku menangis. Seakan tak punya harga diri.
Tiba-tiba, ada seorang anak laki-laki datang dan membantu ku berdiri.
"Kamu gapapa? Ada yang luka?" Tanyanya dengan lembut. "Kalian kenapa lagi sih? Suka banget bully anak orang. Nola... Kamu ga boleh begitu donk. Ya udah... Kalian cabut sana."
"Nama kamu siapa? Namaku Gery. Mereka itu geng cewek nakal gitu deh. Aku satu SD dengan mereka. Jadi harap maklum ya..." Katanya sambil tertawa kecil.
"Namaku Gwen. Makasih udah tolong aku" kataku.
"Kamu mau kan jadi temanku? Papaku kepsek di sini. Jadi kamu kalau di bully lagi bilang ya..." kata Gery dengan lembut.
Aku hanya bisa tersenyum kecil sambil terisak. Tapi, aku beryukur bertemu dengannya. Dia sangat baik, tampan, dan ramah. Mungkin aku menyukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine
Teen FictionCerita ini aku tulis karena terinsipirasi dari teman sekelasku. Sebut aja namanya Gwen. Dia memiliki seorang sahabat bernama Gery. Gery menyayangi Gwen, bukan mencintai. Lalu, terjadilah konflik.