Dua hari sudah Luhan melakukan penelitian dan juga menganalisis semua barang bukti maupun catatan kejadian yang masuk kepadanya. Beberapa spekulasi mulai muncul di otaknya, ia mencatat setiap kemungkinan-kemungkinan yang mendasari apakah korban mati akibat dibunuh atau memang karna serangan jantung.
Ketika dirinya sibuk dengan hasil analisisnya ingatannya kembali pada kertas kecil bertuliskan 'Tamam Shud' itu. Seperti yang dijelaskan oleh Myungsoo dua hari yang lalu bahwa kertas yang ia temukan itu adalah bagian dari buku yang telah disobek. Jika pria misterius itu memiliki buku The Rubaiyat, pasti akan ditemukan Buku tersebut dalam koper yang berada di stasiun Adelaide atau jika memang pria itu memilikinya, lantas kenapa ia menyobek kertas yang bertuliskan Tamam Shud? Bisa dipastikan jika pria itu tidak memiliki buku tersebut, dan mengapa kertas itu ada di dalam kantung disaku celana korban? Kemungkinannya ada dua.
Pertama, jika ia meninggal karna dibunuh berarti kertas itu sengaja di masukkan kedalam saku korban demi untuk membingungkan penyelidikan. Dan yang memasukan kertas itu bisa jadi adalah pembunuhnya. Langkah yang dilakukan adalah melihat sidik jari yang ada di kertas tersebut. Tapi masalahnya adalah, Luhan tak mungkin melakukan itu. kenapa? Karna sidik jari (yang mungkin adalah pelaku) itu sudah bercampur dengan sidik jari dirinya sendiri maupun orang lain. Kertas itu sudah ia tunjukan ke banyak orang dan keseluruhan menyentuh kertas itu, bahkan Myungsoo-pun menyentuhnya. Akan sangat sulit mengidentifikasi kertas itu melalui sidik jari.
Kedua, bisa saja kertas itu sengaja korban sobek dan disimpan untuk sebuah sample, mungkin. Karna yang bisa Luhan tangkap, sepertinya pria itu menggilai sastra, bisa saja pria itu tertarik dengan kata Tamam shud dan menjadikannya bahan agar memudahkannya untuk membeli buku tersebut. Mungkin sebelum korban meninggal, ia sempat membaca buku The Rubaiyat dari temannya yang memiliki buku tersebut. Entahlah, Luhan-pun tak bisa memastikan hasil analisisnya benar atau tidak, karna ini barulah konspirasi yang ia buat.
Jadi Langkah yang harus ia lakukan mungkin dengan cara mencari buku itu, terlebih pada buku yang halaman terakhirnya disobek. Ia yakin buku itu tak hanya satu atau dua orang yang memilikinya.
Segera ia meraih ponselnya dan menghubungi Kris, memberitahu pria itu jika ia butuh informasi lebih tentang buku The Rubaiyat.
.
."Ayah! Aku mengantar Luhan dulu. Dan ibu bilang, dia akan tiba di Australia besok pagi." Kris berjalan ke arah ayahnya yang tengah bersama seorang pemuda mungil yang baru selesai membereskan barang-barangnya.
"Baiklah, kalian hati-hati. Besok biar ayah saja yang jemput." Pria setengah baya itu melepaskan kacamata bacanya dan menyimpannya dalam laci. "Untuk besok kau bisa libur dulu, Luhan!" lanjutnya.
Luhan mengangguk, "Baik, Prof! aku mengerti. Kalau begitu aku pulang dulu."
Luhan bersama dengan Kris berlalu pergi dari kediaman keluarga Arkwright. Luhan sudah sebulan lebih belajar dan menggali ilmu secara mendalam bersama dengan Professor Aland Awkright, beliau juga merupakan ayah dari salah satu rekannya yang baru beberapa hari yang lalu masuk kedalam grup LERU, tentu saja karna usulan sang ayah. Kris memang bilang kalau dia begitu tertarik dengan dunia analis dikarenakan dia bangga dengan ayahnya yang punya nama besar di Australia meskipun Negara ini bukanlah Negara asal mereka.
Prof. Aland beserta keluarga berasal dari daratan Amerika, mereka sebenarnya berasal dari keluarga yang cukup mempunyai andil besar bagi negeri paman Sam itu, karna Prof. Aland termasuk kedalam deretan orang yang berpengaruh untuk kemajuan teknologi di Amerika pada masa kejayaan Ronald Reagan: Presiden Amerika Serikat ke-40.
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight (Mystery In Mystery)
Gizem / Gerilim[HunHan - Chaptered] Luhan menangani banyak kasus di beberapa belahan dunia, sampai sebuah kasus di Australia membawanya pada kenangan masa lalu yang membuat pikirannya tak fokus, pekerjaan dan statusnya dipertaruhkan. dan melalui kasus yang ditanga...