Chapter 1

42 4 0
                                        


Fanny tidak bisa diam. Sedari tadi dia terus saja mengotak-atik ponselnya sambil mondar-mandir. Jantungnya berpacu dua kali lebih cepat dari biasanya. Bukan karena sedang dalam masalah, melainkan karena tidak sabarnya ia menunggu keberangkatan mereka yang tinggal hitungan menit ini.

Sementara itu, Fika sedang asyik dengan ponselnya untuk membalas setiap komentar teman-teman kampusnya di akun instagramnya. Semua temannya menyelamati keberuntungannya. Tidak banyak yang bisa memenangkan undian tersebut. Apalagi jika kita berasal dari Indonesia. Kebanyakan dari tahun ke tahun, pemenang undian bertemu dengan Lee Min Ho itu berasal dari negara lain. Seperti Jepang, Amerika dan lainnya. Dan baru kali ini ada pemenang yang berasal dari Indonesia. Fika merasa beruntung sekali.

Dibacanya sekali lagi kertas di genggamannya itu. Disana tertera tulisan bercetak tebal yang bertuliskan "Ketentuan yang Berlaku" dalam bahasa Inggris. Fika dan Fanny sudah membacanya berkali-kali agar tidak terjadi kesalahan jika sudah tiba di Korea nanti. Tidak terlalu rumit, Fika hanya perlu menyediakan paspor resmi dan KTP serta hardfile tanda bukti kemenangannya. Sesuai ketentuan, ia diperbolehkan membawa satu temannya. Dan jadilah ia membawa Fanny, sahabatnya yang juga sangat-sangat mencintai pria asal Korea Selatan tersebut.

Bukan hanya Fika, Fanny juga sempat mengikuti undian tersebut beberapa tahun lalu. Namun menyerah di kegagalan pertamanya dan sempat menertawakan Fika yang masih saja menunggu kemenangannya seperti sedang menunggu adanya pelangi dimalam hari. Tidak mungkin.

"Gue harus ngubungin si Anin lagi nih." Celoteh Fanny sambil kemudian duduk di kursi ruang tunggu Gate 9 disamping Fika.

Fika mengangguk.

"Eh gue udah mau terbang. Jangan lupa jemput lo!" Ujar gadis berambut panjang itu sambil mengobok-obok isi tasnya. Seperti sedang mencari sesuatu.

"Iya, bawel banget sih lo. Gue pasti jemput."

"okedeh, bye."

Sambungan terputus.

"Lo nyari apa sih? Sibuk banget." Tanya Fika yang sedari tadi sibuk memperhatikan tingkah heboh sahabatnya itu.

"Paspor. Gue tarok mana ya tadi."

"Ada di gue bego." Fika menyodorkan paspor milik Fanny yang sedari tadi berada digenggamannya bersama dengan paspor miliknya.

Fanny melotot. "Kok bisa di LO?"

Fika ikut melotot, "Lo asal tarok aja tadi! Untung gue pegangin."

"eh iya deh, makasih hehe" Fanny nyengir sambil meraih paspornya dari tangan Fika.

Saat sedang asyik mengobrol, tiba-tiba terdengar suara pengumuman yang terdengar di seluruh ruangan. Fika dan Fanny serta semua orang didalam ruangan itu sontak bangkit dari duduknya dan beranjak menuju Gate. Ini saatnya mereka pergi. Mereka akan benar-benar pergi. Mereka akan ke Korea. Mereka akan bertemu...

"LEE MIN HO, I'm coming!!!"

Fanny berteriak sambil berlari kecil menuju pintu pesawat yang akan membawa mereka pagi ini. Fika berusaha mengejarnya untuk menyejajari langkahnya. Gadis ini memang sangat ekspresif. Dia tidak akan memikirkan apapun lagi jika sedang bahagia begini. Bahkan dia tidak peduli jika semua penumpang kini menatapnya aneh. Baginya mereka hanya iri dengan apa yang terjadi padanya sekarang. Mereka tidak seberuntung dirinya.

Fanny menoleh kebelakang, menatap Fika yang kini berada jauh dibelakangnya. "Fik buruaaan! Lelet banget deh lo. Entar pintu pesawatnya ditutup." Ia berteriak. Seorang pria muda yang berjalan disebelahnya menggeleng pelan sambil terkikik. Memalukan sekali!

PredestinationWhere stories live. Discover now