Chapter 8

13 3 0
                                        

"Fik, bangun dong lo bilang mau nemenin gue ketemuan sama Min Ho" Kata Fanny yang sedari tadi berusaha membangunkan sahabatnya bangun, jarang sekali Fika bangun telat begini biasanya dia selalu on time bangun pagi, Fanny tahu pasti ada yang lagi disembunyiin oleh Fika.

Apakah Fika masih kecewa terhadap Anin?batin Fanny dalam hati.

Fanny langsung menggelengkan kepalanya, tidak mungkin Fika mogok bangun pagi karena masih kecewa terhadap Anin? Yang benar saja. Fanny masih belum putus asa untuk membangunkan Fika dari mimpinya.

"Fik, lo bangun enggak? Kalau lo enggak bangun-bangun gue siram lo pake air comberan" Gerutu Fanny.

"APAAN SIH! MASIH PAGI INI!!" Ucap Fika dengan kesal karena Fanny sudah menganggu mimpi indahnya dengan sungjae

"Pagi? Iya dalam dunia lo sekarang masih pagi, di dunia gue uda siang. Mandi sana lo iler lo kemana-mana" Ucap Fanny dengan berkikik pelan.

"Sialan lo" Ucap Fika sedikit kesal dengan Fanny.

"Mandi yang bersih, dandan yang cantik mana tahu ketemu Sungjae dijalan, haha" Ucap Fanny berkikik pelan, Fika yang mendengarkan hanya mengangkat bahunya. Beginilah Fanny jika seseorang memiliki janji padanya akan diingat terus.

"Gue nunggu dibawah ya sayangku! Jangan lama-lama entar cantik gue hilang, lo mau nanggung jawab?" Ucap Fanny sedikit teriak agar Fika yang lagi mandi mendengarkan suara Fanny.

"BODO AMAT!" Ucap Fika kesal melihat Fanny yang sudah merusak mimpi indahnya bersama sungjae, dasar pengganggu.

*****

Fika turun dengan mengenakan jaket berbulu bewarna hijau tosca dan menggunakan celana jeans bewarna hitam. Hari ini Korea sangat dingin, Fika sangat merindukan cuaca yang ada di Indonesia yang hanya memiliki 2 musim, yaitu musim panas dan musim hujan. Tapi Fika tidak menyukai musim hujan karena hujan mengingatkannya kepada seseorang yang namanya masih terlukis indah di hatinya. Rian, empat huruf itu sukses membuat Fika membenci hujan, padahal dulu Fika sangat jatuh cinta terhadap hujan, menurut Fika hujan mampu menghilangkan beban dalam kehidupan sedikit demi sedikit. Namun, sekarang Fika sangat membencinya, sangat.

"Hujan nih, Fik. Lo mau berteduh dulu atau kita hujan-hujanan"

"Hujan-hujanan aja deh biar lebih dapat sweetnya, hehe." Ucap pria itu lagi yang sedari tadi menggenggam tangan Fika dengan erat. Rian takut akan kehilangan Fika yang selalu ada jika Rian butuh, karena Rian tidak ingin merasakan kehilangan sekali lagi, tidak untuk kedua kalinya.

"Sialan lo!" Fika memukul lengan cowok itu dengan gemas, dalam suasana seperti ini saja Rian masih bisa membuat rona merah dikedua pipi cewek itu.

Fika sepakat dengan usulan yang dibuat oleh Rian, mungkin menurut Fika itu usulan yang tepat agar cepat sampai di rumah. Fika langsung menyusul Rian menuju motor besar yang berwarna biru itu, Rian menancapkan motornya, membelah hujan yang sedang mengguyur kota Jakarta. Fika memeluk pinggang Rian dari belakang dan membenamkan kepalanya ditubuh Rian, Fika takut, semua ini hanya mimpi. Sampai sekarang Fika masih heran dengan Rian dia selalu membuat hati Fika menggebu-gebu dengan tingkah Rian yang selalu membuat Fika gemes dengan cowok itu tapi Rian masih saja menggantung status mereka, Seluruh siswa SMA airlangga tahu-nya kalau Fika dan Rian adalah sepasang kekasih, tidak untuk Rian dan juga Fika.

"SIALAN!!. Kenapa sih lo datang terus di pikiran gue? Enggak jerah apa? Gue capek mikirin lo doang" Ucap Fika lirih, lagi lagi rentetan Masa lalu Fika datang lagi. Padahal dia tidak ingin mengingat cowok itu, cukup sudah cowok itu yang membuat goresan indah tepat dihati Fika tapi jangan sahabatnya yang menambah goresan indah itu lagi, jangan.

"Lama amat lo oneng, gue nunggu lo dibawah dari tadi-" Ucap Fanny dengan sedikit sebal. "LO KENAPA FIKAA!" Teriak Fanny begitu melihat Fika yang sudah duduk dilantai dan menangis tersedu-sedu.

"gue.. guee.. " Ucap Fika terbata-bata, sambil menghapuskan air matanya.

"Cukup Fik! Kalau lo gini terus, gue juga bingung harus apa? Gue yakin lo pasti bisa mengahadapi ini semua, bukan cuman lo, kita akan bersama sama menghadapi semua ini, sabarya sayang" Ucap Fanny lirih langsung memeluk sahabatnya dengan erat, mungkin dengan pelukan ini Fika akan kembali seperti Fika yang ceria, jutek, kuat, dan bersikap manis setiap detik didepan sahabat sahabatnya. Fanny sangat merindukan sahabatnya itu.

"Gue capek Fan, enggak seharusnya gue jatuh hati kepadanya terlalu dalam. Gue jatuh Fan, sangat jatuh." Ucap Fika lirih, Fika sangat menyayangi Rian tapi Rian? Dia hanya mencintai Anin bukan Fika, Fika tau itu. Fika juga tidak bisa memaksa Rian untuk membalas cintanya hanya saja Fika ingin Rian mengerti seharusnya ia tidak pernah melakukan hal yang terlalu manis terhadap Fika.

"I know you so well, Fik" Ucap Fanny mengelus punggung sahabatnya dengan penuh kasih sayang. "Lo yang sabar ya, gue tahu lo enggak selemah ini, kita hadapin ini bareng bareng ya Fik" Ucap Fanny yang sedari tadi memberi semangat kepada sahabatnya itu. Fanny membatalkan pertemuannya dengan Min Ho karena Fanny tidak mungkin meninggalkan Fika dalam keadaan seperti ini, apalagi hubungan Fika dan Anin juga belum baikan. Fanny harus menyatukan persahabatan mereka apapun yang terjadi.

*****

Anin menjalani tugasnya yaitu harus kuliah tanpa absen apapun alasannya, karena biaya kuliah di korea sangat mahal jadi kalau dia bermain-main sia-sia sudah pengejaran ilmu sampai Negara asing ini, tapi untung saja bahwa Anin mendapatkan beasiswa ke korea jadi biayanya tidak semahal seperti biasanya. Jadi dia tidak terlalu memikirkan ini toh juga Anin bekerja untuk mencukupi kehidupan sehari-harinya, Anin enggak ingin menambahkan beban dikeluarganya, bukan keluarga Anin dikategorikan sebagai orang tidak mampu, tetapi prinsip Anin dari kecil adalah tidak ingin memberi pikiran kepada keluarganya, hanya itu.

Anin sedang berdiri tegak di blakon kampusnya, memikirkan apa yang akan Anin lakukan agar Fika memaafkan kesalahan Anin. Anin sangat tahu kesalahan dia bukan masalah sepele. Semesta sangat kejam, baru berapa hari dia ditemukan oleh sahabatnya, semesta sudah menguji seberapa kuat hubungan mereka.

"Ck, gue yang kejam atau semesta?" Ucap Anin berdecak sebal, bisa-bisanya semesta mempermainkan sebuah hubungan yang susah payah mereka satukan dari zamannya gameboy sampai zaman Nintendo, seharusnya hubungan mereka tidak selemah ini. Anin mengembuskan napasnya dengan kasar.

*****

PredestinationWhere stories live. Discover now