Chapter 2

22 5 0
                                        


Fika mengenakan coat merah maroon dan syalnya. Diluar dingin sekali. Ia tidak tahu tepatnya berapa derajat, namun yang ia tahu pasti saat ini sangatlah dingin. Diliriknya Fanny yang saat ini juga sedang mengenakan coat biru mudanya. Gadis itu terlihat bersemangat sekali. Meski agak sedikit kecewa karena Anin tidak bisa mengantar mereka hari ini, setidaknya ada Kia yang menggantikannya. Syukurlah.

Hari ini mereka akan pergi ke hotel dimana akan bertemu dengan aktor Lee min Ho tersebut. Meski acaranya akan diadakan beberapa hari lagi, tapi mereka harus tetap kesana hari ini untuk briefing. Fanny maupun Fika belum tahu pasti acara seperti apa yang akan mereka hadiri nanti. Yang pasti mereka tahu adalah mereka akan dinner dengan aktor tampan itu nanti. Pasti akan sangat menyenangkan dan tidak akan terlupakan.

Fanny melirik jam tangan merah mudanya sebelum mulai mengenakan sepatunya. Sudah pukul 8 pagi. Briefing akan dimulai sekitar dua jam lagi. Mereka harus cepat karena jarak yang terbilang jauh antara kontrakan Anin dengan Hotel tersebut.

"Kiaaaaaaaaa! Buruan!" Fanny berteriak sambil mengenakan sepatu kets putihnya.

Kia berlari menuju pintu sambil berusaha mengenakan flatshoes-nya. Fanny terus-terusan memanggilnya dari luar sehingga membuatnya kalang kabut. Ini yang minta tolong siapa yang harus nurut siapa, batinnya. Tapi begitulah Fanny. Tidak peduli siapa yang ada diposisi meminta tolong, dia akan tetap pada posisi super-sibuk-dan-nggak-tahu-diri seperti itu.

"Sorry. Gue pipis dulu tadi. Jadi lama."

"nggak apa-apa." Fika merangkulnya. "Jadi kita harus ngarah kemana nih?" Tanyanya.

"sana.." Kia menunjuk ke arah kanan. "haltenya ada disana." Sambungnya.

Fika mengangguk lalu mulai melangkah masih dengan merangkul Kia.

Fanny mencibir, "eh nyet, sok akrab banget loh." Bisiknya.

Fika nyengir, sialan si Fanny, batinnya seraya melepaskan rangkulannya dipundak Kia. Sejenak Kia menolehnya namun kemudian kembali menatap ke jalanan.

Halte tidak terlalu ramai. Mungkin karena ini sudah tidak terlalu pagi. Kata Anin memang biasanya halte akan ramai sekali dibawah jam 8 pagi dan diatas jam 5 sore. Tidak usah ditanya mengapa, siapapun pasti sudah tahu jawabannya. Namun Fanny tetap menanyakan mengapa begitu.

"kok gitu?" Tanyanya semalam.

Anin menghela nafas kesal, kemudian menjawab. "ya karena diatas jam 8 banyak yang berangkat kerja ataupun sekolah. Dan diatas jam 5 sore itu baru pada pulang."

Setelah kurang lebih 5 menit menunggu, akhirnya bis yang akan membawa mereka ke halte selanjutnya pun tiba. Dengan sigap orang-orang yang tadinya mengerumuni halte, berjalan menuju pintu bis yang terbuka secara otomatis. Disana terlihat seorang pria paruh baya yang sudah pasti adalah seorang yang berasal dari negara ini menyapa para penumpangnya dengan sopan sambil tersenyum. Ramah sekali.

"annyeonghasseo." Ia menyapa Kia yang berjalan masuk lebih dulu.

Kia membalasnya sambil membungkuk 90o dan tersenyum, kemudian berkata, "tiga orang dewasa." dalam bahasa Korea.

Pria paruh baya itu mengangguk mengerti. Tidak seperti Fika dan Fanny yang hanya celingak-celinguk menyaksikan percakapan singkat antara Kia dengan pria itu. Mereka hanya sempat mendengar Kia memanggil pria itu dengan sebutan 'ahjussi'. Semua pecinta drama Korea pasti akan mengerti apa arti dari panggilan itu dalam bahasa Indonesia.

PredestinationWhere stories live. Discover now