Night Changes_Tujuh

6.4K 164 2
                                    

Pembenahan informasi. Udah baca Attention di part atas? Aku mau refisi sedikit. Mungkin adegan...— you know lah... Mungkin di mulai dari part 8. Lebih tepatnya setelah Julius pulang dari London. Terima kasih, aku cuma mau ngomong gitu aja.

- Baby Xxx -

***

Anna's

Kalian tau. Sesuatu yang terjadi begitu saja selalu membawa perubahan pada diri kita. Begitulah yang aku rasakan. Berada di dekat Julius membuatku merasa Aman. Walau aku tau kami baru beberapa hari dekat, kami sudah menjadi sepasang kekasih. Dan walaupun umur kami terpaut beberapa tahu.

Aku sama sekali tidak tahu apakah langkah yang aku dan Julius ambil benar atau salah. Aku yakin tidak ada sedikitpun keraguan dalam diriku. Aku percaya kepada Julius. Aku bisa melihat tidak ada sama sekali kebohongan di matanya.

Belakangan ini. Julius rajin menghubungiku walau diwaktu yang kurang tepat. Aku hanya mendengar keluhan manjanya. Aku sempat berfikir kalau Julius tidak ingat pada umurnya.

Hari ini aku masih pada kebiasaan yang aku lakukan beberapa hari belakangan ini. Aku hanya duduk duduk santai di rumang atau kadang Hang out bersama teman temanku. Kuberitahu kalian sesuatu. Teman temanku yang aku maksud bukan hanya Gisell, Jane, Kaaya, dan Ally saja. Namun, juga teman temanku yang lainnya. Mungkin lain kali aku akan menceritakannya.

Satu hal lagi. Entah mengapa beberapa hari belakangan ini. Aku juga sedikit merindukan Julius. Atau mungkin sangat merindukan Julius. Dan aku sangat merindukan bibir penuh Julius menjelajahi bibirku. Aku menggeleng keras. Ada apa denganku saat ini.

Aku tersentak ketika mendengar dering ponselku. Kulihat kearah ponselku. Tertera nama Julius di sana. Kukecilkan volume televisi. Kemudian mengangkat telefon dari Julius.

"Hallo, Julius."

"Hai Amour. Apa yang sedang kau lakukan, sepertinya kau sangat gembira."

Aku berdeham pelan. "Aku hanya sedang menonton televisi. Dan lagi pula aku merasa biasa biasa saja. Disini sangat sepi karena tidak ada kau." Aku melotot seketika. Apa yang aku katakan.

Kudengar kekehan ringan disana. "Aku sudah menduganya, Amour. Kau akan sangat merindukanku."

Aku memutar kedua bola mataku. "Kau terlalu percaya diri tuan!."

Dan aku tidak menyadari sama sekali kalau waktu bergulir begitu cepat. Banyak yang aku dan Julius bicarakan. Bahkan hingga aku tidak mengingat beberapa topik yang kami bicarakan.

Aku meletakan ponselku di atas meja. Berlalu melangkah pelan menuju pintu karena tadi aku mendengar seseorang mengetuk pintu. Ketukan kembali terdengar ketika aku sudah di depan pintu.

Aku memutar kedua bola mataku. Kemudian dengan sedikit kesal, aku membuka pintu. Saat pintu terbuka, muncul Julius di depanku dengan senyum menawannya. Aku melotot seketika. Menutup mulutku menggunakan telapak tangan.

Ya tuhan. Aku sungguh sangat merindukannya, jadi aku sedikit berlari kearahnya. Menubruk tubuhnya lalu memeluknya erat. Aku sangat merindukan aroma maskulin khas Julius. Aku bisa merasakan tangan Julius mengelus punggungku dan Julius yang tengan menciumi puncak kepalaku.

"Kau tidak menyuruhku untuk masuk, Amour?" Aku sedikit tersentak, melepaskan pelukanku. Kemudian, menyuruhnya untuk masuk. Semantara Julius sudah melangkah masuk, aku menutup pintu.

Saat aku berbalik. Aku menemukan Julius yang tengah duduk di sofa. Aku berjalan mendekat kearahnya. Dia melirik kearahku, kemudian tersenyum. Menepuk nepuk pahanya, menyuruhku untuk duduk di sana. Aku menggeleng karena kupikir itu ide yang sangat buruk.

Night ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang