Night Changes_Dua Puluh

5.8K 140 9
                                    

Tidak ada yang terjadi. Semuanya dalam keadaan yang baik baik saja. Dan akhirnya Julius bisa menarik nafasnya lega. Namun, masih ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Bahkan, Ia sudah meminta beberapa warior untuk memata matai Anna.

Pintu ruangannya terbuka dengan kasar. Seseorang masuk dengan tergesa gesa dan wajah yang diliputi kepanikan.

Seketika Julius mengerti, Julius tau apa yang akan dikatakan orang itu. Sudah bisa di lihat dari raut wajah orang itu, kalau sesuatu baru saja terjadi.

Julius bangkit. Ia berlari keluar ruangannya.

Di luar. Sudah ada beberapa orang yang dengan wajah panik mereka masing masing.

Julius merebut kunci mobil di tangan suprinya. Kemudian, membawa mobil itu dengan kecepatan tinggi. Diikuti beberapa mobil di belakangnya.

Julius sengaja melewati jalan yang sama dengan jalan yang Anna ambil. Dan Ia bisa melihat bagaimana parahnya mobil Anna yang ringsek dan sebagian lagi terlindas oleh truck.

Bayang bayang ketakutan menyelimutinya. Bagaimana keadaan Anna? Apa dia baik baik saja? Walau Julius sudah tau jawabannya adalah... Tidak!.

Tidak butuh waktu sepuluh menit untuk Julius sampai di rumah sakit. Sudah ada beberapa Warior di sana untuk menjaga keamanan rumah sakit itu.

Dengan insting wolfnya yang sangat kuat. Ia berlari mengikuti aroma Anna. Hingga dirinya menemukan Grek and Arvel, Gamma dan Betanya. Terlihat kalau tubuh Grek di penuhi darah. Darah Anna. Sedangkan Arvel, dia terlihat sangat cemas.

"Katakan bagaimana Anna?"

"Julius tenanglah, Dokter sedang menangani Anna. Semuanya.... Akan baik baik saja. Kau harus yakin dengan itu."

Julius memilih duduk di kursi tunggu. Sedikit menenangkan pikirannya.

"Julius, ini." Grek menyerahkan sesuatu padanya. Sebuah liontin.

"Milik siapa ini?" Ia menyentuh kalung itu. Ada sedikit bercak darah di sana.

"Itu milik Anna. Ia memberikannya sesaat sebelum Ia kehilangan kesadarannya. Ia berkata kalau aku harus memberikannya kepadamu." Jelasnya.

Ia mengamati kalung itu sebentar. Kemudian memasukannya kedalam saku jas yang Ia gunakan.

.
.

Sudah tiga jam Anna di dalam ruang operasi. Julius sudah tidak tahan lagi. Sudah sedari tadi Ia berjalan mondar mandir. Ada dorongan dari Kris untuk mendobrak pintu ruang operasi.

Tapi, Ia tidak mungkin melakukan hal konyol seperti itu.

"Julius tenanglah. Kau duduk saja dulu. Aku pusing melihatmu yang mondar mandir seperti itu." Kini giliran Kayla - Adik perempuan Julius- yang berbicara.

Julius menghiraukan ucapan adiknya itu. Hingga pintu ruang operasi terbuka dan munculah seorang dokter yang sedang membicarakan sesuatu dengan suster di sampingnya.

"Bagaimana Anna? Apa dia baik baik saja?" Sembur Julius.

Dokter dan suster itu saling pandang sebentar. Ada raut takut di wajah mereka. "Begini Alpha. Operasi memang berjalan lancar. Namun..."

"Namun Apa?" Tanya Julius was was. Bahkan Ia sudah menyiapkan tinju untuk memukul wajah dokter itu kalau sesuatu yang buruk terjadi pada Anna.

"Namun kami tidak tau kapan Luna akan bangun." Ucap sang dokter ragu ragu.

"Apa yang kau katakan?"

Sang dokter mengambil nafasnya dalam. "Luna mengalami benturan yang cukup keras di kepalanya. Dan luka di kepalanya itu, membuat kami tidak tau kapan Luna akan bangun. Itu tergantung dengan kestabilan kondisi Luna." Jelasnya panjang lebar.

"Lalu, apakah ada masalah yang lain?"

Dokter itu nampak ragu. "Alpha, bisakah kita membicarakan ini di ruanganku saja?"

Julius berfikir sejenak. "Baiklah kita bicara di ruanganmu."

Lalu sang dokter meminta kepada suster yang bersamanya untuk memindahkan Anna ke ruang rawat.

Julius duduk dengan gelisah di hadapan dokter tadi. "Jadi seperti ini Alpha." Nada bicaranya terdengar sangat serius.

"Luna juga mengalami sedikit benturan di punggungnya. Dan itu menyebabkan Luna.... Tidak bisa berjalan."

Bagai tersambar petir ribuan Volt, tubuh Julius menegang seketika. "Anna lumpuh?"

Dokter tersebut menggeleng pelan. "Kaki Luna akan sedikit kaku. Dan kita harus melakukan terapi terlebih dahulu untuk menyembuhkannya." Julius menghembuskan nafasnya lega.

"Lalu? Apakah ada yang lain lagi?"

"Luna mengalami patah tulang kanan dan luka di bagian perutnya. Tapi anda tidak perlu khawatir. Selain itu, semuanya baik baik saja. Namun..."

Julius mengepalkan tangannya. "Namun apa? Katakan dengan jelas!"

"Kita harus melakukan beberapa tes lagi untuk mengetahui apakah ada komplikasi atau tidak."

.
.

Julius melangkah menuju ruangan rawat di mana Anna berada. Di depan kamar rawat Anna. Sudah ada dua orang yang sengaja di suruh untuk menjaga ruangan itu.

Memang tidak ada yang di perbolehkan masuk kedalam ruang rawat Anna sebelum kondisinya semakin stabil.

Julius mendapati semua orang tengah menunggunya. Entah sudaj sejak kapan. Bahkan Mom dan Dadnya sudah ada di sana. Mereka nampak turut bersedih dengan yang terjadi.

"Bagimana, Nak? Semuanya baik baik saja bukan." Tanya Vyn.

"Seperti kelihatannya. Semuanya tidak baik baik saja Mom. Sama sekali tidak." Julius menunduk.

"Sudahlah, kau tidak perlu seperti itu. Kalau kau percaya. Semuanya akan baik baik saja."

"Aku berharap seperti itu. Selamanya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 10, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Night ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang