Night Changes_Enam belas

4.4K 124 0
                                    

Maaf baru bisa update sekarang. Aku lagi nulis cerita baru makannya cerita ini sedikit terbengkalai.

Ya udah dech. Silahkan di baca....

***

Anna terjaga dari tidurnya. Kamar ini terlihat sangat gelap. Entah kemana perginya Julius.

Anna melirik kearah nakas. Jam masih menunjukan pukul satu malam. Rasanya masih sangat malas untuk berajak bangun. Namun, rasa haus mengalahkan rasa malasnya.

Dengan sedikit mengantuk, Anna bangkit dari ranjang. Mulai melangkah menelusuri lorong yang bercahaya remang remang.

Di sisi lain. Di sebuah ruangan. Julius tengah berkumpul dengan beberapa orang di sana. Wajah mereka nampak begitu serius.

"Kalian mengerti bukan, dengan apa yang aku katakan?"

Semua orang yang ada di sana sontak mengangguk. Alpha mereka menyuruh mereka untuk bersikap sewajar mungkin di depan Luna. Dan, mereka tidak boleh memanggil Julius dengan sebutan Alpha ketika berada di depan Anna, dan mereka juga tidak boleh memanggil Anna dengan sebutan Luna. Untuk sementara waktu tentunya.

"Kuharap kalian benar benar melakukan apa yang aku perintahkan." Ucapnya dingin namun terkesan tegas.

"Kami akan melakukannya, Alpha." Ucap mereka.

Anna yang telah selesai dengan rasa hausnya, menyeritkan dahinya ketika mendengar suara suara orang tengah membicarakan sesuatu. Anna mengikuti arah suara suara itu. Hingga dirinya berada tepat di depan sebuah pintu.

Anna menempelkan telinganya pada pintu. Namun, ia masih belum bisa mendengar dengan jelas apa yang terjadi di dalam sana.

Sedangkan di dalam sana. Julius menghelang nafasnya, ia tau kalau Anna tengh menguping pembicaraannya.

"Masuk saja Anna. Tidak usah menguping di balik pintu." Julius berucap sedikit berteriak.

Anna tersentak. Menggigit bibir bawahnya kuat kuat. Dengan sedikit ragu, Anna membuka pintu ruangan itu. Matanya langsung bisa melihat banyak orang di dalam ruangan itu.

"Apa aku mengganggu?" Ucap Anna lirih.

Julius menggeleng. "Tidak. Dan apa yang kau lakukan malam malam begini?"

Anna menunduk. "Aku terbangun, Julius. Dan aku merasa haus. Jadi aku turun dan mengambil air minum."

"Tapi, kenapa kau tidak memanggilku atau memanggil pelayan?"

"Karena kupikir semua pelayan sudah tidur dan kau tidak ada di dalam kamar jadi, aku mengambil airnya sendiri."

Julius berdecak sebal. "Kau sudah selesai dengan minummu bukan? Sekarang kembalilah ke kamar dan tidur!"

Anna hanya mengangguk saja. Lagipun, rasa kantuknya kembali datang menyerangnya.

"Bisa kita lanjutkan pembicaraannya?" Ucap Julius ketika Anna sudah keluar dari ruangan itu.

Semua orang yang ada di sana hanya mengangguk. Kembali mendengarkan perintah perintah yang Alpha mereka suruh.

***

Julius membuka pintu kamatnya. Ia sedikit tersenyum ketika melihat Anna yang tidur memunggunginya.

Julius berjalan mendekati Anna. Ia sedikit menyingkirkan rambut yang menutupi wajah cantik Anna. Anna nampak begitu tenang. Bahkan tidurnya tidak terusik sedikitpun saat Julius menyentuhnya.

Julius menyetuh kedua mata Anna yang tertutup kemudian hidur Anna fan berakhir pada bibir tipis Anna. Julius menyusap bibir Anna. Ia bisa merasakan tekstur lembut dari bibir Anna yang kini sudah menjadi candunya.

Julius menarik dagu Anna. Membuat mulut Anna terbuka. Seketika aroma vanila langsung menyeruak masuk kedalam indera penciumannya.

Julius mengecup pelan bibir Anna. Menikmati teksur lembut dari bibir Anna di bibirnya. Menjilat bibir bawah Anna, membuat bibir Anna basah akan salivanya.

Julius tersenyum saat melihat bibir Anna basah. Ia melangkah pelan menuju kamar mandi dan meninggalkan Anna.

Air shower langsung membasahi tubuh Julius. Setidaknya air dingin bisa meringankan bebannya. Belakangan ini, masalah pack semakin banyak. Apalagi mengenai rogue. Beberapa kali Ia mendengar laporan kalau rogue menyerang pack.

Ia berfikir pack tidak memiliki masalah dengan rogue. Lalu apa yang sebenarnya terjadi. Ribuan pertanyaan langsung memenuhi kepalanya.

Namun, apapun yang terjadi. Julius harus selalu fokus kepada Anna. Sekarang Anna adalah prioritas pertamanya. Anna adalah tanggung jawab terbesarnya.

'Julius?!'

'Ck! Bisakan kau tidak menganggu mandiku?'

'Tapi aku tidak perduli dengan itu!'

'Lalu apa? Cepat katakan!'

'Aku merasa akan ada sesuatu yang terjadi!'

'Maksudmu?'

'Aku tidak tahu Julius. Tapi, perasaan itu selalu menyelubungiku. Tidakkah kau Juga merasakannya?'

'Tidak!'

'Kau harus selalu waspada Julius. Pantau semua perbatasan pack dengan benar.'

'Baiklah, aku akan melakukannya!'

Julius melilitkan handuk di pinggangnya. Seketika perasaan aneh yang Kris katakan juga datang menghantuinya. Sebenarnya apa yang akan terjadi?

Julius merangkak naik keatas tempat tidur hanya dengan menggunakan boxer. Ia tidak takut kedinginan, bahkan ketika ia berada di luar ruangan saat badai salju. Ia tidak akan merasakan dingin.

Julius menarik Anna agar lebih dekat padanya. Kepalanya bersembunyi di lekuk leher Anna, mencium aroma lavender yang begitu pekat di sana.

"Tidak akan ada hal buruk yang terjadi padamu. Aku akan memastikan itu terjadi!" Ucapnya kemudian menghisap leher Anna. Menimbulkan bercak merah.

Julius mulai menutup kedua matanya. Hingga warna hitam mendominasi penglihatannya.

***

Sorry for the typo and short chapter. Vote and coment please.

See you next chapter guys...

Night ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang