Night Changes_Lima belas

4.5K 141 0
                                    

Anna terbangun dari tidurnya. Ia sedikit meringis saat merasakan tulang tulangnya hampir terlepas seluruhnya. Apalagi bagian punggung dan tengkuk lehernya.

Anna mengusap matanya beberapa kali. Ia sedikit terbelalak terkejut ketika melihat tempat yang sedikit asing di matanya. Tempat ini bukan apartementnya atau penthouse milik Julius. Lalu ini dimana?

Anna menatap was was kesegala arah. Rasa takut menusuk kedalam dirinya. Dan suara pintu terbuka membuatnya sedikit terkejut hingga ia menarik selimut lebih tinggi lagi.

Di depan pintu, Julius menatap Anna yang sudah terbangun. Bibirnya sedikit berkedut menahan tawa, bagaimana tidak. Kalau kalian melihat Anna saat ini, dijamin 99% kalian akan tertawa.

Julius melangkah pelan mendekati Anna. Duduk di damping Anna. Tangannya mengelus pipi Anna membuat Anna merinding seketika.

Anna merasakan sesuatu menyentuh bibirnya. Menekannya agar kembali tiduran. Bibir Julius terus bergerak dia atas bibir Anna. Hingga ketukan pintu membuat aktivitas keduanya terhenti. Julius menggeram marah dan Anna hanya terkekeh ringan.

Anna memperhatikan Julius yang tengah berbicara dengan salah seorang pelayan. Julius berbalik menatap Anna. "Mandilah Anna, aku akan menunggumu di bawah." Julius beranjak pergi meninggalkan Anna.

Dengan sedikit kesal, Anna melangkah menuju kamar mandi. Menghabisakan beberapa waktunya berkutat bersama dengan peralatan mandi.

Anna melangkah keluar dengan handuk yang melilit di tubuhnya dan di rambutnya. Ia menengok kekanan dan kekiri, memastikan Julius ada di dalam atau tidak.

Anna mulai melangkahkan kakinya ketika ia merasa yakin bahwa Julius tidak ada di dalam kamar itu.

Anna sedikit berlari memasuki walk closet. Saat ia mencari pakaian untuk wanita ia tidak menemukannya. Jadi ia mengambil sakah satu kemeja putih polos milik Julius.

Anna mengenakan kemeja itu dan kemeja itu jatuh tepat di pahanya. Anna menatap dirinya di depan cermin. Ia tidak menggunakan bra maupun celana dalam dan lihatlah, putingnya yang menonjol begitu terlihat.

Anna mencari celana untuk ia pakai. Namun, semua celana Julius kebesaran di tubuh kecilnya. Dan yups.. dia menemukan satu celana ketat) yang pas untunya. Dan saat digunakan. Celana itu tertutupi oleh kemeja Julius.

Sebenarnya Anna merasa kurang nyaman dengan pakaian seperti itu. Ia serasa telanjang. Namun, apa yang bisa Ia perbuat.

Anna melangkah menuruni tangga. Kakinya serasa hampir terlepas. Ternyata Ia berada di lantai tiga. Anna tidak percaya dengan rumah ini. Mungkin rumah ini tidak pantas untuk disebut sebuah rumah. Melainkan disebut sebagai sebuah istana.

Anna menemukan Julius yang tengah berbincang. Wajah mereka terlihat serius. Entah apa yang mereka bicarakan, Anna tidak bisa mendengarnya. Yang bisa Anna tangkap adalah kata penjagaan yang lebih ketat. Memang penjara harus di jaga dengan ketat?

Julius mereasakan aroma lavender yang begitu pekat di sekitarnya. Kris Juga berkata bahwa Anna ada di dekatnya. Lantas ia menghentikan pembicaraannya dan memutar kepalanya.

Ia menatap tajam kearah Anna yang berdiri di ujung tangga. Bagaimana mungkin Anna bisa menggunakan kemejanya tanpa bra di depan semua orang orangnya.

Julius melangkah cepat kearah Anna. Beberapa orang yang ada di sana juga turut menatap Anna namun, mereka langsung memalingkan wajah mereka.

Julius melangkah mendekati Anna. Aura gelap begitu terasa keluar dari dalam tubuhnya. Anna melangkah mundur seiring dengan langkah Julius yang mendekatinya.

Anna sudah tidak bisa mundur lagi. Ia sudah mentok di tembok. Julius yang berdiri di depannya dengan wajah garang membuatnya gelagapan.

"Kenapa kau memakai pakaian seperti ini, Anna." Tubuh Anna sedikit bergetar ketika mendengar suara Julius yang berat dan terdengar serak.

"Emm.. Anu.. Aku tidak menemukan pakaian yang lain." Anna menundukan kepalanya. "Maaf." Satu kata yang keluar dari mulut Anna membuat Julius menghelang nafasnya panjang.

"Lalu, kenapa kau tidak memanggilku?"

Anna mendongkak, menatap Julius dalam. "Karena aku tidak mungkin berterika seperti orang gila, dan aku juga tidak mungkin keluar kamar hanya dengan handuk yang melilit di tubuhku. Kau akan lebih marah lagi kalau kau mengetahuinya."

Julius sangat tidak percaya dengan yang Anna katakan. Ia sedikit tersenyum. Gadisnya sudah mulai mengerti dirinya.

Julius menarik wajah Anna. Mencium bibir Anna dalam dalam.

"Makanlah Anna, aku yakin kau lapar." Julius mengusap pelan pipi Anna.

"Kau tidak ikut makan?"

"Aku akan makan nanti, aku masih ada urusan yang harus di selesaikan." Anna mengangguk. Melangkah meninggalkan Julius.

Julius sediri tidak bisa menahan semuanya. Apa lagi ketika ia melihat Anna yang terbukus pakaian seperti itu. Di bawah sana juga sudah kembaki terasa sesak. Sangat menyiksa.

***

Anna menyembunyikan wajahnya di dada bidang Julius. Mereka menghabiskan malam mereka dengan hal hal yang tidak berguna namun menyenangkan.

Julius mengeratkan dekapannya pada tubuh Anna, membuat Anna merasa semakin hangat.

Sebenarnya malam ini Julius ada urusan penting. Namun, Anna memaksa Julius untuk menemaninya tidur. Dan Julius tidak bisa berbuat apa apa selain mengiyakan permintaan Anna.

Julius merasakan hembusan nafas yang teratur di dadanya. Itu artinya Anna sudah tertidur. Julius memindahkan kepala Anna kebatal. Menarik selimut lebih tinggi agar Anna merasa tetap hangat.

Julius mencium dahi Anna pelan, kemudian mencium bibir Anna cukup lama sebelum meninggalkannya sendirian.

***

Hai balik lagi....

Sorry for the typo.

And jangan lupa vote sama komennya. Kalo nggak nanti aku ngambek loh. Aku mogok update.

Vote yang banyak. Follow juga yahh. Byeee

Night ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang